9. Ada apa dengannya?

1.3K 167 7
                                    

✏Jendoy Fanfiction

****

Jennie mengerjabkan maniknya perlahan, ia menatap bingung langit-langit kamar berwarna biru navy. Seingatnya tadi malam ia diculik dan berakhir bosnya Kim Doyoung menolongnya sebelum ia pingsan. Jennie bangkit lalu melangkah menuju pintu luar, sebelum ia membuka pintu ternyata pintu itu sudah dibuka oleh sosok yang kemarin malam menolongnya, Kim Doyoung.

Jennie tersenyum lalu membungkukkan tubuhnya berkali-kali seraya terus mengucapkan terimakasih kepada sang atasannya. Ketika ia kembali berdiri tegak dan menatap sang atasan senyum manisnya perlahan luntur ketika melihat wajah datar Doyoung.

"Cepat mandi dan segera turun, bukankah hari ini aku ada rapat?"

Jennie mengangguk patuh lalu melesat menuju kamar mandi meninggalkan Doyoung yang masih mempertahankan wajah datarnya. Bukan, bukan dia ingin dingin kepada Jennie, tetapi dia mempunyai sedikit masalah sehingga ia menjadi dingin seperti ini. Doyoung menghela nafasnya lalu menatap layar ponsel sejenak, tatapan matanya terlihat datar namun menyiratkan kelelahan.

"Doy ayo sarapan!" Doyoung menoleh lalu tersenyum ketika menatap punggung Ibunya yang turun ke lantai satu, kebiasaan Ibunya yang hanya mengajaknya lalu malah meninggalkannya duluan tanpa menunggunya beranjak.

"Bu tunggu!"

***

Jennie terlihat gugup ketika melirik wajah serius Doyoung yang memandang komputer didepannya. Wajahnya masih saja datar dan tidak seperti biasanya Doyoung yang cerewet itu berubah menjadi pendiam. Jennie menghela nafas melihat sosok itu yang terlihat berubah, apa karena kejadian tadi malam? Apakah Doyoung diancam? Jennie jadi merasa bersalah. Ia bangkit dari kursinya lalu menghampiri sang atasan yang masih fokus menatap komputernya.

"Bos-"

"Bisa ambilkan aku kopi?!" Belum sempat Jennie menyapanya sang atasan sudah menyuruhnya untuk keluar, ah baiklah Jennie tidak akan menganggunya dulu.

"Baiklah."

Jennie keluar ruangan menyisahkan Doyoung yang menatap presentasi perusahaan yang dipegangnya menurun. Sialan, ia baru menyesalinya sekarang, mungkin ini akibat ia sering bermalas-malasan menyebabkan presentasi pendapatan menurun, ia mengacak rambutnya kesal lalu menyandarkan tubuhnya kebelakang kursi. Pintu ruangannya terbuka menampilkan Ryujin yang membawa beberapa berkas seraya tersenyum kecut.

"Doyoung ini data-data yang harus kamu tanda tangani, maaf soal-"

"Tidak apa-apa, memang bukan rejeki kita dan yah mungkin salahku juga yang terlalu malas akhir-akhir ini," potong Doyoung membuat Ryujin menghela nafas.

"Yang terpenting bagaimana membuat presentasi pendapatan kita kembali normal atau tidak semakin naik, kau juga tidak boleh bermalas-malasan mulai detik ini!"

"Tentu saja."

Keduanya diam beberapa saat sampai Jennie memasuki ruangannya dengan tiga gelas cup kopi, tau darimana dia kalau nanti Doyoung memintanya lagi membuat kopi?

"Buat tiga?"

"Tadi saya kepikiran mungkin saja ada tamu lagi yang datang jadi buat 3," jelas Jennie membuat Ryujin tersenyum lalu mengambil nampan yang dipegang Sekretaris dari mantannya itu.

"Kamu kembali duduk biar saya saja yang mengantarkannya!" perintah Ryujin yang dipatuhi Jennie, ia segera duduk ditempatnya dengan wajah yang kembali serius menatap satu persatu berkas didepannya.

Doyoung menyesap kopinya sambil menatap Jennie yang fokus menatap berkas-berkas didepannya. Kemudian tersenyum ketika melihat Ryujin yang juga membereskan beberapa berkas, tadi masih ada beberapa yang belum ditanda tangani Doyoung.

"Kenapa kau senyum? Masih ingatkan aku ini tunangan adikmu?" tegur Ryujin membuat Doyoung terkekeh.

"Aku akan berusaha profesional mulai sekarang dan maafkan aku Ryujin tentang kelakuanku padamu tempo hari," ucap Doyoung membuat Ryujin menaikkan pandangannya.

"Iya, tenang saja. Kalau mau bicara lagi bisa nanti saja tidak? Katanya mau professional, persiapkan semuanya nanti ada rapat."

Doyoung mengangguk lalu membiarkan Ryujin keluar dari ruangannya. Ia  terkekeh pelan ketika mengingat pernah melempar tasnya diwajah Ryujin, sungguh ia menyesal sekarang. Senyumannya memudar kala tatapan matanya bertemu dengan sang sekretaris yang menatapnya.

"Ekhem, Jennie apakah semua berkasnya sudah siap?" tanya Doyoung serius.

"Iya, sudah apakah mau langsung pergi ke ruang rapat?" Doyoung tampak berpikir sebelum ia bangkit dari duduknya. Jennie menghela nafas lalu ikut berdiri dan melangkah dibelakang Doyoung.

***

Jennie menatap pemandangan kota dari kaca mobil milik atasannya itu. Ia belum berani menoleh menatap Doyoung yang justru menatap lurus kedepan. Entah mengapa Doyoung hari ini terlihat berbeda, tidak ada Doyoung yang susah disuruh dan pemalas. Dia bahkan datang rapat tepat waktu, tidak mengeluh saat ada beberapa tamu yang ingin bicara padanya. Dan satu hal lagi Doyoung terlihat dingin padanya.

"Rumahmu dimana?" tanya Doyoung membuat Jennie menoleh.

"Berhenti disini saja, aku mau beli beberapa keperluan dulu," jelas Jennie yang diangguki Doyoung, Jennie segera keluar dari mobil atasannya lalu melangkah menuju sebuah mini market tanpa sadar bahwa Doyoung ikut turun dari mobilnya dan ikut masuk kedalam Mini market itu.

Ketika Jennie ingin mengambil beberapa ramen, tangannya ditahan oleh Doyoung. Ia sempat terkejut melihat tingkah bosnya itu.

"Kau ingin makan ramen? Aku melarangmu!" seru Doyoung dengan tatapan datarnya.

"Ta-tapi ramen lebih praktis jadi kalau sedang terburu-buru aku tak perlu repot-repot untuk memasak yang lain," jelas Jennie membuat Doyoung menariknya ke stan roti. Ia mengambil 6 bungkus roti sekaligus, Jennie menatapnya heran untuk apa roti sebanyak itu?

"Bos saya tidak mau roti soalnya mahal, sudah beli ramen saja," ucap Jennie membuat Doyoung menatapnya datar.

"Kau bilang tidak ingin repotkan? Makanya ku beli kan roti dan bukan kah ini lebih praktis dan lebih sehat daripada memakan ramen Kim Jennie?" Jennie terdiam ketika atasannya itu kembali menariknya menuju stan makanan pokok. Diam-diam dia tersenyum melihat seberapa perhatiannya Kim Doyoung, tuh kan Jennie jadi ingin berharap lagi.

"Bos," panggilnya membuat Doyoung menoleh menatap Jennie dengan wajah bingungnya.

"Ada apa?"

"Terimakasih."



To be continued

5 Februari 2020-25 Juni 2021

[TAMAT] You're Mine! [Jendoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang