Chapter 17

3.4K 274 173
                                    


“Ne..?”. Jongin berseru tidak percaya terhadap apa yang baru didengarnya.

“Kau dipecat. Perlukah Ku ulangi lagi..?”. Ucap atasannya dengan wajah yang jauh dari kata ramah.

“S-sajangnim.. Saya tidak mengerti apa kesalahan saya sehingga harus diberhentikan dari pekerjaan ini..”. Jongin tidak mengerti apa kesalahannya sehingga ketika Ia sampai di kantor, ketua divisinya langsung memberikan surat pemecatan terhadapnya.

Karena merasa tidak terima diberhentikan dengan alasan yang tidak jelas, Jongin langsung menemui atasan di kantor tempatnya bekerja ini.

“Kemampuanmu sudah tidak dibutuhkan di perusahaan ini..”.

“Tidak mungkin. Baru kemarin Tuan Shin mengatakan akan mempromosikan saya karena kinerja saya dinilai bagus selama ini. Tidak mungkin jika tiba-tiba kemampuan saya tidak dibutuhkan  di kantor ini, sajangnim..”.

“Aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar kepadamu.. Cepat tinggalkan perusahaan ini..!”. Titahnya lantang.

“Sajangnim.. Anda tidak bisa seperti ini.. Saya ..”.

Dua security menggeret paksa tubuh Jongin dari ruangan atasannya. Ia tidak diberikan kesempatan untuk meminta kejelasan atas kesalahan apa yang telah diperbuatnya sehingga pantas mendapat tindakan pemecatan sepihak seperti ini.

Jongin memandang gedung tinggi tempatnya bekerja setelah dirinya diseret paksa sampai ke pintu masuk perusahaan ini. Ia berjongkok sembari mengusap wajahnya dengan frustasi.

Jika Ia diberhentikan bagaimana Ia harus mencari uang untuk pengobatan puteranya dan menghidupi keluarganya. Hanya Ia yang menjadi tulang punggung untuk menghasilkan uang saat ini, Luhan sudah pasti Ia suruh berhenti untuk mengabdikan diri di tempatnya bekerja lalu. Ia tidak mau lagi isterinya berurusan dengan lelaki bejat seperti Sehun.

“Ya Tuhan.. Bagaimana ini..”. Mengusak rambutnya dengan kasar, tampilannya sedikit acak-acakan saat ini. Padahal pekerjaan ini adalah pekerjaan yang bisa diandalkannya untuk cukup menghasilkan uang demi menutupi tagihan pengobatan puteranya.

Pihak rumah sakit sudah mendesak untuk segera menutupi tagihan-tagihan yang rinciannya sangat banyak untuk beberapa tahap pengobatan bagi puteranya. Dan sekarang Tuhan mengujinya lagi dengan menghilangkan satu-satunya sumber penghasilannya.



Waktu tidak berlari di tempat, masanya terus berjalan meski banyak manusia yang menjalani hidup dalam keterpurukan. Jongin misalnya.

Setelah diberhentikan secara sepihak dari perusahaannya, Jongin tidak diam saja. Ia berusaha melamar kerja dari perusahaan satu ke perusahaan yang lainnya. Jika menelaah dari resumenya, Jongin yakin akan banyak perusahaan yang akan suka rela memakai kemampuannya untuk berkontribusi memajukan perusahaan. Tapi anehnya, pihak perusahaan menolak dengan tegas bahkan sebelum melihat resume yang Ia selipkan di balik map coklat atau pun resume yang Ia kirim lewat surel. Semuanya menolak tanpa melihat kemampuan dan pengalaman yang sudah Jongin miliki.

Karena banyak perusahaan yang sudah menolaknya, tidak ada pilihan lagi selain menawarkan jasanya pada pengusaha-pengusaha kecil. Dalam keadaan yang sangat mendesak seperti ini, Ia harus rela melakukan pekerjaan apapun sekalipun jadi pekerja buruh. Tapi tetap saja, jasanya kembali ditolak saat melamar diri untuk mendapat pekerjaan.

Ia sampai dibuat bingung sendiri, apa semua tempat usaha di Korea sudah tidak membutuhkan pekerja lagi sehingga puluhan kali Jongin merasakan penolakan dalam usahanya mencari pekerjaan. Bahkan Ia sudah melamar pada tempat usaha kios paling kecil pun, tapi tetap di tolak.

Grandest Pain (HunHan GS) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang