(100) Days of Spring

🍀 3

───〔🍀〕───

『Day 7』

Dini hari yang dingin menyapa kota Seoul. Langit tampak gelap, tidak ada hiasan malam yang biasanya berkelip indah dan memberikan sedikit cahaya.

Di sini, di dalam kamar mandi mewah dengan dinding marmer berwarna tosca, Jeno berdiam diri di bawah pancuran air hangat sudah sejak setengah jam yang lalu.

Ia sama sekali tidak menyadarinya, karena pikirannya tengah berkelana ke masa lalu.

Saat di mana...

“Apa kau manusia? Bagaimana mungkin kau bisa melakukan hal ini kepada kakakmu? Demi Tuhan, kalian bersaudara!!”

Seruan bernada penuh amarah dari sang Ibunda membuat Jeno kecil berjengit takut.

Ia bisa melihat bagaimana sosok Ibundanya tengah memaki habis-habisan sosok pamannya yang tampak biasa saja. Padahal, saat ini dia sedang menghadari upacara penghormatan terakhir Ayahnya yang baru saja meninggal.

“Tega sekali kau?!” Lagi, Nyonya Lee memaki, lebih keras kali ini.

“Kakak Ipar, tolonglah, akui saja semua perbuatan Hyungnim.”

“Apa kau bilang?!”

Sang paman menyelipkan kedua tangannya di saku celana, menatap angkuh pada Ibunya yang sudah hampir menangis. “Kakak Ipar dan kita semua, sudah ditipu oleh Hyungnim.”

“Maldoandwae!”

“Atau jangan-jangan, Kakak Ipar yang memegang uang perusahaan yang diambil oleh Hyungnim? Apa itu sebabnya, Kakak Ipar bertindak seperti ini? Untuk mempertahankan uang itu?”

Tamparan keras melayang di pipi sang paman, Jeno kembali berjengit, kali ini ia beringsut menjauh seraya menatap foto Ayahnya dengan penuh kesedihan.

“Kenapa kau menjadi seperti ini, Lee Junho?! Aku sudah tahu kalau kau yang mengambil uang itu!”