Luka dan duka sudah seperti teman baiknya. Datang silih berganti menyisakan rasa sakit dan trauma
Dimanfaatkan oleh orang-orang terdekatnya dan juga dikucilkan oleh keluarga ayahnya akibat ketidaksengajaan nya yang membuat sepupunya harus meregang nyawa
Ditambah lagi sifatnya yang tertutup dan tak pandai memulai dengan orang baru membuatnya tak banyak memiliki teman
Terus di salahkan. Terus di pojokkan. Dan terus di kucilkan menjadikannya semakin tak berdaya.
Rasa sedih, marah dan kecewa yang terus di pupuk oleh orang-orang terdekatnya menjadikannya semakin tak berdaya
Akankah luka dan duka itu berteman abadi dengannya? Ataukah akan tergantikan dengan hal yang bisa membuatnya bahagia?
"Aku tau dan sangat sadar bahwa aku tak baik-baik saja, tapi aku bisa apa. Lisanku terlalu kelu untuk mengatakannya, dayaku tak berguna, dan aku cukup sadar untuk tak menambah beban keluarga. Biarkan sakit ini menggerogoti ku sampai waktunya tiba."
~Zafina
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Bahagia (Hiatus)
SpiritualApakah kesedihan itu abadi? Tapi bukankah tak ada yang abadi di dunia ini? Lalu mengapa aku tak pernah merasa bahagia itu? Ataukah aku saja yang kurang mensyukuri dan menikmati hidup? © Seluruh hak cipta di lindungi Allah SWT, juga undang-undang...