7. Bagaimana perasaanmu?

1.5K 173 12
                                    

✏Jendoy Fanfiction

Ibu dan Ayah Kim serta Jennie dan Doyoung baru saja keluar dari Restaurant. Sang Ibu tersenyum lalu mengusak kedua surai anak itu.

"Selamat malam!" seru Ibunya membuat yang lain menyahut.

"Selamat malam juga Bu, kami akan pulang setelah urusan di kantor beres," jelas Doyoung yang diangguki kedua orang tuanya.

"Jaga Jennie! Awas saja kau aneh-aneh." Sang Ayah menepuk bahu keduanya lalu beranjak pergi yang di susul oleh Ibunya.

"Hei Kim Jennie!" panggil Doyoung.

"Eum, ada apa Bos?" Jennie terkejut saat sebuah tangan besar menggenggam tangannya erat.

"Kau ingin bertemu Kak Jongin?" Manik cantik itu berbinar membuat Doyoung tersenyum tipis, sangat tipis sekali.

"Dalam rangka apa kau menawariku hal itu? Tidak cemburu?"

Pletak

Doyoung menjitak kening sekretarisnya itu. Yang benar saja, Doyoung cemburu? Ya, memang sekarang belum tapi entahlah ia merasakan perasaan aneh saat Jennie tampak semangat mengetahui ia baru saja mengajak si manis untuk bertemu saudara jauhnya itu.

"Bisa tidak jangan terlalu percaya diri?" Jennie mengangguk lalu mengusap-usap keningnya, jitakannya lumayan sakit juga.

"Jadi mau tidak?" tawar Doyoung lagi.

"Mana bisa aku menolak bos," ucap Jennie yang dengan semangat memasuki mobil atasannya itu. Doyoung menghela nafas, ia melonggarkan dasinya lalu memasuki mobil itu juga.

"Ah, Bos maaf yah aku tidak menepati janji tadi," ucap Jennie sambil menatap wajah datar bosnya itu. Sedikit merasa bersalah lagi melihat wajah beberapa jam lalu berwarna kembali datar seperti tembok perusahaan milik Bosnya sendiri.

"Tentang Saerom? Lupakan saja, aku akan mencari tahu sendiri," jawabnya datar.

"Bos tidak marah?" Jennie bertanya melihat wajah itu tetap datar.

"Wajahku memang seperti ini Kim Jennie, tidak perlu takut sungguh aku tidak marah," jelasnya yang kini menatap Jennie.

Keadaan hening seketika, wajah Jennie entah mengapa merasa memanas menyadari bawah Kim Doyoung masih menatapnya dengan wajah datar, ia sedikit tersentak saat tangan Doyoung menarik lengannya hingga wajah keduanya saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Bahkan hidung mereka sudah bersentuhan.

"aku ingin menciummu."

[] [] []

Jongin sedang sibuk memainkan game di ponselnya di Kamarnya. Ia melepas penat sehabis bekerja seharian, hari ini cukup sulit apalagi melihat beberapa bawahannya yang entah mengapa mengundurkan diri. Padahal perusahaannya baik-baik saja tapi entah mengapa sudah 2 orang yang memilih untuk resign dari perusahaannya.

Cklek

"Kak Jongin hari ini ada janji gak?" Itu Sejeong adik sepupunya. Jongin memang tinggal dengan sosok manis itu, dan juga memang orang tuanya lah yang menitipkan Sejeong padanya. Entah mengapa Ibu dan Ayahnya yang tidak pernah di rumah, tapi waktu itu Jongin tidak salah lihat bahwa paman Kim memasuki tenda penjual Soju, hanya saja ia ragu dan tak menghampirinya sedangkan Ibunya Sejeong sampai hari ini pun ia tak melihatnya maka dari itu dia harus mengaja Sejeong etiap saat.

"Memangnya ada apa Sejeong?" tanyanya tanpa mempause gamenya.

"Katanya Doyoung akan kesini, katanya dia datang bersama Sekretarisnya," jelas Sejeong yang kini memasuki kamar sepupunya itu.

[TAMAT] You're Mine! [Jendoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang