Chapter 15

3.2K 271 112
                                    















"Apa yang Kau ingin jelaskan selain tentang kebiadabanmu yang sudi menghangatkan ranjang lelaki lain selain suamimu..?".Gertak Jongin sangat keras.

"A-aku.. A-aku.. O-oppa.. Ku m-mohon.. Hiks.. Hiks..". Tergugu dalam tangisan yang menyendat kalimat pembelaannya.

"Ku mohon d-dengarkan penjelasanku, Oppa.. Hiks.. Ini tidak seperti yang..".

"Oppa..!". Luhan menjerit ketika Jongin memilih meninggalkannya, suaminya bergegas keluar dari kamar yang menjadi saksi kebejatan Luhan dengan Sehun selama ini.

Matanya liar mencari busana untuk melindungi tubuhnya agar bisa mengejar suaminya. Luhan harus menjelaskan semua yang dilihat oleh Jongin. Ia tidak mau rumah tangganya hancur berantakan hanya karena masalah ini.

Memakai dengan cepat setelah menemukan busana yang layak, Luhan menghapus air matanya dan membenarkan rambutnya yang sangat berantakan akibat pergumulan panasnya dengan Sehun. Kakinya berlari untuk menggapai pintu agar cepat menyusul suaminya.

"Kau pikir Kau mau kemana, Luhan..?". Sehun ikut berlari untuk mencekal lengan kekasihnya agar tidak menyusul Jongin.

"Lepaskan Sehun..! Aku harus mengejar suamiku.. Hiks.. Ku mohon lepaskan..". Luhan benar-benar memohon kepada Sehun dengan deraian air matanya.

"Jongin sudah tahu semuanya.. Untuk apa lagi Kau mengejarnya..?". Sejujurnya Sehun marah ketika Luhan menegaskan kata suami pada Jongin.

"Aku harus menjelaskan padanya bahwa ini hanya salah paham.. Hiks.. Ku mohon lepaskan, Sehun-ah.. Hiks..". Sehun masih mencekal erat lengan kekasihnya, sangat erat.

"Salah paham..? Maksudmu hubungan kita hanya salah paham..?". Giginya bergemelatuk, wajahnya memerah menahan marah karena ucapan Luhan.

"Sehun.. Ku mohon jangan mendebatkan sekarang.. Ku mohon lepaskan, Sehun-ah.. Ku mohon..". Luhan mengiba belas kasihan lelaki di depannya. Ia benar-benar tidak ingin membahas hubungan apapun sekarang. Yang sangat perlu Ia lakukan sekarang adalah mengejar suaminya dan menjelaskan apa yang dilihat oleh suaminya. Luhan tidak bisa membiarkan kemarahan suaminya terus menjalar sehingga berakibat pada hangusnya rumah tangga mereka.

"Apa Kau mencintaiku..?". Tanya Sehun, sakit juga hatinya melihat Luhan mengemis seperti ini demi lelaki lain.

"Sehun-ah.. Ku mohon jangan tanya apapun padaku sekarang.. Hiks.. Ku mohon lepaskan..". Memandang lemah pada mata kekasihnya, Luhan menyampaikan permohonan besar agar Sehun mau mengerti keadaannya saat ini.

"Gurae.. Aku izinkan Kau mengejarnya. Tapi ingat jangan mengarang apapun tentang kita, hubungan kita dan cinta kita. Katakan sejujurnya pada lelaki yang Kau sebut suami itu..". Melepaskan cengkramannya pada lengan Luhan dan membiarkan wanita yang dicintainya mengejar lelaki lain yang menjadi suami dari wanitanya.

Memandang kepergian Luhan dengan rasa sakit hatinya, Sehun mengepalkan tangannya karena amarahnya belum selesai karena Luhan terlihat begitu takut kehilangan lelaki yang bernama Kim Jongin itu.

"Pergilah sebentar.. Bagaimana pun kisahmu dengan lelaki itu, pada akhirnya Kau akan tetap kembali dan menjadi milikku.. Aku akan memastikan itu, Luhan. Kau hanya milikku..!".





Jongin berjalan cepat sembari menghapus sisa-sisa air matanya, matanya memanas seperti hatinya yang masih terasa begitu panas mendapati kenyataan bahwa isteri yang sangat dicintainya dan begitu dipercayainya tega mengkhianati dan menodai pernikahan mereka.

Grandest Pain (HunHan GS) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang