#02

32 2 0
                                    


Jam istirahat adalah hal yang dinanti-nanti oleh para siswa-siswi. Ibaratnya kantin adalah surga dunia bagi mereka. Bisa bersenang-senang, bebas dari yang namanya putek. Puyeng mikir terus, istirahat kek.

Termasuk para siswa-siswi SMA Meteor. Kini saatnya jam istirahat bagi para siswa-siswi. Banyak yang berhamburan keluar menuju masing-masing tempat yang mereka inginkan. Ada yang ke kantin, taman sekolah, rooftop, lapangan, WC, di dalam kelas pun masih ada.

Terutama Della.

Saat ini dia tengah duduk di kursi panjang yang telah di sediakan di pinggir lapangan untuk melihat aktivitas di lapangan ataupun beristirahat.

Della duduk sorang diri di kursi tersebut. Dengan hadset yang dikenakan di telinganya, dan jangan lupa juga dengan buku novel yang sedang dibacanya.

Della bukanlah siswi kutu buku atau apapun itu. Hanya saja ia mengisi waktu luang dengan membaca buku, istilahnya hobi. Hanya saja dia malas dan bingung untuk melakukan apapun. Maka dia memutuskan untuk mengisi kegabutannya dengan membaca novel.
Kalau saja dia membaca buku pelajaran semacam ilmu pengetahuan atau apalah itu, itu mustahil. Iya, dia sangat tidak senang membaca buku pelajaran seperti itu.

Belajar saja jarang.

Tapi anehnya, dia selalu menjadi peringkat satu ataupun dua di sekolahnya. Entahlah, mungkin turunan para keluarganya yang rata-rata cerdas dan memiliki keahlian di bidangnya masing-masing.

"Hey!!" Tiba-tiba saja ada yang mengejutkannya, membuyarkan ketenangannya.

Della melepas hadset yang dikenakannya lalu menutup novelnya. "Apa?"

"Nyantuy elah, emang nyamperin sahabatnya ngga boleh apa hm?" Ternyata Dava. Dava merangkul pundak Della.

Sekejap Della menatapnya jengah. "Apa sih Davaaa.." Della mengalihkan tangan Dava yang merangkul pundaknya. Karena ia merasa sangat risih.

Dava duduk di sebelah Della, lalu iseng-iseng dia merebut hadset milik Della dan di pasang ke telinganya. Dava meraih buku novel milik Della. Dan mengambil posisi tidur dengan paha Della sebagai bantal.

"Davaaa siniin bukunya ih! Itu jangan di acak-acak lagi, ntar gue ngga tau sampai mana gue bacanya!" Rengek Della sembari merebut novelnya.

"Ck seneng banget baca beginian. Mana ngga ada gambarnya lagi. Mending baca buku kaya punya gue"

"Itu komik Dav, kartun. Gue ngga suka"

"Tapi gue suka" Elak Davam

"Bodo" Ucap Della. Setelahnya, Della melanjutkan membaca novelnya.

Dava yang sedang menikmati musik milik Della itu, sontak kaget saat ada bola basket yang hampir saja akan mendarat tepat ke arah Della. Tapi tenang saja, Dava dengan sigap menangkap bola tersebut sebelum jatuh menimpa Della.

"Heh apaan sih? Lo lagi, Lo lagi! Maksud Lo apa hah? Mau nyelakain Della atau gimana?!" Teriak Dava ke arah sang pelaku yang melempar bola basket tersebut.

"Dav.."

"Sini lo sini!" Dava melempar basket tersebut dengan keras ke arah Devan. Iya, lagi-lagi Devan yang melempar dan hampir mencelakai Della.

Dukkk...

"Dava!!" Della berteriak pada Dava. "Lo apa apaan sih? Itu bola kena kepala Devan!"

Devan hanya diam. Kepalanya merasa kenyut-kenyut karena terkena bola yang dilempar oleh Dava. Devan menggeleng untuk menghilangkan pusing yang ia rasakan sekarang. "Sorry!!"

"Sorry? Cuma sorry? Cihh" Saut Dava tidak terima.

"Dav udah Dav, kantin aja yuk!" Ajak Della untuk menenangkan Dava.

DellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang