3

122 45 13
                                    

Sebelum baca, vote dulu gaes💫💕

Demi apapun, Hana sangat membenci Zavier. Gara-gara dia, Hana gagal kencan dengan Devara. Bahkan sekarang Hana terpaksa menemani Zavier makan di sebuah cafe.

"Ayo dimakan sayang, keburu dingin. Atau perlu gue suapin?" Hana segera memakan pesanannya dan membiarkan Zavier menopang dagu, menatap dirinya yang tengah sibuk menghabiskan makanan. Menyebalkan, Hana ingin cepat cepat pulang dan membuang fikiran tentang Zavier. Ingin sekali dia menyesali kejadian tadi. Andai saja dia tidak memutuskan pergi kekantin, mungkin sekarang dia sudah kencan dengan Devara.

"Pacar, lo gak suka makanannya atau lo gak suka sama suasananya?"

"Gue gak suka sama lo"

Zavier terkekeh kemudian mengusap pipi Hana dengan lembut, bahkan Hana tak mampu menangkisnya. "Tunggu aja, gue bakal buat lo jatuh cinta" suka saja belum tentu, bagaimana bisa Hana mencintai Zavier?

"Mimpi lo ketinggian, gak mungkin gue cinta sama lo"

"Terus, kenapa tadi lo gak pilih option pertama aja? Kita bisa ngelakuin itu tanpa landasan cinta"

Sial, bagaimana Tuhan bisa menciptakan makhluk semenyebalkan ini? Menatap wajahnya saja sudah membuat nafsu makan Hana menghilang , apalagi membayangkan dirinya tengah melakukan "kegiatan" yang Zavier maksud. Bagaikan ribuan belatung bersarang ditenggorokan Hana, dia hampir mutah jika terus membayangkan hal tersebut.

"Bisa gak sih lo bebasin gue? Lagian baju lo kan anti air, jadi catnya gak kena baju lo" Zavier kembali terkekeh, dia malah mencubit pipi Hana karena gemas. Kali ini Hana mampu menangkis tangan Zavier dari wajah sucinya. Jangan sampai ada noda di wajah sucinya. Jangan sampai!

"Pertama,lo hancurin lukisan gue. Kedua,gue butuh pacar pura pura supaya misi gue berjalan lancar. Sebagai bentuk tanggung jawab, lu cuma harus jadi pacar pura pura gue untuk beberapa hari kedepan. Simbiosis mutualisme bukan?"Sial, kenapa jadi rumit begini? Padahal hanya lukisan, mengapa masalahnya melebar seperti ini. Tapi setidaknya Hana harus bertahan terlebih dahulu untuk beberapa hari kedepan. Hana harus menerima statusnya untuk menjadi pacar pura pura Zavier. Lagipula hanya untuk beberapa hari kan? Itu tidak masalah.

"Untuk beberapa hari? Berani bersumpah?" Ucap Hana dengan curiga. Orang seperti Zavier sepertinya bukan tipe yang bisa dipercaya. Ucapannya hanyalah bualan agar Hana luluh. Bagaimana jika Hana menjadikan ini permainan. Siapa yang jatuh cinta terlebih dahulu, maka dia kalah.

"Tergantung, semakin lo pandai berakting, maka semakin baik. Maka dari itu, pura puralah jadi pacar gue. Kalaupun jadi pacar gue beneran juga gak apa apa" balas Zavier dan membuat Hana semakin kesal. Entah mengapa nenyesalpun rasanya percuma. Hana akan terus terikat sebagai pacar pura pura Zavier.

"Jangan harap gue jadi pacar lo. Nerima lo jadi pacar pura pura aja udah bikin gue mual"

"Mual? Gue belum ngeluarin benih di rahim lo"

"Bisa gak si kita bahas topik selain reproduksi? Lo pikir kita lagi belajar biologi?"

"Terus? Lo mau kita praktek?"

"Berisik lu kutil anoa!"

Entah ini karma ataukah kutukan. Yang jelas hari ini adalah hari terburuk yang pernah ada. Bad day ever!!!

***

Matahari mulai menampakkan dirinya, sementara Hana masih sibuk dengan kasur beserta bantalnya. Walaupun Haidar sudah memaksanya bangun, Hana tak menanggapi. Dia memilih memeluk guling dan bermesraan dengan kasur. Ini pertama kalinya dia malas kesekolah. Biasanya Hana paling suka jika pagi telah datang, karena itu adalah pertanda semakin dekatnya dia untuk bertemu dengan Micha. Untuk apalagi dia bertemu Micha jika bukan karena boyband kesukaannya. Di pagi hari, Micha dan Hana biasanya memulai aktivitas dengan membuka Youtube, menonton aktivitas idolanya barang satu menit. Hal bertujuan untuk meningkatkan semangat belajar mereka. Pasalnya Hana sudah berjanji akan meningkatkan nilainya dan menyabet juara kelas.

Hana terkejut ketika mengetahui Haidar menarik kakinya dan hampir membuat Hana terjatuh dari kasur. "Bangun anjay! Gak liat lo dah telat kesekolah?" Sontak Hana segera melihat kearah jam. Astaga jam 8? Serius?"Berisik banget sih!" Hana segera bangkit dan bergegas untuk mempersiapkan diri berangkat kesekolah.

Sekitar lima belas menit, Hana sudah selesai dengan persiapan berangkat sekolah. Tiba tiba saja, Hara, ibu dari Hana membuka pintu kamarnya. "Cepetan, pacar kamu udah nunggu dimeja makan. Kasian lho, dia udah nunggu dari tadi" Tunggu, sejak kapan Hana punya pacar?

Segera saja Hana berlari kearah meja makan. Dan sialnya, suasana pagi ini menjadi bertambah rusak karena kehadiran makhluk aneh itu.

"Selamat pagi,pacar. Sini sarapan dulu" Zavier tersenyum sumringah melihat kedatangan Hana dimeja makan. Wajahnya nampak berseri seri, seolah dia adalah bayi menggemaskan yang tak berdosa. Hana tak melihat sedikitpun "kenakalan" Zavier. Banyak sekali topeng yang Zavier kenakan. Andai saja orang tuanya tau bahwa Zavier tak semanis ini.

"Ma, aku berangkat dulu. Bye" ujar Hana yang segera bergegas pergi. Langkahnya terhenti ketika Zavier menahannya dengan kuat. "pacar, mau kemana? Ayo sarapan dulu, nanti sakit lho" Demi apapun Hana jijik sendiri dengan kelakuan manis Zavier. Rasanya seperti tengah membangun karakter berbeda didepan orang tuanya. Andaikan mereka tau bahwa kemarin Hana hampir diperkosa

"Sok peduli"

"Hana, gak boleh gitu sama pacar sendiri" ujar Mama kesal. "Kasian lho pacar kamu, udah buatin sarapan buat kita. Jangan gitu dong. Mama tau kalian lagi bertengkar, tapi kamu jangan gitu, setidaknya biarkan Zavier menjelaskan kesalahpahamannya" bentar bentar, apa yang tadi mama bilang? Bertengkar? Drama apa lagi yang Zavier buat? Astaga pria itu seharusnya jadi aktor saja.

"Sayang, dengerin dulu dong. Kemarin aku sama Micha cuma bahas tentang kerja kelompok. Jangan marah gitu dong" Bodo amat, mau pesta sambil kayang kek, mau minum bensin kek, Hana tak peduli. Yang jelas dia muak dengan kepura puraan ini.

Hana menepis genggaman Zavier dan bergegas pergi, namun Zavier mencegahnya lagi. Ingin sekali Hana memaki Zavier, namun dia sadar. Posisinya saat ini adalah menjadi pacarnya Zavier, pria paling menyebalkan sejagad raya. Hana teringat kembali ancaman yang Zavier berikan. Mata Zavier seolah berkata "ikuti permainan atau gue perkosa". Walaupun Zavier tidak mengungkapkannya melalui kata kata, pria itu seolah memberikan telepati pada Hana.Dan untuk kali ini, Hana hanya bisa mengalah, membiarkan Zavier menguasai permainannya.

"Kamu maafin aku kan, Pacar?" Zavier mengeluarkan jurus andalannya, puppy eyes. Mungkin untuk sebagian orang akan langsung mencium Zavier karena wajahnya yang menggemaskan. Namun tidak bagi Hana, dia justru semakin ingin menendang kepala Zavier.

"Ya" jawab Hana singkat. Zavier tersenyum sumringah dan refleks memeluk Hana. Sebenarnya gadis itu agak risih, dan justru berusaha melepaskan pelukan Zavier. Siapa sangka, Zavier berhasil membuat Hana mematung seketika.

"Makasih kerjasamanya" bisik Zavier sembari memeluk Hana. Sebenarnya apasih rencana Zavier?

Your MarionetteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang