Lyra tidak mengerti anak semata wayangnya itu sedang kerasukan setan mana. Pasalnya pukul tiga subuh, Laskar mengetuk-ngetuk pintu kamarnya seperti orang kesetanan yang membuat Lyra dan Leo panik setengah mati.
"Astaga! Kamu kenapa, sih?" Lyra bertanya dengan muka bantalnya, matanya belum terbuka sepenuhnya.
"Mau tanya tata cara salat tahajud, Bun," jawab Laskar yang membuat Lyra dan Leo membulatkan matanya sempurna.
Lyra segera menaruh telapak tangannya di kening Laskar, mengecek suhu anak itu untuk memastikan bahwa Laskar tidak sakit.
"Tumben banget kamu mau salat tahajud, salat lima waktu aja masih bolong-bolong," sindir Lyra yang masih tidak percaya dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Laskar.
"Bunda, Laskar itu sedang mendekatkan diri. Kata orang, kalau suka sama seseorang, deketin dulu penciptanya, baru deketin ciptaannya," jawab Laskar dengan kata-kata yang sulit dimengerti.
"Maksud kamu?" Kini Leo yang bertanya, pria itu juga lama-lama lelah dengan sikap anak semata wayangnya yang suka mengejutkan, meskipun sebenarnya sikap itu turun darinya.
"Gini, Ayahandaku yang terhormat," ucap Laskar, "aku, anak semata wayangmu ingin mendekati Senja, ciptaan sang maha kuasa. Jadi, aku akan mendekati penciptanya dulu, yaitu Allah, setelah itu, baru aku mendekati ciptaannya, yaitu Senja Andromeda."
Sebenarnya jawaban Laskar yang ini lebih tidak jelas dibandingkan dengan jawaban yang sebelumnya. Lyra saja sampai dibuat melongo karena anak itu. Namun, jawaban kedua justru lebih mudah dipahami oleh Leo, mungkin karena otak keduanya sebelas-dua belas, alias mirip.
"Ah ... ternyata seperti itu," jawab Leo sembari mengangguk-nganggukkan kepalanya. "Baiklah, Pangeran. Ayahanda akan mengajarimu tata cara salat tahajud yang baik dan benar."
Jangan tanya bagaimana keadaan Lyra setelah menyimak percakapan ayah dan anak itu. Mentalnya langsung jatuh, Lyra sendiri tidak mengerti mengapa ia dapat menikah dengan pria se-absurd Leo dan memiliki anak yang sikapnya sama dengan Leo.
"Udahlah! Bisa stress Bunda kalau kalian begini terus. Terserah deh mau belajar apa kek, Bunda mau lanjut tidur!" ucap Lyra dengan wajah kesal.
"Bunda tidak mau ikut salat bersama kami? Anak dan suamimu?" tanya Laskar dengan nada lebay.
"Bunda lagi halangan," jawab Lyra ketus.
"Yah ... kasian Ayah gak bisa skidipapapsawadikap," balas Laskar dengan ekspresi wajah sedih. Ia bahkan mengepalkan salah satu tangannya dan menaruhnya di atas dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy [Proses Revisi]
Teen Fiction"Bisa nggak, sih? Sehari aja lo nggak bikin gue kesal?" - Senja Andromeda. "Jika napas adalah rutinitas, maka ngejahilin lo adalah prioritas." - Laskar Auriga. ***** Larkar Auriga, bad boy yang takut dengan kecoa dan memiliki hobi mengganggu hidup s...