KISAH 1 - BAGIAN 2 : "Pengambilan Panji - Panji Guna Menyembuhkan Kusta"

51 1 0
                                    


"Sepertinya memang sudah ada yang merencanakan untuk menyerang desa kita ini sebelum ibumu mengidap penyakit tersebut”

“Lantas siapa? Dan untuk apa melakukan ini semua? Apa tujuan mereka menyebarkan penyakit kusta ini?”

“Entahlah, paman pun kurang tahu. Yang jelas ini memang sudah perbuatan seseorang dan sudah kelewatan”

“Lantas apa yang harus kita lakukan?”

"Bukan kita, tetapi kamu Wira. Usia paman sudah terlalu tua untuk melakukan tugas berat ini. Dengarkan baik - baik. Kamu pergi ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Laporlah kepada yang mulia Sri Sultan Hamengkubuwana bahwa desa kita telah terserang oleh penyakit kusta yang tidak jelas asalnya darimana. Dan kita membutuhkan Kanjeng Kiai Tunggul Wulung yang merupakan pusaka berwujud panji - panji. Pusaka ini dapat menyembuhkan penyakit kusta semua warga di desa ini”

“Siap paman. Apapun akan saya lakukan untuk ibu dan juga untuk desa yang amat kucintai ini”

“Langkah pertama, pergilah ke keraton dan minta izin untuk menemui yang mulia. Biasanya cukup susah. Tetapi kalau untuk sesuatu yang benar - benar penting atau darurat pasti diperbolehkan kok. Kedua ceritakan kepada yang mulia tentang kejadian yang menimpa desa kita saat ini dengan bahasa yang lugas dan sopan. Ketiga minta izin untuk membawakan salah satu pengurus keraton Kawedanan Hageng Punakawan Puraraksa untuk mendampingi sekalian menjaga kamu dalam membawa pusaka panji. Namun sebuah pusaka kadang hanya bisa benar” bekerja tergantung yang memakainya. Ya semoga saja bisa bekerja ya”

Esoknya Wira langsung berangkat menuju keraton yang terletak di Jalan Rotowijayan, Panembahan, Kecamatan Keraton, Yogyakarta dengan berjalan kaki. Setelah menempuh selama satu hari penuh akhirnya ia sampai di depan keraton. Ia pun sempat ditolak oleh penjaga namun setelah ia jelaskan maksud dan tujuan kedatangannya, akhirnya langsung diperbolehkan. Wira diantar oleh penjaga menuju ruangan Ingkang Sinuhun (Sri Sultan Hamengkubuwana). Lalu Wira menjelaskan dengan runtut dan jelas maksud kedatangannya.

“Permisi yang mulia. Maksud saya datang kemari untuk memberikan laporan darurat dari desa saya tinggal yaitu di Desa Siwalan Pandji. Bahwa desa saya telah terkena musibah penyakit yang cukup parah dan sudah menular hampir seluruh warga di desa dan entah penyakit tersebut asalnya darimana. Oleh karena itu saya meminta bantuan kepada pihak keraton untuk meminjamkan Kanjeng Kiai Tunggul Wulung untuk menyembuhkan penyakit di desa saya”

“Kamu boleh saja meminjam pusaka tersebut asal digunakan untuk kebaikan. Tetapi sebelum itu saya minta kamu cari bnnga Kemuning Jawa dahulu. Baru setelah itu kembalilah kemari”

“Siap, akan saya laksanakan yang mulia”

Setelah itu Wira langsung keluar keraton dan langsung mencari bunga Kemuning Jawa. Setahu Wira bunga tersebut tak susah untuk dicari. Bunga tersebut biasanya terdapat di semak - semak belukar atau tumbuh luar di dalam hutan. Setelah ia menemukan bunga Kemuning Jawa, ia langsung kembali menuju keraton dan langsung memberikannya kepada yang mulia.

“Ini yang mulia. Saya sudah melaksanakan sesuai perintahmu”, sembari mengasihkan bunga Kemuning Jawa kepada yang mulia.

“Bawa pulang bunga Kemuning itu sekalian bersama dengan Kanjeng Kiai Tunggul Wulung. Dan akan saya kirimkan salah satu KHP puraraksa ke desamu untuk mendampingi serta menjagamu”

“Siap laksanakan yang mulia. Saya sangat berterima kasih yang mulia sudah mau bermurah hati membantu desa saya yang sedang terserang penyakit”

“Tunggu dulu, saya beritahukan mantra penyembuhan yang dapat membuat pusaka tersebut bekerja dengan baik”

Lalu yang mulia ingkang sinuhun memerintahkan KHP Krida Mardawa untuk memberitahukan mantra nya kepada Wira. Setelah itu Wira pulang sembari membawa pusaka dan bunga Kemuning Jawa serta di dampingi oleh salah satu KHP puraraksa dari keraton.

**********

Wira Samseng Siwalan PandjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang