Bab 11

72K 4.2K 293
                                    

Morninggg, moon balik lagi nih 🥰🥰

Moon mau update cepet tapi targetnya belum tercapai 🥺🥺 Tapi moon  tetep update lagi pagi ini karena sudah lumayan spam ❤️ 

Jangan lupa tebarkan vote + comment-nya yaaaa!!

Semoga hari ini menjadi Senin yang menyenangkan buat kita semua 🥰🥰

HAPPY READINGS!!❤️❤️

Sadar kalau Braga mengikutinya, Rania berjalan ke undakan yang berada di timur villa. Undakan itu merupakan tangga bebatuan yang jadi akses cepat penghuni villa ke kebun teh (namanya juga di Lembang, ya iyalah ke kebun teh masa ke kebun singkong). Setelah memastikan tidak ada anak-anak broadcast lain di sana, Rania berbalik dan menatap Braga dengan sengit.

"Kakak ngapain sih ngikutin aku ke sini?"

Braga mengangkat bahunya. "Ngapain lagi, gue kan juga diundang sama Pram buat datang ke party-nya dia. Lagian cewek gue ada di sini, mana tega gue biarin dia sendiri."

"Ce-cewek Kakak?"

"Lo," kata Braga seraya menunjuk jidat halus milik Rania. "Satu kampus taunya tuh kita pacaran."

"Ya tapi kan kita nggak pacaran, kak. Ini semua cuma salah paham."

Braga menyeringai. "Coba lo buka grup BEM deh, ada yang nyebarin foto kita pas lagi ciuman."

Mata Rania membulat saat melihat layar ponsel yang Braga tunjukkan. Pada benda persegi pintar itu, terpampang fotonya sedang dicium oleh Braga. Rania mau tak mau mengingat kejadian yang sangat ingin dia lupakan, kejadian di Fakultas Pertanian, di mana kaki sialannya tersandung dan Braga dengan cepat menangkap tubuhnya. Siapa sangka lelaki berbadan jangkung itu tak cuma menolong tapi juga mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk mencuri ciuman pertama Rania. Jantung Rania seakan ingin lompat ke tanah.

"Ini pasti perbuatan Kak Braga juga kan? Ngaku aja deh." kata Rania dengan mata memicing

Braga terkekeh. "Gue nggak segabut itu, tapi walau bagaimanapun, gue pengen bilang terima kasih ke orang yang udah mengabadikan momen indah kita."

"Gila!" Rania makin kesal. "Aku nggak mau lagi berurusan sama Kakak. Please Kak, tolong jauh-jauh dari hidup aku."

Ditariknya lengan Rania, hingga tubuh si gadis menubruk dada bidang nan kekar milik Braga sampai membuat Rania merapat tanpa celah ke tubuh Braga.

"Bukannya makin aneh?"

Rania mendelik. "Apanya yang aneh?" Rania bergerak gelisah dan tidak nyaman dengan tubuhnya yang terlalu menempel dengan Braga

"Seluruh kampus udah tau kita pacaran, mending kita beneran pacaran aja, buat jaga reputasi kita berdua, dan biar gosip segera mereda. Kalau lo terus nolak dan main tarik ulur, lo malah bakal jadi bahan pembicaraan anak-anak sekampus yang ga tau kapan selesainya."

"Maaf tapi aku nggak mau dan nggak bisa." Rania menggeleng tegas. Rania akhirnya berhasil keluar dari himpitan tubuh Braga

"Cuma pura-pura pacaran, at least di hadapan anak-anak kampus aja."

Rania berjalan melewati Braga sambil berujar, "Aku nggak bisa kak, lagian nggak ada untungnya juga buat aku pacaran sama Kak Braga."

"Rania Isyana Yasmin!"

Dipanggil dengan nama lengkap begitu, langkah Rania langsung terhenti. Kakinya seolah dipaku ke tanah detik itu juga.

Kak Braga kenapa bisa hapal nama panjangku? Sejauh mana dia stalk aku?

BragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang