RAVAEL|05

61 20 8
                                    

"Jangan pernah merasa dirimu tidak cukup baik, karena bagi seseorang, kamu adalah yang terbaik"

~Author

______________________________________

Bugh-

Gali melayangkan pukulannya dan langsung mengenai Elsa.

Sebenarnya ketika Rava dan Gali sedang berdebat Elsa sudah bersiap-siap untuk melerai mereka namun ketika Elsa keluar dari UKS pukulan Gali langsung melayang dan mengenai pipi Elsa.

Gali sangat terkejut tidak main, pukulan yang seharusnya ditujukkan untuk Rava kini mengenai Elsa.

Rava yang melihat Elsa yang tumbang langsung saja menghampiri Gali dan mendorongnya kasar.

"LO TUH COWOK GAK SIH!!" Ucap Rava Penuh emosi 
pada Gali, kemudian mulai membantu Elsa untuk bangkit.

"El , gue gak sengaja" ucap Gali lirih.

"lo mending pergi" kata Elsa sambil  meringis  menahan sakit di pipinya dari pukulan Gali.

Gali yang kini mendengar Elsa memintanya pergi membuat dirinya semakin bersalah, padahal pukulan itu untuk Rava bukan Elsa. Tapi dirinya tidak dapat berbuat apa-apa karena semua itu telah terjadi.

"Kalau gitu gue balik ke kelas dulu yah El, sekali lagi maaf" ujar Gali kemudian menatap Rava sekilas dan langsung menjauh dari Elsa.

Elsa sebenarnya tidak menyalahkan Gali atas kejadian  yang terjadi padanya namun Elsa berniat untuk menjauh dari Gali, setelah mendengar saran dari sahabat-sahabatnya.

"Lo gak kenapa-kenapa kan?" Tanya Rava sambil refleks memegang pipi Elsa yang lebam akibat pukulan dari Gali.

"Aww- sakit tau" pekik Elsa sambil mengelus pipinya.

"Eh sorry-sorry" Rava yang baru menyadari bahwa ternyata dirinya menyentuh pipi Elsa dan langsung mundur selangkah dari Elsa.

"Lo mendingan balik juga" pinta Elsa kemudian langsung beranjak dari posisinya saat ini dan kembali masuk ke dalam UKS.

Rava hanya tercenung dan menatap punggung Elsa saat memasuki UKS hingga punggung siswi itu tidak lagi terlihat.

Apa lagi-lagi gue salah?-Rava

Rava kemudian memilih untuk menuju ke arah rooftop untuk merokok, membiarkan perasaannya yang tidak karuan menghilang bersama asap rokok yang akan dihirupnya.

Sesampainya di rooftop Rava melihat Diva yang tengah menanti kehadirannya.

"Diva?" panggil Rava memastikan bahwa kali ini ia tidak lagi salah orang.

Diva yang menyadari suara yang sedang memanggilnya langsung berbalik dan mendapati Rava yang tengah berdiri beberapa meter di belakangnya.

"Rav"lirih Diva sambil sedikit berlari menuju Rava dan langsung memeluknya.

"Aku-,aku minta maaf" kata Diva sambil memper-erat pelukannya.

Rava yang menyadarinyapun langsung melepas pelukan Diva kasar sambil menatap tak suka pada siswi yang kini berada di hadapannya.

"Rav please maafin aku, aku gak ada maksud buat kamu kecewa" kini Diva mulai mengeluarkan air matanya.

"Tangisanlo udah gak mempan!" Ujar Rava sambil membentuk senyum kecut.

"Rav please, aku bisa jelasin"  Diva yang kini mulai mendekati Rava kemudian di dorong oleh Rava.

"Jangan berani deketin gue!" Bentak Rava yang semakin membuat Diva terisak dan semakin merasa bersalah.

RAVAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang