Lega

14 2 0
                                    

"Bersyukur, dan bekerja keras lebih baik lagi"

Setelah seminggu kemarin aku bergelut dengan skripsiku akhirnya skripsiku selesai juga pas di hari yang di tentukan pembimbingku, pembimbingku mengecek skripsiku dan katanya lumayan, nanti kamu sidang harus bagus dan jangan sampai ada salah, ujar dosenku kepadaku.
Ya siap ga siap ini harus siap karena ini kesempatan emasku untuk lulus lebih cepat di kampus ini, ya walaupun aku memberikan hasil skripsiku satu pekan sebelum sidang di laksanakan, aku tetap yakin aku pasti bisa lulus sidang dan mendapat ipk yang bagus, ya mudah-mudahan saja semuanya lancar.

Adzan dzuhur berkumandang aku bergegas pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat, dan meminta kemudahan untuk sidang besok, tenang nya hati telah melaksakan perintahmu yaallah.
Ketika aku sedang memakai sepatu tiba-tiba handphoneku berdering, ternyata ada telepon dari andri, sontak aku langsung mengangkatnya.
"Hallo dri ada apa?"

Andri "To dimana, gimana skripsilu diterima ga?"

Anto "Alhamdulillah dri, napa lu aneh bener nanya skripsi gue"

Andri "Yaelah to gue kan cuma mau mastiin takutnya ga di acc kasian nanti lu, kapan lo pulang kerumah to?"

Anto "Yaelah iya syukur dosen pembimbing gue ga banyak ngeritik, nih gue mau pulang"

Andri "Ok to hati-hati gue tunggu ya dirumah ada sesuatu nih yang perlu gue kasih tau sama lu".

Anto "iya"

Aku pun berjalan keluar dari kampus dan pulang menggunakan angkutan umum, atau yang sering di sebut angkot, didalam angkot aku melihat seorang ibu-ibu yang membawa banyak belanjaan sedang mengobrol dengan anaknya, obrolan mereka asik sekali si ibu kadang tertawa-tawa saat anak laki-laki pingin dibelikan es krim paling enak yang belum pernah orang lain beli. Seketika aku pun ikut tertawa karena mendengarnya lucu nya ade ini berkata. Sontak aku juga jadi teringat ibu dirumah (bandung), dulu aku juga sering ikut ibu ke pasar naik angkot, ya yang paling kusuka belanja ke pasar itu karena aku bisa lihat berbagai macam sayuran dan ikan-ikan, sungguh asik sekali masa itu.
Ternyata angkot yang di tumpangiku sudah sampai di depan jalan menuju rumahku, aku berjalan menuju rumah kontrakanku, dan setelah tiba andri langsung memanggilku.

Andri "Eh to tadi nita whatsapp gue, dia nanyain kapan lo wisuda"

Anto "Bilangin aja abis shubuh pas terbitnya sang fajar"

Andri "Emangnya dia ga nanyain ke lu, apa lu ga ngasih tau dia"

Anto "Yang lebih penting ku kasih tau itu ibu"

Andri "Terus ibu lu udah lu kasih tau to?"

Anto "Ya belum, sekarang gue mau menelponnya"

Andri "Eh dasar anto".

Padahal sedari kemarin aku sudah tidak teringat lagi nita, tapi apa daya temanku andri yang belum tau bahwa aku sudah putus dari nita dia malah selalu menyebut namanya, ya memang dia menyebut namanya juga karena dia selalu menanyakan kabar ku pada andri, dan nita juga tau kalau andri tidak akan tau kalau dia udah putus denganku, ya memang pada saat itu aku pernah bilang padanya, jangan ada yang tau tentang perpisahan kita, biar ini hilang di telan waktu, itu perkataan yang berat ku katakan pada saat itu.
Ah sudah lah aku harus menelpon ibu, sudah dua kali aku mencoba menghubungi ibu tapi ibu tak kunjung mengangkat telepon juga, yasudah mungkin malam hari ibu pasti memegang handphone nya, ya you know lah gimana rasanya merindu pada sosok wanita yang berjasa dalam hidup ku yaitu ibu. Dan tak lama ternyata ibu sekaramg yang menelponku.
Drenggggg "Hallo nak ini ibu, maaf ibu tadi sedang masak, maaf tadi ibu tidak bisa angkat teleponmu nak".

Anto "Ibu, syukurlah ibu menelpon balik, aku besok sidang bu, doa kan ya bu mudah-mudahan lulus, agar bisa wisuda di tahun ini".

Ibu "Iya ibu doakan kamu lulus dari sidang mu, dan dapat nilai yang bagus, kalau nanti paman mu tidak sibuk, ibu akan berangkat ke cianjur bersama pamanmu, menghadiri wisuda mu"

Anto "Amin ibu terimakasih, senang rasanya kalau ibu sama paman bisa menghadiri wisudaku, tapi jika paman tidak bisa ibu tak usah memaksakan sendiri ke cianjur ya bu, aku gamau ibu kenapa-kenapa, takutnya ibu nyasar nanti" sambil senyum senyum aku berbicara seperti itu

Ibu "Ibu akan usahakan supaya pamanmu tidak sibuk, ah dulu kan ibu sering kemana-kemana sama almarhum bapak kamu, ibu juga masih ingat ke cianjur harus naik bus apa" ibu membalas ucapanku tadi sambil tertawa lucu, ibu berkata lagi "Kalau kamu lulus dalam sidang skripsimu, kasih tau ibu yah tanggal wisuda mu anto"

Anto "Ya mudah-mudahan paman bisa mengantar ibu keseni, eum iya andai bapak masih ada, hehe ibu udah tua ternyata masih merawat ingatannya" sambil tersenyum-senyum. "Iya amin ibu, pasti aku akan kasih tau ibu".

Dan setelah percakapanku dengan ibu di telepon telah usai, andri mengajak ku ke toko pernak pernik ulang tahun.

Andri "To anter gue ke toko ulang tahun, sekalian kita makan diluar"

Anto "Widih gaya lu ternyata serius lu mau merayain hari jadi lu, lu traktir gue yah haha"

Andri "Iya lah to ini salah satu bentuk rasa cinta gue sama pacar gue to, eh lu gue mulu yang bayarin lu"

Anto "Iya lah terserah lu mau bentuk rasa kuah bakso juga gapapa, lu kan yang ngajak gue jadi lu harus nraktir gue".

Andri "Becanda mulu, iya iya bawel, ayo berangkat"

Hahaha candaan kami memang tak ada habisnya, andri membeli beberapa pernak pernik untuk merayakan hari jadinya, dia membeli 3 kado yang gue gatau apa isinya, karena itu sudah di bungkus dari tokonya langsung, selama gue nganter dia, gue sama andri ga pergi ke toko kue, gue juga sebelumnya heran kenapa dia ga memesan kue terlebih dahulu, nanti kue nya bisa di ambil pas h-1 hari jadinya dia, tapi ternyata kata dia cewek nya yang udah mesan kue, dan cewek juga udah membeli beberapa pernak pernik, ouh sungguh pasangan yang serasi, andri dan pacarnya merayakan acaranya ini di villa ceweknya yang ada di lembang, kata dia sih dia cuma mengundang 50 orang saja, haha sungguh lucu andri acara hari jadi mereka saja sampai ngundang orang-orang.

#Lanjut di bagian berikutnya

MerelakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang