17. Plan

8K 877 253
                                    

NB : Sangat disarankan memutar lagu paling sedih.

Happy Reading

...

Diruangan serba putih itu terlihat Jimin yang tengah memainkan ponsel nya. Ruangan yang terlihat sepi tanpa seorangpun yang menemani nya. Jungkook memang sudah diperbolehkan pulang, dan Jimin kembali merasa kesepian. Biasanya Jungkook akan datang ke kamarnya, bermain game atau hanya menemani Jimin agar tak merasa kesepian.

Sampai suara pintu terbuka membuat Jimin segera mengalihkan pandangan nya, Jimin kira sosok didepan nya adalah teman-teman nya, namun ternyata sosok yang berdiri di depan pintu yang kini sudah tertutup sempurna adalah Taehyung, orang yang begitu tidak ingin ia temui untuk saat ini, atau bahkan sampai kapanpun.

"Hai Jim, Apa kabar." Taehyung mengulas senyum canggung dihadapan Jimin, membuat sang empu berdecak sebal. Taehyung begitu menyebalkan ketika sedang tersenyum.

"Aku hanya ingin berkunjung, sepertinya kau butuh teman." Taehyung mulai mendekati ranjang dimana Jimin tengah terbaring saat ini. Mendudukan dirinya di sofa tepat disamping Jimin.

"Apa kau tak punya malu?" Jimin bertanya dengan tatapan sinisnya. Lagi, Taehyung tersenyum untuk menanggapi kalimat yang Jimin lontarkan.

"Akan lebih memalukan jika aku terus sembunyi, bahkan setelah membuatmu seperti ini." Jimin meremat selimut putih nya begitu erat, pertanda ia sedang dilingkupi dengan amarah saat ini. Kalimat Taehyung mampu membuat Jimin kembali merasakan luka yang dengan susah payah ia lupakan. Luka yang ia sembuhkan seorang diri.

"Akan lebih baik sejak awal aku tak pernah bertemu denganmu, Kim Taehyung!" Suara rendah Jimin yang dipenuhi emosi, membuat nyali Taehyung menciut, rasa bersalah yang begitu besar membuat Taehyung begitu ingin memberikan segala nya pada Jimin, termasuk Nyawanya sekalipun.

"Jimin-ah, Apa sudah tak ada maaf untukku?" Taehyung menatap sendu kedua bola mata hitam Jimin yang terus menatap nya tajam.

"Apa kau pikir memaafkanmu bisa semudah itu?" Mata tajam Jimin menatap Taehyung yang terus menudukkan pandangan nya.

"A-aku..."

"Bisakah kau pergi, Aku muak melihatmu berada satu ruangan denganku!" Jimin memilih membaringkan tubuhnya dan memunggungi Taehyung.

Taehyung beranjak, berdiri tepat di samping Jimin yang lebih memilih menghadap Jendela kamarnya.

"Aku akan berhenti sekolah" Taehyung kembali membuka percakapan, membuat Jimin begitu terkejut oleh kalimat yang Taehyung ucapkan.

Apa ini lelucon.

"Kita mungkin akan jarang bertemu, mungkin dengan yang lain juga." Taehyung tersenyum sendu, menatap Punggung Jimin yang ia yakini sang empu belum tertidur.

"Jaga kesehatanmu sampai waktunya tiba. Jimin yang ku kenal adalah sosok yang kuat. Jadi aku mohon, tolong bertahan sedikit lagi" Suara lirih Taehyung mengudara, memecah keheningan di dalam ruangan serba putih itu.

Liquid bening itu turun melewati sudut mata Jimin, Kalimat yang diucapkan Taehyung membuat Jimin merasa sakit dan bingung.

"Aku pergi, selamat tinggal Jimin-ah" Taehyung melangkah pelan meninggalkan ruangan putih dan sosok yang tak akan menerima nya lagi, begitu dingin dan sangat membenci nya.

Jimin menahan rasa sesak di dada nya, entah kenapa Jimin tak pernah suka pembicaraannya dengan Taehyung, Entah rasa apa ini, tapi Jimin tak akan pernah baik-baik saja jika Taehyung memilih pergi meninggalkan dirinya.

Dream's and Together ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang