8. Tengah Malam

1.4K 177 2
                                    

✏Jendoy Fanfiction

Doyoung melempar ponselnya ke lantai, rahangnya mengeras, berani sekali mantan karyawannya memeras uangnya. Ia pikir Doyoung bodoh apa? Doyoung mengusap wajahnya kasar lalu meraih Jaketnya serta kunci mobil, persetan ia harus pergi malam-malam begini, yang hanya ia pikirkan Jennie dan hanya Jennie.

Ibu Doyoumg yang masih asik membereskan berkas-berkas Ayahnya mengernyit bingung saat melihat anak sulungnya itu terburu-buru padahal baru saja sosok itu pamit tidur.

"Izin keluar Bu, ada urusan mendadak," ujar Doyoung tanpa menoleh, keliatan sekali bahwa memang ada kepentingan pribadi Ibunya hanya bisa memakluminya.

Doyoung mencoba menelpon lagi nomor mantan karyawannya itu yang direspon dengan cepat, ia mencengkram ponselnya seraya menggeram rendah, mobilnya ia kendarai dengan kecepatan tinggi di hiruk piruk kota Seoul yang tak pernah tidur.

"Halo anak sialan, dimana Kau sekarang?"

"Hahaha santai dulu Bos ups maksudku Kim Doyoung, kekasihmu ini akan baik-baik saja jika kau membawa uang yang ku minta apa kau bisa?"

"Akan kusiapkan uangnya, jangan main-main denganku Lee Saerom jika kau mengingkari janjimu itu," ancam Doyoung.

"Aku ini perempuan tuan mana mungkin aku mengingkarinya dan lagi kau kasar sekali kepada perempuan ck, asalkan uang itu ada ditanganku Kak Jennie ups Kim Jennie akan aman," ujar disebrang sana dengan senyum miringnya.

Doyoung melempar ponselnya ke samping, melajukan mobil mahalnya lagi membelah jalan menuju sebuah tempat yang baru saja diberitahu Lee Saerom dalam pesan singkatnya. Masalah uang? Doyoung tidak akan membayar tentunya, ia sungguh tak sudi untuk memberikan uang pada orang-orang jahat itu. Tidak akan pernah!

***

Jonghoon, Yoon Jonghoon sedang berdiri di samping  Jennie yang masih terlelap disebuah kursi. Ditatapnya sosok yang diikat oleh tali dengan iba, ia sedih melihat temannya itu yang jahat pada anaknya sendiri. Sebenarnya ia tidak setuju dengan rencana ini namun demi penyamarannya ia akan melakukannya, karena sebenarnya dia adalah-

"Paman pulang saja, biar aku yang akan menjaganya tenang saja kami akan membagi uangnya jika berhasil kami dapatkan Paman," ujar Saerom yang kembali memasuki ruangan itu.

"Baiklah, Kau hati-hati yah." Jonghoon menepuk bahu gadis itu lalu melangkah keluar. Ia menutup pintunya, melihat ke sana kemari untuk menjaga keadaan sekitar sekiranya nanti ada yang menguping pembicaraannya dengan rekannya.

"Tes Anggota satu masuk, bagaimana Sunbaenim? Kapan kami harus bergerak?"

"Ketua Anggota masuk, sebentar lagi kalian segera bersiap-siap ditempat!" bisik Jonghoon pelan seraya melangkah menyelusuri lokasi dirinya saat ini.

"Baik Sunbae kami meluncur!"

Jonghoon menghela nafasnya lalu memasukkan barang komunikasinya ke saku jaketnya kembali menatap nanar sosok tertidur di bangku panjang itu.

'Maafkan aku kak Heewon, bagaimanapun juga kejahatan harus dibasmi tidak peduli Kau temanku apa bukan!'

Bruk

Jonghoon menoleh ketika menatap sosok pemuda yang menutup mobilnya secara kasar, wajahnya sungguh datar. Apa mungkin pemuda ini yang akan menembus Jennie? Ia segera mendekati sosok itu.

"Ah, maaf Tuan apakah disekitar sini ada gadis yang bernama Lee Saerom?" tanya sosok itu dengan wajah datarnya. Jonghoon menatapnya dari atas sampai bawah. Ia mengeluarkan tanda pengenalnya pada sosok itu hingga pria itu membungkukkan tubuhnya sopan.

"Pak apakah jau bisa membantuku?" Jonghoon mengangguk.

"Akan ku lakukan tanpa harus membongkar identitasku," ujar Jonghoon datar.

"Maksudmu? Kau sedang menyamar? Wah beruntung sekali aku menemuimu hari ini," ucap sosok itu tersenyum miring.

"Iya, Kau ingin menyelamatkan Jennie kan?" Dapat Jonghoon lihat sosok itu terlihat terkejut.

"Darimana kau tahu?"

"Aku ini detektif dan aku sudah tahu semua rencana yang dilakukan oleh Ayah dan Adiknya itu, Kau tahu Lee Saerom itu adik tiri Jennie dan aku teman bapaknya. Sebenarnya sudah sebulan belakang ini aku mengincar mereka hingga hari ini aku tidak sabar menyelesaikan misi ini, kau masuk ke dalam duluan dan selamatkan Jennie dan aku akan menyusul beserta anggotaku nanti," jelas Jonghoon.

"Jangan berani membohongiku!" Doyoung berlari masuk kedalam ruangan yang tadi ia masuki.


_______________

"Wah, wah Kau cepat juga bergerak, lihat Jennie mu baik-baik sajakan?" Saerom menatap remeh Jennie yang kini sudah terbangun dari pingsannya.

"Bos kumohon tolong aku, hiks-"

"Tenang saja Kim Jennie malam ini juga akan kubawa adikmu ini ke penjara!"

"Dalam mimpimu Kim Doyoung! Dimana uangku?" tanya Saerom. Doyoung tersenyum miring lalu mendekati kedua sosok itu.

"Kau ingin berapa? Akan kuberikan asalkan lepas ikatan tangan itu!" pintah Doyoung.

"Merepotkan sekali." Saerom berdiri di belakang Jennie dan melepaskan ikatan itu dari tubuh Kakaknya. Setelah terlepas yang lebih tua mendorong Saerom lalu beralih ke Bosnya yang langsung menariknya ke belakang tubuhnya.

"Sekarang mana uangnya?" tanya Saerom geram.

Brukk

"LEE SAEROM JANGAN BERGERAK!"

[][][][][][]

Doyoung mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang seraya menggenggam tangan dingin sosok yang tertidur pulas di sampingnya. Ia bisa bernafas lega karena bantuan Detektif Yoon itu, akhirnya sosok Lee Saerom ditangkap tanpa harus menguras tenaganya dan tenaga para detektif.

"Kim Jennie sepertinya hari ini kau memang harus menginap di rumahku." 

Setelah sampai ke rumahnya, ia mengendong Jennie di punggungnya berjalan pelan menaiki tangga menuju Kamarnya, tentu saja. Tidak apa-apa sesekali Doyoung tidur di sofa.

Doyoung membaringkan tubuh Jennie perlahan di ranjangnya. Diselimutinya gadis cantik itu sampai sebatas dada, tak lupa sebuah kecupan lembut dikening si manis ia berikan.

"Good Night Kim Jennie!"


______________
Tbc

21 Januari 2020-22 Juni 2021

[TAMAT] You're Mine! [Jendoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang