16 : Ceroboh

479 54 0
                                    

Sekarang aku dan Alfa sedang berjalan memasuki gerbang sekolah setelah tadi mengobrol sebentar di parkiran. Dan benar, ketika aku masuk aku langsung dihadiahi tatapan-tatapan itu. Aku membuang pandanganku dan mempercepat langkahku untuk memberi sedikit jarak dari Alfa.

Aku tak menoleh lagi ke belakang, aku tetap berjalan. Ketika sudah di depan kelasku, aku berbalik badan dan pamit dengan Alfa. Aku sempat melihat raut bingung Alfa, tapi bodoamat lah. Aku langsung masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkuku. Aku sempat menoleh pada Moza yang duduk di sebelahku, tapi kubiarkan saja.

***

Sekarang sudah jam pulang sekolah, tapi aku dan teman-teman sekelasku tidak langsung pulang. Kami berencana untuk mendekor kelas kami yang sudah sangat-sangat usang.

Sebentar lagi adalah hari kemerdekaan Indonesia. Sekolahku mengadakan perlombaan menghias kelas. Dan kami memutuskan untuk mengecat dinding kelas yang sudah sangat kusam. Berhubung ini adalah tahun terakhir kami di sekolah ini, kami ingin membuat kelas yang akan kami tinggalkan ini menjadi lebih bagus.

Beberapa dari kami pergi membeli cat sementara yang lain hanya menunggu di kelas. Aku menunggu sambil duduk dan memainkan ponselku.

Tadi sebelum Alfa pulang, dia mampir ke kelasku seperti biasanya. Dan sekarang dia sudah duduk manis di rumahnya. Pasalnya sudah 30 menit berjalan dari jam pulang sekolah biasa.

Kang Tipu : kamu mau ngedekor kan ya? Udah bawa baju ganti belum?

Jejen : ga bawa. Yaelah gampang ini, kalo kotor bisa dicuci kok

Kang Tipu : yeee kotor ah, aku anterin baju ganti yaa

Jejen : eh gausah, repotin lo

Kang Tipu : engga kok engga. Yauda tunggu yaa

Jejen : huft yauda dah

Aku menatap layar ponselku lama. Entah kenapa akhirnya tanganku bergerak untuk mengganti nama kontaknya. Aku merasa tidak enak saja, aku menamainya tukang tipu sementara dia sudah sangat baik padaku.

Aku menggantinya menjadi 'kang boong'

HAHAHA TAPI BOONG

Aku menggantinya menjadi 'Alfa'. Sangat normal menamai kontak seseorang dengan nama aslinya.

Selang 15 menit, ponselku bergetar. Dengan segera aku melihat, ternyata pesan dari Alfa. Dia sudah di depan. Aku langsung menghampirinya.

"Makasi ya, ngerepotin lo terus gue nih," ucapku

"Yaelah gapapa kali, yauda aku pulang dulu ya. Cuma nganter itu doang kok," balasnya lalu pergi

Aku mengangguk dan berjalan masuk. Aku masuk ke kelas, teman yang membeli cat juga sudah kembali. Dan kami semua mulai mendekor.

"Baju siapa tuh?" tanya Moza

"Alfa"

"Cieee pake baju Alfa"

"Apaan sih lo, ga jelas banget njing," ucapku sambil menoyor kepala Moza

"Dih si anjing," ucapnya sambil mengelus-elus kepalanya

"Kenapa ga dipake bajunya?" tanya Moza

"Kotor dong entar"

"Idih tolol. Jadi buat apaan tuh baju?!" tangkas Moza

"Bodoamat Za bodoamat," ucapku lalu berjalan keluar kelas

Aku memang tak memakai bajunya, aku hanya menggantungkannya di bahuku. Aku takut baju Alfa akan kotor jadi kubiarkan saja.

***

Jam 6 sore aku baru sampai rumah setelah tadi ikut mendekor kelas. Aku pulang diantar oleh Rafan, tadi aku yang memaksanya.

Baru saja aku meletakkan tasku di kasur, aku merasa ada yang kurang. Aku meraba sakuku, dan merasa ada yang hilang. Setelah berpikir aku teringat ponselku tertinggal.

"Arghh anying, kok bisa lupa sih?! Tolol banget gue dih," ucapku pada diri sendiri

Aku merasa takut sekarang, takut ponselku malah diambil orang. Dengan napas memburu aku langsung menggedor kamar bang Julian. Tak lama kemudian dia keluar dari kamar dengan menaikkan alisnya.

"Hp gue ketinggalan di sekolah!! Pinjem hp lo buat ngehubungin temen gue di sekolah," ucapku panik

"Dih makanya jangan bego njir," ucapnya lalu menyerahkan ponselnya

Aku baru saja menerima ponsel yang diberi bang Julian. "Emang lo mau ngehubungin siapa?" tanyanya membuat aku terdiam

Aku harus menghubungi siapa? Aku kan tak hapal nomor temanku. Seketika aku berpikir dan melihat kontak di ponsel bang Julian.

JEKI

Nah aku rasa dia bisa aku mintai tolong. Jeki adalah teman sekelas bang Julian.

Oh iya aku dan bang Julian sama-sama kelas 12 sekarang. Dulu saat ia masuk sekolah dasar pertama kali, aku merengek ingin masuk sekolah juga. Alhasil aku di sekolahkan sama dengan bang Julian.

Jangan lupa vote!

Pencet bintang disini
👇

Kamu dan BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang