Nine

825 26 0
                                    





















“Hei Hunchae-ya~ ada apa?“ Jiyong semakin khawatir memegangi kepala Chaerin.

Tapi Chaerin semakin terisak saat Jiyong mengelus kepalanya dan memeluknya erat.

Mata Jiyong menangkap amplop misterius yang tergeletak disamping tas Chaerin.

‘Apa itu?’

“Aku hanya.. Maaf oppa..” Chaeein melongarkan pelukannya “aku.. aku..“ sambil membenarkan duduknya Chaerin kesulitan untuk berbicara karena nafasnya terputus-putus karena sesak.

“Tenanglah..” Jiyong mengusap air mata Chaerin yang banyak mengalir di pipinya “jangan banyak bicara dulu, kita bicarakan semuanya dirumah..”

Chaerin kembali terisak dan menggeleng keras karena tidak setuju dengan pemikiran Jiyong. Entah karena terlalu keras menggeleng atau efek pingsannya, kini kepala Chaerin terasa berputar.

Jiyong menghela nafas berat “Baiklah, apa yang ingin kau katakan?” salah satu tangan Jiyong merangkul bahu Chaerin dan satunya merapikan rambut Chaerin yang terkena keringat.

“argh” Chaerin mengeram pelan sambil memejamkan matanya “aku.. argh” Chaerin mencengkram kepalanya “aku...” seperti ada lubang hitam yang kini berputar-putar didalam kepalanya. Hingga semakin lama lubang itu semakin besar dan menghisap tubuh Chaerin.

Mimik Jiyong berlonjak lebih khawatir “A-Apa? Hunchae..” Jiyong menepuk pipi Chaerin yang diketahui kembali pingsan. Jiyong langsung menggendong Chaerin “Kenapa selalu keras kepala seperti ini?“

“Sampai kapan kalian seperti orang bodoh! Bukakan mobil cepat!!” Jiyong berteriak keras kearah Kalil dan Harold yang masih menunduk didepan mobil.

Keduanya terkejut tapi dengan cepat Harold berlari kearah mobil Jiyong dan membuka pintu.

“Dan kau, ambil tas Chaerin” perintah Jiyong pada Kalil sebelum memasukkan Songgun kedalam mobil.

“Ba-baik Master“ dengan cepat Kalik mengambil tas beserta amplop Chaerin.

Jiyong masih tak terima dengan perilaku keduanya. Mungkin jika Jiyong tau Chaerin lah yang meminta keduanya untuk ditinggal, mungkin Jiyong tak semarah ini. Tapi tetap saja keduanya merasa bersalah karena tidak mengawasi nonanya tapi malah pulas tertidur.







***







Hampir 10 menit Jiyong tak berhenti melangkahkan kakinya bertutar-putar tepat didepan pintu kamar Chaerin. Didalam, Chaerin sudah diperiksa Mrs. Annie yang juga dokter keluarga Chaerin di Perancis.

“Per-permisi Master, in-ini milik Miss Chaerin” dengan takut-takut Kalil memberikan tas dan amplop Chaerin kepada Jiyong.

Jiyong menghentikan langkahnya dan menatap acuh Kalil “Kau ingin menjelaskan sesuatu?“ kata Jiyong berusaha untuk mengontrol emosinya sambil menerima tas dan berkas misterius itu lalu ia letakkan diatas nakas yang tidak jauh darinya.

Kalil masih diam.

Jiyong melipat kedua lengan tangannya didepan dadanya “Aku menunggumu..”

“Hari ini …” Kalil memberi jeda untuk menelan ludahnya sebelum mengatakan yang sebenarnya pada Jiyong. Meskipun nonanya melarang untuk mengatakan semuanya pada Jiyong tapi ia fikir ia harus menyalamatkan dirinya sendiri agar tidak disalahkan.

“Hari ini Miss bertemu dengan Mrs. Han.“

Jiyong melepaskan kaitan lengannya dan rahangnya tergigit keras mengetahui hal itu. “Apa katamu? Nyonya Han?” Jiyong mengulangi apa yang diucapkan Kalil.

Love You Again? 🔞✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang