"Appa."
Yoongi tersenyum, mengulurkan tangannya dan langsung disambut dengan sang putri yang kini sudah berada dipelukan koalanya.
"Ujin, merindukan Appa." sedikit menaikkan badannya lalu mencium sekilas pipi sang Ayah.
Yoongi tersenyum, tangannya bergerak mengelus pucuk kepala Yujin. "Appa juga merindukanmu sayang."
Yujin tertawa senang, matanya melirik wanita yang tiba - tiba muncul dengan piring berisi makanan ditangannya.
"Eomma, Ujin ingin puding cokelat." ucap Yujin dengan binar matanya.
Yoongi tersenyum, tangannya kembali mengusap rambut sang anak. "Baiklah, ak--"
"Habiskan makananmu dulu baru makan puddingmu."
Yujin merenggut, menatap tak suka sang Eomma yang masih menyibukkan diri.
"Eomma, tak bisakah?" Yujin mencebikkan bibirnya.
"Yewon, biar--"
"Iya atau tidak sama sekali. Sekarang turun dan duduklah ditempatmu Yujin." Yewon menatap mata sang anak dengan penuh ancaman.
"Appa lihat Eomma." adunya pada Yoongi dengan mata berkaca - kaca.
Yoongi menghela napas, matanya menatap Yewon yang sedari tadi abai dengannya.
"Yewon--ah, biarkan Ujin mem--"
"Ujin, Eomma bilang turun dan habiskan makan malammu!" Yewon meninggikan nadanya hingga tak sadar membuat Yujin semakin menelusupkan badannya pada pelukan Yoongi.
"Yewon! Biarkan dia memakan puddingnya, lagipula itu hanya pud--"
"Aku tau yang terbaik untuk anakku."
"Aku App--"
"Tak usah ikut cam--"
"Jangan potong ucapanku!" rahangnya Yoongi mengetat, menatap marah pada wanita dihadapannya.
Yewon mendengus, "Tak ada yang melarangku untuk tidak memotong ucapanmu."
"Kau tak sopan Yewon, dimana sopan santunmu?" Mata Yoongi memerah menahan emosi.
"Apa pedulimu?"
"Aku lebih tua darimu Yewon!" tangan Yoongi semakin membawa sang putri yang bergetar kedalam pelukannya.
"Mau kau lebih tua atau tidak dimataku kau tetap sama, yaitu seorang pembunuh yang tak pantas untuk dihormati!" Yewon menyungingkan senyum miring.
"Yewon!"
"Kenapa? Bukankah seperti itu faktanya?" Yewon memasang wajah remeh dengan satu alis yang terangkat.
"Kau!"
Yewon terkekeh sinis. "Habiskan makanannya, aku tak napsu makan setelah melihat wajah pembunuh sepertimu."
"Hentikan langkahmu Yewon!" teriak Yoongi pada Yewon yang kini berjalan menaiki tangga.
"Yewon!" Yoongi menaikkan nadanya saat Yewon benar - benar menghilang dibalik pintu kamarnya.
"Appa, Ujin takut." suaranya bergetar.
Yoongi menghela napas, lalu ia mengecup puncak kepala Yujin. "Maafkan Appa sayang, maafkan Appa."
"Jangan berteriak seperti itu lagi Appa, Ujin takut."
"Tidak akan. Sekarang makan puddingmu, Appa temani." Yoongi menurunkan Yujin.
"Appa tak makan?"
Yoongi menggeleng, kemudian tangannya bergerak menyuapi Yujin. "Appa sudah kenyang sayang."
Yoongi menyungingkan senyum, tangannya yang menganggur terus mengelus lembut rambut sang anak.
"Dimana Yewon?"
Sepasang ayah dan anak itu menoleh dan menemukan intensitas lelaki berlesung dengan setelan kantornya.
"Eomma marah, Ujin tak menurut pada eomma." Yujin menjawab dengan polosnya.
Namjoon mendekat, berjalan menuju Yujin lalu tangannya mengusap rambut anak itu. "Habiskan makananmu."
Yujin mengangguk. "Baik Samchon."
Namjoon kembali tersenyum, kemudian ia menggulirkan pandangannya kearah Yoongi.
"Kami bertengkar." Yoongi yang seakan tau arti dari tatapan Namjoon langsung bersuara.
Namjoon menghela napas, tangannya bergerak menepuk bahu Yoongi.
"Ini baru langkah awal, aku tau kau bukan seorang pecundang."
Tbc
Niat awal cuma pingin bikin 10 chp, tapi sekarang udah lebih
Masyaallah aku.
Ayo VotMentnya jgn lupa!
Aku chap ini gak narget kok tapi gak tau kalo chap depan xixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance [Myg x Kyw] ✔
Fiksi PenggemarSemua orang memiliki kesalahan dimasa lalu, dan semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaikinya. Lalu apakah seorang Kim Yewon pantas mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki hal yang sudah hancur dan juga kesempatan kedua...