Hujan

19 2 0
                                    

"Hujan turun dengan derasnya, angin menemani dengan riuhnya, dan rindu datang seenaknya, disaat hati dan pikiran tidak ingin mengingatnya".

Sore itu langit tidak begitu cerah, nampaknya langit gelap mengeluarkan isinya, hujan deras turun mengguyuri kampusku, jam di tanganku sudah menunjukan pukul 15.48 wib, sambil menunggu hujan, aku menelpon andri yang belum kelihatan batang hidungnya dari tadi.
Tut tut tut drenggggg "hallo andri lu dimana, gue nunggu di kantin nih"

Andri "iya to, gue lagi neduh nih, abis anterin bebeb pulang, gue ini nunggu hujan reda dulu, kalau udah reda gue on the way jemput lo"

Anto "ok siap dri tiati"

Nah begitulah dia dalam cuaca apapun dia selalu siap siaga terhadap pacarnya, walau banjir sekalipun dia pasti berangkat jika pacarnya membutuhkan hahaha.
Tak lama setelah telepon dari andri aku tutup, tiba-tiba ibu menelponku.
Drenggggg "Assalamualaikum nak apa kabar?"

Anto "Waalaikumsalam ibu, alhamdulillah baik, ibu gimana kabarnya?"

Ibu "Alhamdulillah, baik nak, gimana kuliahmu lancar, kapan pulang ke bandung? 8 bulan kamu belum pulang ke bandung, emang tidak rindu kamu nak sama ibu".

Anto "Alhamdulillah lancarmu, tiga minggu kemarin aku baru saja menyelesaikan kkn ku bu, hehe jelas rindu bu, aku pulang ke bandung kalau aku udah menyelesaikan skripsiku bu, doakan ya mudah-mudahan lulus"

Ibu "Alhamdulillah kamu sudah selesai kkn, ibu selalu mendo'a kan yang terbaik untukmu anto, mudah-mudahan skripsimu lulus dan sidang dengan lancar, ibu tunggu kamu di rumah dengan gelar sarjanamu ya nak".

Anto "Amin bu, jaga kesehatan bu, anto sayang ibu"

Ibu "Iya anto pasti, jangan tinggalkan kewajiban ya anto, ibu tutup dulu teleponnya ya, assalamualaikum".

Anto "Iya insyaallah ibu, waallaikumsalam".

Ibuku orangnya sangat perhatian sekali terhadapku, dia selalu menelponku kapan saja, dia selalu mengingatkanku selama aku berada disini ya walaupun itu hanya via telepon, sudah lama juga aku tidak pulang ke bandung kota kelahiranku rasanya rindu sekali, tapi kuliahku saat ini sedang dalam fase sibuk-sibuknya, ya jadi aku harus menunda kepulanganku.
Tak terasa ternyata selama aku mengobrol dengan ibu hujan sudah reda, 5 menit kemudian andri tiba.
Kami langsung bergegas pulang ke kontrakan kami.
Sesampai dirumah kontrakan, andri memberi tahuku bahwa nita nanyain kabarku.

Andri "To tadi nita nge whatsapp gue, emangnya lu gasaling kabar-kabari sama dia".

Anto "Hah apa, engga ko ini tadi juga gue balas whatsapp dia". Padahal udah lama gua sama nita tidak saling berkomunikasi.

Andri "Tapi ko aneh ya, ko dia nanyain kabar lu ke gue to, padahal bisa langsung ke lu"

Anto "Ya kan lu tau nih hp gue mati, mungkin dia khawatir kan tadi hujan". Ngehe padahal hp gua nyala, dua kali gue bohongi andri.

Andri "Oh gue kira lu lagi bertengkar, yaudah gue mandi duluan to".

Anto "Kaga lah, iya cepet-cepet udah gatal nih badan gue"

Dalam lamunan aku terus saja memikirkan nita, apa dia masih menaruh harap padaku sampai dia menanyakan kabar ku pada andri, bukan salahku yang tidak mengabarinya, hanya saja dia memblokir semua akun sosial mediaku, bahkan nomber teleponnya pun sudah tidak aktif, aku memang masih memiliki rasa padanya, tapi apa mungkin hati dia yang telah ku kecewakan akan bisa lagi menerimaku seperti dulu. Arghhh nita sial aku merindukanmu.

#Anto sebenarnya 3 bulan lalu pulang ke bandung, namun menemui nita terlebih dahulu, dan sayangnya mereka bertengkar, dan anto pulang ke cianjur tanpa pulang dulu ke rumah ibunya di cimahi,bandung.

MerelakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang