Setelah Della merasa tenang, dia memutuskan untuk pergi menuju kelasnya. Tapi saat dia jalan, dia melihat Dava yang sedang berbincang dengan salah satu temannya."Dava!!" Panggil Della sembari berlari ke arah Dava. Tapi wajah Della berubah menjadi suram.
Dava? Aneh! -Batinnya
"Dava kenapa Di?" Tanya Della pada Aldi, teman Dava yang barusan berbincang dengan Dava.
"Ngga tau, emang kenapa?"
"Ya---ya emang Lo ngga liat? Dava pergi gitu aja saat gue mau deketin dia. Padahal tadi dia udah nengok ke arah gue kan?"
"Iya juga sih, ngga tau. Lagi buru-buru kayanya"
Della menggerakkan bibirnya. "Um yaudah gue duluan ya!"
Aldi mengangguk.
---
Saat Della berniat untuk ke kantin, dia melihat seluruh siswa bergerumbul mengerubungi sesuatu. Mungkin ada yang pingsan, atau berkelahi.
Della mendekat ke arah para siswa-siswi yang sedang mengerubung. Dia melihat apa yang terjadi. Saat melihatnya, Della mengangkat alisnya dan memasang ekspresi bingung.
"Dava?!" Della mendekat ke arah Dava yang wajahnya sudah babak belur dan banyak bekas tonjokan. Dia menatap yang mungkin lawan Dava berkelahi.
"Adit?" Gumam Della bingung.
"Kalian kenapa? Berantem? Masalah apa? Aldi?"
"Ngga tau Del, tadi gue kesini mereka lagi berantem" Jawab Aldi.
"Ya ampun Dav---Fany, Lo kenapa nangis?"
"Della sini!" Seorang siswi yang merupakan teman Della menarik tangan Della menjauh dari gerumbulan mereka. "Lo ngga tau? Dava kan lagi deket sama Fany, terus dia liat Fany dideketin sama Adit. Terus jadinya berantem gitu deh"
Della menatap aneh pada Fany. Fany menangis, terdapat luka bekas tamparan mungkin? Di pipinya. Apa mungkin ini perbuatan Dava? Tapi rasanya tidak mungkin.
"Dava ngga mungkin kaya gitu" Guman Della.
"Sebaiknya Lo jangan deket-deket sama Dava dulu deh Del, soalnya dia lagi emosi emsoinya. Nanti malah Lo yang kena juga"
Della mengangguk dan menatap Dava, Adit, serta Fany sebentar. Lalu dia beranjak pergi entah kemana.
"Eh Devan! Ya ampun kaget gue"
Devan tertawa kecil saat melihat ekspresi Della yang sedang terkejut. Menurutnya Della itu, lucu mungkin.
"Sorry.."
Della agak memajukan bibir bawahnya. Devan mengacak rambut Della dengan gemas yang membuat Della salah tingkah.
Devan semakin terkekeh melihat eskpresi Della yang sangat menggemaskan. "Ikut gue yuk!"
Della mengerutkan dahinya pertanda dia bertanya 'kemana'
"Udah ayok ikut!"
Della berpasrah saat tangannya di tarik oleh Devan. Della sangat senang. Dia senang bisa dekat dengan Devan. Yang mungkin, cinta pertamanya? Ah tidak. Bukan. Bukan. Bukan. Sama sekali B.U.K.A.N.
---
Malam ini, saat Della di kamar, ia menatap gelang yang dipegangnya sekarang. Dia menatapnya dengan senang sembari mengukir sebuah senyuman indah.
Della meraih handphone dan membuka lock screen. Tapi, dia berhenti saat melihat wallpaper handphonenya.
"Dava?---Dava kenapa ya, aneh banget"
KAMU SEDANG MEMBACA
Della
Teen FictionAdella, gadis cantik yang selalu ingin mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup menjalani hidupnya lagi. Tapi pada suatu saat dimana pria misterius mengenakan hoddie tertutup yang menyelamatkan dan menghidupkan kembali jiwa Della. Sampai saat ini, d...