Toilet [wenga]

14.2K 160 7
                                    

⚠️🔞

***

"Astaga!" Aku memekik kaget melihat sesosok pria masuk begitu saja ke dalam toilet. Oh, ayolah! Ini toilet wanita.

Namun, sesaat kemudian aku tau. Pria itu adalah Min Yoongi. Cintaku.

Aku hanya menghela napas jengah. Pria tampan itu memang suka sekali bertindak semaunya. Dan dia juga sangat pintar memilih tempat dan kesempatan. Karna demi apa, kebetulan sekali di toilet wanita ini hanya ada aku di dalamnya.

Min Yoongi nampak tergesa-gesa mengunci pintu toilet itu.

Seketika bayangan Yoongi akan ber-iya-iya terhadapku terlintas di kepalaku, mengingat sekarang ini aku di toilet dan... hanya berdua dengannya. Oh, ya Tuhan!!! Salahkan saja Min Yoongi yang sudah membuat otak suciku jadi suka berpikiran mesum seperti ini!

"Kenapa mengikutiku?" Tanyaku padanya. Aku berusaha terlihat biasa saja dengan tatapan tajamnya yang dari tadi sudah menghujamku sejak dia masuk ke toilet ini.

Aku masih sibuk membenarkan make-up di depan cermin wastafel. Pura-pura tidak memperdulikan kedatangannya.

Beberapa saat kemudian aku merasakan langkahnya mendekat padaku, sehingga aku bisa menatapnya melalui cermin di hadapanku. Dia tersenyum menatapku dan mendekat lagi, lalu merengkuh tubuhku dari belakang.

"I miss you, Wan." Bisiknya. Lalu aku merasakan kecupan di leher bagian kananku yang terekspos karena aku menggelung rambutku.

Nafasku tercekat. Paru-paruku seperti lupa caranya melakukan respirasi hanya karna menerima sentuhannya yang terasa lembut dan begitu menggoda. Ia bahkan sudah berkali-kali melakukan ini kepadaku, tapi tetap saja aku tidak terbiasa. Perasaan aneh ini selalu ada. Aku merasakan jantungku berdetak begitu cepat, bahkan saking kerasnya berdetak aku sampai takut ia bisa mendengarnya.

Aku menggigit bibirku, menahan desahan menjijikkan itu keluar dari mulutku yang beresiko membuatnya lebih menjadi. Dari tadi pria ini belum selesai memberi kecupan di tengkukku. Tak lupa sesekali ia menjilat dan menghisap pelan. Menggodaku. Oh, Tuhan! Bagian bawahku sudah berkedut minta disentuh. Aku bisa gila. Dia pasti tidak akan berhenti begitu saja.

"Yoongi...emmhh..." Aku berusaha menghentikannya karna kecupannya sekarang sudah berjalan menuju daun telingaku. Walaupun sejujurnya aku sudah terangsang dan ingin disentuh lebih oleh Min Yoongi, sisa akal sehatku meronta menyadarkanku bahwa saat ini kami masih di toilet umum di gedung pernikahan teman kami dan tidak mungkin melanjutkan sesi panas ini ditempat ini.

"Aahhh.." desahku refleks, saat merasakan tangan Yoongi meremas payudara kananku.

"Shit!" Dia menggeram.

Wah, bodohnya diriku! Desahanku tadi sudah membuatnya benar-benar tegang! Terbukti saat dia dengan sengaja menarik tubuhku lebih dekat padanya, dan aku bisa merasakan miliknya menusuk bokongku.

Dia membalik tubuhku menghadapnya. Menatapku sebentar, lalu mengecup bibirku. Melumat dalam, penuh gairah dan kerinduan setelah hampir satu minggu kami tidak bertemu. Beberapa detik aku hanya menatapnya yang menikmati bibirku. Aku selalu berdebar. Aku benar-benar mencintainya.

Tidak ingin munafik, aku mulai terbuai dan perhalan ikut memejamkan mataku serta mengalungkan tanganku di lehernya. Membalas melumat bibirnya dengan brutal dan menikmatinya. Dia mempererat jarak kami. Tangan kanannya sudah menyingkap dres pendek ketatku dan menerebos masuk ke kewanitaanku. Jarinya masuk ke lubangku dan mulai mengocoknya brutal.

"Ahhh.. Yoongi..." lagi-lagi aku tidak bisa menahan desahanku.

Jarinya masih mengocok lubangku cepat, sedangkan tangan satunya mulai menurunkan tali dresku dari bahuku hingga ia bisa melihat jelas kedua payudaraku yang hanya terbungkus bra tanpa tali. Kepalanya beristirahat di belahan dadaku dan menghirup disana.

"Kamu tau kalau aku nggak akan bisa berhenti begitu saja, Wan," bisik Min Yoongi dengan suara serak yang sudah ditumpuk oleh gairah menggebunya.

Dia sangat seksi. Dia memang pria yang terlampau sempurna! Dia pria sempurna yang mencintaiku. Aku merasa sangat beruntung!

Tak ada kebohongan sedikit pun, bahwa aku juga begitu menginginkannya saat ini. Hanya dia yang benar-benar aku inginkan di dunia. Tapi untungnya akal sehatku masih bekerja, tentu saja tidak mungkin kami melakukannya di sini. Uh, sial! Berbeda dengannya. Dia terlihat tidak peduli dengan keadaan jika sudah di selimuti oleh napsu.

Dia beralih mengecupi leherku, sedikit menghisapnya tapi tidak menimbulkan bekas.

"Yoongi...ahhh...cukuphhmm.." Aku ingin menghentikannya. Tapi sialnya desahanku tidak bisa kutahan. Dia sangat nikmat. Pria ini sangat ahli dalam membuatku terus meneriakan namanya dengan nikmat saat bercinta.

"Ahhh..." Aku benar-benar mendesah keras saat tangannya menyingkap salah satu cup braku sehingga puting payudaraku muncul dan langsung ia santap habis. Ia menghisap dan menggigitnya dengan keras, sesekali lidahnya ikut menggoda putingku. Tangannya pun belum berhenti mengocok kewanitaanku, membuatku gila!

Tidak! Aku harus segera menghentikannya. Setidaknya dia harus ingat jika saat ini kami masih berada di acara pesta pernikahan teman kami. Akan sangat gila jika saat ini juga kami melakukannya disini.

Duh, padahal vaginaku sudah berkedut sebentar lagi ingin klimaks... uh, tapi tak apa, lebih baik nanti aku masturbasi saja di rumah, dari pada ketahuan orang.

Dengan terpaksa aku pun mendorong bahunya agak keras. Dan itu berhasil, dia lepas dari tubuhku.

"Seungwan..." Dia menatapku memohon. "Please....."

Aku menarik napasku dalam, mencoba menenangkan napsuku yang sudah diubun-ubun. Aku membenarkan dresku. "Yoongi... Kita nggak mungkin melakukannya disini," kataku padanya. Wajahnya terlihat sangat tersiksa sekali dan benar saja, karna dia masih tegang.

Dia menggeleng dan mendekat lagi padaku. Aku segera menangkup wajah tampannya. Mengusap rahangnya dengan lembut. Biasanya dengan cara ini, aku bisa meredam napsu besarnya.

Matanya terpejam seperti tengah menikmati sentuhanku. Perlahan, ia mulai tenang dan rileks. Aku terkekeh lalu mengecup bibirnya singkat. "Maafin aku, Yoongi. Kita--"

Dering di ponsel Yoongi menghentikanku, dan akhirnya dia yang terlihat sangat frustasi benar-benar lepas dariku.

Aku kembali berbalik menghadap cermin untuk merapihkan kembali penampilanku, sementara Yoongi tengah mengangkat teleponnya.

"Istriku yang menelepon." Kata Min Yoongi setelah dia selesai.

Aku hanya mengangguk. Aku sebenarnya sudah tahu dan aku juga tidak peduli.

Dia menghentikan langkahku saat aku akan beranjak keluar dari toilet.

"Lepaskan!" Ucapku. "Suamiku menunggu di luar."

***

hot scene.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang