3. jadi dia

38 3 0
                                    

Hari ini Shella berangkat pagi, mungkin karena jiwa kebonya sedang bermain dengan yang lain, jadi tadi pagi tanpa harus dibangunkan Shella sudah bangun sendiri dan berangkat bersama supirnya

Suasana sekolah masih sangat sepi wajarlah jam. Masih menunjukkan pukul 06:20 menit mungkin biasanya jam segini Shella sedang mandi atau sarapan, dan ini adalah kali pertamanya berang sekolah sepagi ini

Shella berjalan menelusuri koridor, dia memasang AerPhone ditelinganya hanya musik yang membuatnya senang tak lama ada seseorang yang memanggil namanya, Shella mengedarkan pandangannya mencari siapa yang memanggil namanya

"bapa manggil saya?" tanya Shella saat dia melihat Pak Sandi yang sedang tersenyum kearahnya

"iya, kamu bisa bantu saya?" tanya pak Sandi balik

Shella menganggukan kepalanya "bantu apa pak?"

"tolong ambilkan ini" pak Sandi menyodorkan sebuah kertas yang bertuliskan judul buku yang akan Shella ambil nanti "kamu antarkan keruangan saya" ucapnya lalu pergi

Shella membuka kertas itu matanya hampir saja keluar dari tempatnya karena membaca judul bukunya saja dia bisa menebak seberapa tebalnya buku itu "gila si inimah" rutuk Shella lalu berjalan menuju perpus

Sesampainya diperpus dia membuka sepatunya dan mulai mencari beberapa buku yang tertulis di kertas tersbut, beruntunglah buku itu berada ditempat yang pendek coba kalau ditempat yang tinggi Shella akan kesusahan untuk mengambil

Untuk mencari buku-buku tersebut Shella membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit karena perpustakaan ini sangat luas dan buku-bukupun sangat banyak jadi membuat Shella pusing sendiri

Setelah buku yang diminta pak Sandi sudah ditemukan semua dia segera menuju meja penjaga perpustakaan. Shella tersenyum kearah Bu Yuli penjaga perpustakaan "ibu ini bukannya bukan saya yang minjam, tapi pak Sandibu saya jadi tidak tau kapan akan dikembalikan " ucap Shella

"iya nak. Tidak apa-apa" ucap Guru itu

Shella tersenyum "makasih bu" ucapnya lalu meninggalkan area perpustakaan

Shella mengenakan sepatumya dan mulai berjalan menuju ruangan pak Sandi. Ditengah perjalanan dia bertemu dengan seorang cowok. Cowok itu kini mentap kearah Shella lalu tawanya meledak

"rasain, karma tuh" ejeknya

Shella mengembuskan napas kasar "gue gak punya waktu buat debat sama lo" tekan Shella

"masih berani sebut gue tanpa embel-embel kak?" tanya cowok itu sambil menghampiri Shella

Yak cowok itu merupakan cowok yang kemarin menabrak Shella dan membuat Shella darah tingg

"mulut, mulut siapa?" bukannya menjawab dia malah balik nanya

"lo lah." ketus cowok itu

"yak jadi hak gue jugalah mua gue ngomong apa ajah terserah gue bukan urusan lo" Shella tersenyum sinis

"Tapi itu udah aturan disini paham lo" Tekan cowok itu "udahlah gue males debat sama lo. Kasian juga lo bawa itu pasti berat" Cowok tersebut tertawa terbahak bahak

"puas lo? " Sinis Shella

Cowok itu masih tertawa "ya, puas banget malah" Cowok itu pun melangkah meninggalkan Shella

"gak jelas banget sumpah tuh cowok" gerutu Shella karena sikap cowok itu memang membingungkan baginya

Shella terus berjalan menuju ruang pak Sandi tetapi saat tepat dia berada didepan ruang Osis dia menabrak sesuatu membuat bukunya berserakan

AL&LATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang