2. Sekretaris

2.4K 315 23
                                    

Manik cantiknya menatap sekeliling ruangan sang bos, di lihatnya jam masih yang menunjukkan 05:47 masih lama rupanya. Ia beranjak membuka pintu balkon, biarlah dia dikata tak sopan pasalnya ia sangat penasaran apa yang ada di bawah balkon ini.

Tangannya bertumpu pada pembatas balkon, maniknya menatap kagum taman yang terletak di bawah kamar bosnya ini, bahkan terdengar decakan kagum dari bibir mungilnya.

Taman itu di lampui warna-warni mirip pelangi, menambah kesan yang sangat indah dan menenangkan. Cocok sekali dengan tipe Jennie apakah Kim Doyoung yang merancang taman ini?

Lama memandangi taman itu, tiba-tiba ia tersentak saat bahunya ditepuk pelan oleh sang atasan.

"Kau menyukainya? Wah Kak Jongin ternyata tidak pernah salah memberikanku informasi," ucap Doyoung seraya terkekeh pelan.

"Jongin? Maksudnya Kak Jongin bos?" Jennie menoleh, melihat pria bermarga Kim yang kini menatap ke bawah.

"Iya apa kau mengenalnya?"

"Tentu saja, aku bahkan menyukainya." Doyoung terdiam dengan wajah datarnya, oh iya dia sudah rapi kok.

Saat sedang memakai pakaian tadi ia melihat sekretarisnya sedang menikmati pemandangan taman yang ia buat kemarin sore, entahlah ada angin apa ia membuatnya.

"Kenapa terdiam bos? Ah jangan-jangan kau cemburu? Astaga Pak Kim sudah cemburu rupanya haha," ejek Jennie yang mendapat jitakan dari sang atasan.

"Bodoh! Sudah ayo turun dan kita sarapan bersama!" Doyoung menarik lengan Sekretarisnya itu menuju ke bawah, ketika mereka sampai di ruang makan Jennie dengan sopan menundukkan tubuhnya menyapa orang tua Kim Doyoung, atasannya itu.

"Wah cantik sekali, akhirnya Ibu bisa melihatmu. Doyoung, Ibu akui kamu tidak salah pilih," ucap Ibunya sambil memeluk Jennie lembut.

Walaupun ia sedikit tidak paham, namun ia merasa nyaman di pelukan Ibu atasannya itu, karena mengingatkan pada Ibunya yang telah lama meninggalkannya sendirian. Saat Jennie tersenyum maniknya menangkap raut wajah Ayah Doyoung yang tak bersahabat.

"Maaf Om," Jennie menundukkan tubuhnya lagi membuat orang di sekitarnya tergelak melihat kepolosannya.

"Ayah berhentilah memasang wajah itu! Kau terlihat seperti Jongin saja hahahahaha," ucap Doyoung dengan tawanya membuat Jennie tertegun di buatnya.

"Ekhem, biasa aja dong liatinnya tahu aku tampan, tapi jangan diliatin mulu!" Doyoung duduk di kursi bersampingan dengan kursi utama ayahnya.

"Ayo duduk sayang, kita akan mulai sarapan saat Ryujin dan Donghyuck datang," jelas Ibu Kim membuat yang diangguki keduanya.

"Kim Jennie!" panggil Tuan Kim membuat Jennie menatapnya.

"Ada apa eum-"

"Ayah! Panggil saja aku ayah kau akan menjadi menantu kelak maka biasakanlah!" Ia terkejut ketika mendengarnya. Yang benar saja baru kenal sudah bilang akan jadi menantu, lagipula Doyoung itu bukan tipenya.

"Pagi semua!" riang Donghyuck yang langsung bergabung dan duduk di sebelah kakaknya. Ryujin yang ada di belakangnya juga duduk di sampingnya.

"Jennie duduklah!" Sekretarisnya itu duduk berhadapan dengannya. Sangat canggung namun ia berusaha agar terlihat biasa saja, dia harus bersandiwara dengan baik agar gajinya bertambah banyak.

"Kapan kalian berpacaran? Perasaan baru-"

"Kami sekitar dua bulanan lah kemarin itu kebetulan sekali aku di terima di perusahaannya," potong Jennie cepat.

"Astaga pintar sekali dia, kak Jongin aku harus berterima kasih padanya nanti," inner Doyoung sambil tersenyum.

"Dan kau baru mengenalkannya pada kami hari ini, wah anakku ini." Ibu Doyoung itu mengusap anak rambut Jennie membuat sang empu tersenyum.

[TAMAT] You're Mine! [Jendoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang