RAVAEL|03

64 24 23
                                    

Cinta itu seperti angin. Tak dapat dilihat, tapi dapat dirasakan.

-Author

______________________________________

Deringan ponsel membangunkan Elsa dari tidurnya.
Tanpa ia sadari ia tertidur di sofa apartemen milik Rava, ia bahkan belum sempat mengabari keluarganya dan memberitahukan keberadaannya saat ini.

"Halo bun" ucap Elsa memulai percakapan.

Kamu dimana sayang? Ini udah jam 10 loh, Bunda khawatir sama kamu, kata tante Luna kamu gak ke rumah dia. Kamu dimana sayang?

"Aku lagi di rumah temen bun, maaf Elsa habisnya ketiduran, entar pas udah sampai di rumah Elsa bakal ceritain"

Yaudah sayang kamu cepetan pulang yah mama sendiri, papa kamu lagi ngerjain proyeknya di luar kota. Kamu hati-hati di jalan.

"Iya bun"

Elsapun mematikan telponnya dan mencari keberadaan Rava. Berniat untuk meminta tolong agar kiranya Rava dapat mengantarnya pulang.

Elsa menyusuri seluruh ruangan di apartemen milik Rava namun dia sampai saat ini belum melihat sosok yang dicarinya tersebut.

Elsa berniat menuju ke teras di apartemen untuk menghirup udara , namun siapa sangka sosok yang dicarinya ternyata tengah mengisap sebatang rokok di teras apartemen sambil mengembuskannya perlahan.

"Mau pulang?" Tanya Rava singkat.

"Iya" sahut Elsa dan seketika Ravapun mematikan rokoknya dan bergeges masuk dan mengambil kunci mobilnya dan langsung mengantar Elsa ke rumahnya.

Setelah sekitar 10 menit perjalanan kini mereka telah tiba di rumah Elsa, rumah Elsa sebenarnya tidak terlalu jauh dari rumah Rava, rumah mereka masih di dalam perumahan yang sama namun berada diblok yang berbeda.

"Makasih yah" ucap Elsa kemudian tersenyum simpil kearah Rava.

Rava hanya terdiam kemudian membalas senyuman Elsa dan beranjak dari sana menuju ke rumahnya. "Gue duluan".

Elsa tersenyum kemudian melambaikan tangannya pada Rava yang sudah meninggalkan rumahnya. Setelah itu Elsa langsung masuk setelah pagar rumahnya baru dibuka oleh Pak Kasim yang merupakan satpam di rumahnya.

"Eh non Elsa, kok baru pulang jam segini neng?" Tanya Pak Kasim.

"Abis dari rumah temen pak, Elsa masuk dulu yah pak" jawab Elsa kemudian tersenyum ramah ke arah Pak Kasim.

"Monggo non" Pak Kasim yang mempersilahkan Elsa masuk.

Elsapun segera masuk dan mendapati bundanya yang duduk di sofa ruang tamu.

"Bunda" panggil Elsa kemudian langsung memeluk Hilda dan menangis. Sontak membuat Hilda khawatir.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Hilda sambil mengelus rambut Elsa.

"Tadi Elsa di gangguin preman bun. Untung aja ada teman Elsa yang nolongin, kalau gaada temen Elsa ga tau kondisi Elsa sekarang gimana" ucap Elsa sambil melepas pelukannya dari Hilda kemudian duduk di sofa dan menyeka air matanya.

"Maafin bunda yah sayang, bunda tadi lagi ada urusan, terus kebetulan supir juga lagi gak masuk. Lain kali kamu bawa mobil aja yah sayang"

"Iya bun, kalau gitu Elsa langsung ke atas aja deh pengen bersih-bersih dulu" kemudian Elsa langsung naik menuju ke kamarnya.

Setelah berada dikamar miliknya kini Elsa langsung merebahkan tubuhnya ke kasur miliknya, Elsa merasa legah dan tidak habis fikir akan prilaku Rava yang menurutnya sebenarnya baik, namun itu baru ia sadari.

RAVAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang