🌸 Permulaan

92 0 0
                                    

"APA DIJODOHIN?"

"Yang bener aja Ma!" Kenzo terkejut setelah mendengar ucapan dari sang Mama nya, pasalnya Mama Rini ingin menjodohkan anaknya itu dengan perempuan pilihannya.

"Bener-lah."

"Iya kan Pa?" seru Mama Rini, lalu diangguki begitu saja oleh Papa Ari.

"Jaman udah canggih juga ngapain pake jodoh jodohin segala. Pokoknya aku gak mau!" Kenzo menolak mentah-mentah. Katanya jodoh ditangan Tuhan? Tapi, kenapa sekarang malah Mamanya sendiri yang menentukan jodohnya? Ini gila. Apalagi usianya masih sangat muda, lulus SMA saja belum.

"Harus mau!" tegas Mama Rini, lalu memberi jeda sejenak untuk memberikan penjelasan.

"Nih Mama kasih tau. Mama jodohin kamu, sama anaknya almarhum sahabat Mama. Dulu, kita pernah membuat janji. Ingin menikahkan kalian berdua kalau udah besar," Mama Rini tersenyum kepada putranya. "Jadi sekarang, Mama mau memenuhi janji itu."

"Mama seenaknya aja ya! Kenapa mesti aku? Kenapa gak Yuna aja yang di jodohin?" Kenzo masih terus menolak sampai membawa-bawa nama adik perempuannya itu.

"Anak sahabat Mama itu perempuan satu-satunya. Gak mungkin lah Mama jodohin adik kamu," sahut Mama memperjelas pertanyaan Kenzo.

"Enak ya jadi Yuna," Kenzo mendengus kesal, dia merasa Mamanya pilih kasih.

"Terus Mama mau jodohin aku sama siapa? Sama tante-tante? cabe-cabean? Pasti cewek yang gak bener."

"Kenzo... ngomongnya ya! Dia itu masih gadis, umurnya juga gak beda jauh sama kamu. Mama udah kenal lama sama keluarganya, jangan bilang yang engga-engga kalau gak tau apa-apa!" Mama memberikan poin lebih kepada perempuan yang akan di jodohkan dengan anaknya.

Pikiran Kenzo mulai bercabang penuh dengan tanda tanya. Dia berdecak pelan, sebelum kembali membuka suara. "Lagian aku masih sekolah Ma. Emang, Mama mau aku di keluarin dari sekolah?"

"Sekolah kamu gampang. Itu urusan Mama sama Papa, yang penting kamu nurut aja."

"Maaa!" potong Kenzo.

"Udah jangan banyak alasan. Biar kamu itu ada yang ngawasi, sekolah kerjaan cuma main game aja."

Yufa mengepalkan tangan. "Pokoknya aku gak mau! Kalau Mama tetep maksa. Aku bakal pergi," ucapnya dengan sedikit mengancam.

Mama Citra membulatkan mata mendengar penolakan tegas Kenzo. "OHH BERANI?"

"Yaudah, pergi aja. Jangan panggil-panggil Mama Papa kalau kamu butuh sesuatu!" ancam balik Mama Rini yang mulai menunjukkan bakat aktingnya. Ibu mana yang rela mengusir anaknya?

Nyali Kenzo langsung menciut. Pikirannya sudah terbang jauh, kalau dia keluar dari rumah pasti bakal jadi gelandangan.

Setelah itu pikiran Kenzo buntu, sampai akhirnya dia menghela nafas pasrah sambil mendelik ke arah Mamanya. "Iya iya, Mama menang. Aku nurut di jodohin sama siapa aja."

"Nah gitu dong." Mama langsung tersenyum lega, sedangkan Kenzo sudah menampilkan wajah kecutnya karena tidak bisa mengelak lagi. Ingin rasanya menghajar sang Mama, tapi dia takut dikutuk menjadi batu karena durhaka...

"Mulai sekarang kamu mesti jaga sikap, soalnya besok calon mantu Mama itu tinggal disini bareng kita. Sekolahnya nanti juga ikut sama kamu, Mama mau kamu jagain dia."

"APA..?" Kenzo kaget mendengar ucapan Mamanya barusan.

"Dengerin apa kata Mama kamu aja Ken," sahut sang Papa yang sedari tadi hanya diam menyimak perselisihan antara istri dan putranya itu.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang