Yoongi memejamkan mata, menikmati heningnya rumah sakit dimalam hari. Walau beberapa kali terdengar suara yang menganggunya namun itu tak gentar membuatnya untuk membuka mata, ia berjanji akan membuka mata jika suara yang ditunggunya mengalun indah ditelingannya dengan membawa kabar baik.
"Makanlah, kau belum makan sedari tadi."
Yoongi hanya menggeleng tanpa membuka mata saat suara memerintah Namjoon terdengar diteliganya.
"Dengan keluarga Kim Yewon?"
Yoongi membuka mata, dengan gerakan cepat ia berdiri menghadap sang dokter. "Saya suaminya Dok."
"Keadaannya baik-baik saja, untungnya goresan itu tidak tepat mengenai nadi. Pasien hanya kelelahan dan terlalu banyak pikiran," ucap sang dokter.
Yoongi mengangguk. "Apa saya sudah boleh menemuinya dok?"
"Silahkan, setelah kami memindahkannya ke ruang inap. Saya permisi."
"Terimakasih dokter." Namjoon bersuara.
Sang dokter hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan mereka berdua yang kini sudah bernapas lega.
"Jangan sia-sia kan kesempatan keduamu." Namjoon berucap pada Yoongi yang baru saja menyugar kepalanya kebelakang.
Yoongi membalas tatapan Namjoon. "Tidak akan, aku tidak ingin menjadi laki-laki bodoh lagi. Bahkan aku bertekad akan segera menikahinya ketika ia sembuh."
Namjoon tersenyum, tangannya bergerak menepuk kedua bahu Yoongi. "Aku menantikan hari itu."
"Ngomong-ngomong dimana Yujin? Astaga aku melupakannya, maafkan Appa Nak." Yoongi memasang wajah gelisah.
"Yujin bersama Neneknya dan Jennie."
Yoongi mengangkat sebelah alisnya. "Jennie?"
"Kekasihku."
.
.
.
.
.
Yoongi tersenyum, tangannya semakin erat mengenggam tangan hangat wanitanya yang kini sedang berbaring lemas diatas ranjang.
Kelopak mata itu perlahan terbuka, matanya tampak berkedip beberapa kali sebelum menoleh dan memfokuskan pandangannya pada Yoongi.
"Ma–maaf." Suaranya lirih, bahkan sangat lirih.
Yoongi menggeleng, tangan sebelah kirinya bergerak untuk mengusap rambut Yewon.
"Aku yang seharusnya meminta maaf, jangan lakukan itu lagi. Aku takut kehilanganmu." Yoongi mengecup kening Yewon.
"Ma–maaf." Yewon kembali bersuara.
Cup
"Itu karena kau nakal."
Yewon tersenyum manis, ia mengusap tangan Yoongi yang menggenggamnya. "Apa aku sudah keterlaluan selama ini?"
Yoongi mengangguk. "Sangat, kau sangat keterlaluan hingga menjungkirbalikkan hatiku."
"Maaf Yoongi, maaf karena dulu aku meninggalkanmu dan Yujin. Maaf karena aku hadir kembali dan mengacaukan semuanya, hingga Umji meninggalkan kita. Maaf karena telah melukai hatimu dan mencelakai dirim—"
"Aku yang seharusnya meminta maaf disini, mungkin sekarang kita sudah bahagia jika aku tak egois." Yoongi mengecup tangan Yewon.
"Yoongi."
"Maafkan aku karena membuatmu menjauh dari Yujin, maaf karena kau sempat tak dipanggil Eomma oleh Yujin dengan jangka waktu lama. Maaf karena aku pernah melukai hatimu, Maafkan aku Yewon."
Yewon mengangguk. "Apa aku masih diberi kesempatan untuk memohon kesempatan kedua padamu?"
Yoongi menggeleng. "Kim Yewon, apakah kau bersedia memberikan kesempatan kedua pada lelaki brengsek yang membunuh kembaranmu ini?"
Yewon mengangguk. "Kesempatan kedua untuk membuka lembaran baru denganmu, hanya denganmu dan anak-anak kita nanti."
"So, Kim Yewon. Will you marry me?"
"Yes, I will."
________________
Terimakasih sudah mampir dan memberikan VoMent dicerita ini.
Big luv buat kalian❤❤❤Maaf kalo ada yang merasa jika cerita ini sangat jauh melenceng dari judul, karena aku juga nyadar
Btw Kepo dong, alasan kalian jadi umga shipper karena apa?
Hayo hayo jawab, buat seru-seruan dichapter terkahir hehe
Jangan lupa VoMent!
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance [Myg x Kyw] ✔
FanficSemua orang memiliki kesalahan dimasa lalu, dan semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaikinya. Lalu apakah seorang Kim Yewon pantas mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki hal yang sudah hancur dan juga kesempatan kedua...