° y o u r m a r i o n e t t e °
***
Hana membuka matanya secara perlahan, dia masih merasakan pusing yang teramat sangat. Samar-samar dia melihat ada tujuh pria yang tengah duduk didekatnya. Dua orang tengah duduk diatas kasur yang dia tempati, sementara yang lain sibuk sendiri di sofa yang ada didepannya. Tunggu dulu, ini bukan penculikan kan? Pasalnya Hana tak mengenal tempat ini.
"Lo udah sadar? Masih pusing?" Tanya seorang lelaki yang duduk paling dekat dengannya. "Tenang, sekarang lo di UKS. Temen lo gue suruh beli makanan buat kita" sambungnya. Hana tak langsung menjawab, dia hanya terbaring lemas dan berharap pusing tersebut mereda.
"Bikinin teh panas atau gimana kek, kasian baru siuman" ucap pria berkacamata yang tengah duduk di sofa. "Ck, gak usah. Temennya si cewek itu lagi beli teh panas di kantin" ujar pria sipit yang sibuk bermain game online.
"Sorry soal yang tadi, gue gak sengaja sumpah. Tadi Zavier ngelempar bolannya kekencengan, alhasil kena ke kepala lo deh. Sorry ya. Btw, kenalin gue Devara" ujar pria itu sembari menampilkan senyum kotaknya. Astaga, adakah orang yang mau membantu untuk memegangi Hana? Rasanya dia ingin terbang melihat wajah tampan Devara. Entah hari ini petaka atau keberuntungan. Senyum kotak itu berhasil membuat Hana hampir salah tingkah.
"Gue Hana" balasnya lirih. Tangannya sibuk meraba saku pada roknya. Tunggu, dia baru ingat. Sepertinya Hana menjatuhkan ponselnya. Gawat, ibunya akan marah besar jika mengetahui ponselnya hilang.
"Lo kenapa?" Tanya Devara curiga. "Hp gue kemana ya?"
"Oh, tadi dibawa Arkan. Uy, dimana hpnya Hana? Gak lu bajak kan?"
Pria berkacamata itu menahan nafas, seolah dia ingin mengatakan sesuatu "Eng-enggak. Hpnya aman sama gue" balasnya mencurigakan. Arkan segera menyerahkan ponsel tersebut kepada Hana, dan dengan sigap Hana menerima ponselnya. Dia mengecek keadaan ponselnya, semoga privasinya tidak terumbar.
"Hana! Lu gak apa apa kan? Gue khawatir lu kenapa kenapa." Ujar Micha yang tiba tiba datang. Wajahnya menunjukkan ekspresi khawatir. Wah, walaupun begitu Micha masih peduli padanya.
"Heh, mana batagor gue?" Sarkas pria sipit yang tadinya tengah memainkan game online. Karena takut ditindas, segera saja dia memberikan bungkusan berisi batagor sebelum akhirnya dia memberikan Hana teh panas.
"Berhubung lo udah siuman gue cabut dulu. Sorry udah bikin lo pingsan" ujar Devara sembari berjalan keluar. Disusul dengan teman temannya, mereka menghilang dalam hitungan detik, meninggalkan kesunyian UKS.
"Na, lu jangan deket sama geng itu. Bahaya, troublemaker. Gue gak mau lo sampe kenapa-kenapa." Saran Micha
"Kenapa? Mereka baik kok"
"Lu belum tau aja, Na. Pernah ada rumor yang mengatakan kalo Devara itu player, dia sok manis gitu dihadapan cewek. Kalo udah bosen ya dia tinggalin gitu aja. Gue saranin lho harus hati hati deh"
Hana hanya diam dan menyeruput teh panas yang dibelikan oleh Micha. Tanpa disadari, salah satu dari ketujuh pria tadi tengah menyeringai dengan sadis. Menatap ruang UKS dan kemudian berjalan pergi.
Kayaknya asik nih gue jadiin mainan.
• y o u r m a r i o n e t t e •
Hola!!! Gimana gaes chapter kali ini? Aku harap kalian suka, dan aku harap kalian mau ngasih aku kritik dan saran. Jangan lupa klik vote ya! See you next chapter 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Marionette
Teen FictionSemenjak kejadian waktu itu, Hana terpaksa menjadi pacar pura pura Zavier, anggota Golden Closet yang merupakan geng para konglomerat. Mungkin bagi sebagian orang, posisi Hana adalah impian dan cita cita para penggemar Zavier. Tapi bagi Hana, Zavier...