My Lovely Boss [JiHo]

E

TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA

.

.

.

HAPPY READING !!!

My Lovely Boss

🔞WARNING🔞

.

.

.

Previous

Jiso sedang asik 3 mie nya didepan televisi diruang keluarga. Hari ini kedua orang tuanya dan neneknya pergi ke Macau dan kedua kakaknya juga sedang ada urusan diluar. Belum lagi moodnya yang turun karena rencananya untuk menonton dengan ketiga sahabatnya harus gagal.

Saat sedang asik melamun, Jiso dikagetkan dengan bahunya yang terasa berat. Ternyata itu adalah kakak pertamanya, yang merangkul bahunya dan sekarang sedang asik menonton tv.

"Bang Umin? Sejak kapan balik? Kok ga kedengeran suara mobilnya? " Tanya Jiso beruntun. Yang ditanya hanya mengangkat bahunya acuh.

"Lo aja yang keasikan ngelamun sampe ga nyadar gw balik. Noh liat tv nya kasian nontonin lo yang daritadi ngelamun. Ngelamunin apa sih?" Jiso diam, ia juga sebenarnya bingung sedari tadi memikirkan apa.

"Mikirin doi ya?" Tanya Xiumin.

"Doi darimana? Gebetan aja ga punya," jawab Jiso dengan nada sebal.

"Kasian banget. Makanya buruan cari gih." Xiumin terkekeh melihat wajah adiknya yang sudah masam.

"Iya nanti juga dapet. Jodoh ga kemana, " ujar Jiso santai. Xiumin hanya menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan adiknya itu. Diumurnya yang ke 23 tahun belum juga mempunyai kekasih.

"Dasar. Besok sabtu ikutkan ke rumah Sheila? " Tanya Xiumin. Jiso mengerutkan keningnya bingung. Untuk apa dia ikut kakaknya ke rumah kekasih kakaknya itu.

"Mau ngapain?" Tanyanya.

"Wah bener bener. Gua mau ngelamar Sheila masa lo ga tau sih?" Xiumin mendecih sebal kepada adiknya.

"Wah serius? Kok Jiso ga tau sih? Kapan? Bang Jin tau?" Tanya Jiso beruntun.

"Semuanya udah tau kan minggu kemaren gw dah bilang mau ngelamar Sheila. Otak lo tambah lemot nih, cepet cepet dapet pacar gih." Setelah mengucapkan itu Xiumin beranjak pergi menuju kamarnya, meninggalkan Jiso yang masih berpikir.

"ABAAAAANG, APA HUBUNGANNYA OTAK LEMOT GW SAMA PACAR, " teriak Jiso saat baru menyadari apa yang diucapkan kakaknya diakhir kalimat. Setelah itu ia bangkit menyusul pergi ke kamarnya, dengan kaki yang dihentak-hentakkan dan bibir yang mengerucut sebal.

.

.

.

Entah kenapa Jiso saat ini terus saja memikirkan perkataan beberapa karyawan wanita yang tadi tidak sengaja ia dengar saat ia berada di kamar mandi.