1

621 50 0
                                    

Hinata mengubah penampilannya. Rambutnya yang berwarna indigo berganti menjadi warna cokelat. Kedua matanya yang beriris ameshty berubah menjadi warna hitam. Dengan begini maka tidak ada orang atau media yang mengenali dirinya.

Ia menaiki kereta bawah tanah menuju kota Osaka. Hinata tidak mendapat tempat duduk, maka Ia harus bertahan dengan berdiri. Seorang lelaki bertopi hitam dan memakai jaket hitam berada di belakang Hinata. Lelaki tersebut berusaha mengambil sesuatu dari tas milik Hinata.

Suara masinis berhasil mengejutkan lelaki itu. Ketika kereta tiba di stasiun. lelaki itu turun dengan berhasil mengambil barang penting bagi Hinata. Sedang Hinata sedari tadi yang tidak merasakan apapun, tetap tenang dan menatap aneh lelaki tadi, karena keluar dari kereta dengan berlari.

"Dasar aneh." Lirih Hinata.

Pada saat Ia keluar dari kereta. Hinata akan mengeluarkan ponselnya. Tetapi Ia tidak menemukan ponselnya. Dengan panik Hinata mengecek seluruh tasnya. Namun ponsel kesayangannya tetap tidak ada. Tak lama Hinata menyadari perbuatan lelaki tadi yang Ia perhatikan.

"Ck. Sial!" Tanpa sadar Ia mengumpat.

Bahkan uang tabungannya yang cukup lumayan banyak tadi juga raib di ambil sang pencopet. Sekarang harus bagaimana Ia, di sakunya hanya ada 30 ¥ saja. Aksi kaburnya benar-benar sangat sial.

Menarik nafasnya Hinata lalu pergi ke sebuah supermarket untuk membeli sebotol minuman. Setelah membeli air Hinata meminumnya dengan tidak sabaran. Sungguh bukan hanya tenggorokannya yang haus, tetapi pikirannya juga. Ia duduk di sebuah kursi taman, merenungi nasibnya sekarang. Hari telah malam, Ia akan beristirahat di mana? Uangnya bahkan tidak cukup untuk menyewa sebuah penginapan.

"Mana ada sebuah penginapan seharga 20 ¥? Tanyanya dengan bodoh.

Hinata mulai berjalan sambil berpikir, di mana Ia harus beristirihat. Saat Hinata akan menyebrang Ia tidak melihat bahwa ada sebuah motor dengan melaju kencang. Tempat Hinata yang sepi jauh dari keramaian membuat Ia tidak sadar akan ada motor yang menabraknya.

Kemudian ada sebuah tangan kekar yang membawanya ke dalam pelukan. Mereka berdua berguling ke sebalah kiri. Hinata yang masih shok belum menyadari bila Ia masih dalam pelukan seorang lelaki.

"Kau tidak apa-apa nona?"

"A-Aku... tidak apa-apa. T-terimakasih tuan." Ucap Hinata begitu sadar dan mulai bangkit untuk berdiri.

"Hm. Sama-sama, tolong lebih berhati-hati saat menyebrang nanti." Ucap pria yang menutup sebagian wajahnya dengan masker hitam.

Walau wajah lelaki itu tertutupi masker. Tapi Hinata yakin pria itu tersenyum, karena melihat dari kedua matanya yang menyipit. Hinata sungguh malu sekarang, kenapa Ia bisa sampai ceroboh tadi. Jika tidak ada pria ini pasti Hinata sudah berada di rumah sakit.

"Kalau begitu Aku pamit nona." Ucap pria itu mulai berlalu dengan membawa sepedanya terlebih dahulu.

Hinata menatap kepergian pria tadi. Lalu Ia menunduk lagi, Hinata memikirkan kembali nasibnya. Sebelum meninggalkan tempat itu Hinata kembali di panggil oleh pria tadi.

"Nona!"

"Y-ya?"

Pria itu berjalan sambil mendorong sepedanya untuk mendekati Hinata. Tinggi pria itu yang menjulang tinggi membuat Hinata mendongak lebih ke atas agar menatap wajah pria itu.

"Kalau boleh saya tahu. Kenapa nona berjalan malam-malam begini bahkan sendirian di sini?"

Hinata mengerutkan keningnya begitu pria itu mengatakan hal tersebut.

A Whole New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang