One.

6.5K 501 729
                                    

Matahari sudah menampakkan sinar terangnya sedari tadi, tetapi hal itu tetap saja tidak mengganggu seseorang yang sedang terlelap bak orang mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah menampakkan sinar terangnya sedari tadi, tetapi hal itu tetap saja tidak mengganggu seseorang yang sedang terlelap bak orang mati. Seluruh tubuhnya ditutupi dengan selimut, hanya ujung kakinya yang terlihat. Sesekali ia berganti posisi supaya mendapatkan tidur yang lebih nyaman.

Memang tidak tahu malu, sudah berumur tujuh belas tahun, tetapi jam dua belas siang saja belum bangun. Bercita-cita sebagai seorang presiden, tetapi sampai saat ini menyelami lautan mimpi.

Bahkan suara ketukan pintu masih saja tidak membuatnya keluar dari alam mimpi. Entah apa yang sedang ia mimpikan, tetapi sepertinya sangat mengasyikan.

"Laskar! Udah jam dua belas!" pekik seorang wanita berusia empat puluh enam tahun dari balik pintu.

"Laskar! Kalau kamu gak bangun, Bunda akan bakar semua DVD Upin dan Ipin kamu!"

Mendengar sebuah ancaman yang begitu menakutkan, pria yang memiliki nama lengkap Laskar Auriga itu segera menegapkan tubuhnya. Seketika kantuk di dirinya hilang.

"Kalau sampai Bunda bakar DVD itu, Laskar mau resign jadi anak Bunda!" pekiknya.

Sang bunda yang bernama Lyra hanya memutar bola matanya malas setelah mendengar ancaman tidak bermutu dari putra tunggalnya itu.

"Cepat mandi! Antar Bunda ke rumah teman!" pekik Lyra lagi, kemudian pergi dari depan pintu kamar Laskar.

"Sebenarnya Laskar itu anak Bunda, atau supir, sih?" tanya Laskar dengan nada kencang.

Tidak mau DVD kesayangannya dibuang, dengan terpaksa Laskar memasuki kamar mandi kemudian membersihkan diri selama lima belas menit. Setelah siap dengan pakaiannya, pria itu segera keluar dari kamar dan menuruni anak tangga untuk menghampiri sang bunda.

Ia dapat melihat Lyra sedang menata kue-kue manis ke dalam sebuah kotak. Sepertinya orang yang akan ditemui Lyra sangat spesial.

"Udah siap kamu, Kar?"

"Menurutmu bagaimana, Bunda?" sarkas Laskar yang membuat Lyra terkekeh.

"Pokoknya nanti kamu gak boleh malu-maluin Bunda!" perintah Lyra.

"Bunda gak usah ajak Laskar aja kalau begitu. Ingat, ya, Bun, Laskar belum punya SIM, jadi gak boleh ngendarain mobil," jawab Laskar.

"Kalau gitu selamanya kamu gak usah pakai mobil. Kamu belum punya SIM, kan?" balas Lyra yang membuat Laskar menampilkan ekspresi kesalnya.

"Untuk kali ini, Bunda yang menang!" imbuh Laskar.

Setelah perdebatan kecil, akhirnya sepasang ibu dan anak itu keluar dari rumah secara beriringan. Laskar yang ditugaskan membawa sebuah kotak yang berisikan kue sedari tadi hanya mengoceh tidak jelas.

Kini keduanya sudah berada di dalam mobil, kemudian Laskar segera menyalakan mesin dan menancapkan gas meninggalkan rumah. Pria itu membawa mobil seperti orang kesetanan, tidak peduli dengan sang bunda yang sedari tadi sudah marah.

Bad Boy [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang