Author pov
Hari minggu.
"Pagi Ma," sapa Yuna begitu tiba di meja makan, dia terlihat baru bangun tidur.
"Pagi sayang. Sini bantuin Mama siapin sarapan," sahut Mama.
Yuna tersenyum senang. "Oke."
Keduanya pun sibuk menyiapkan sarapan di dapur, Yuna memang tidak bisa memasak seperti Mamanya. Tapi dia cukup membantu sebisanya, Mama Rini sendiri paham karena anak gadisnya itu kesulitan belajar dalam memasak.
"Soal tadi malem, Mama yakin?" tanya Yuna di sela-sela kegiatannya memilah sayuran.
"Yakin apa?"
"Yang soal kakak nikah itu. Apa gak kecepetan Ma?" tanya Yuna penuh harap.
"Terus kapan Na?"
"Ya, Biar kak Kenzo pacaran dulu sama kak Via untuk saling mengenal dulu ma."
"Pacarannya ntar aja setelah nikah, malah lebih baik."
"Apa yang buat Mama bisa percaya sama kak Via?" Yuna begitu penasaran sampai
Mama menghentikan aktifitasnya."Mama selalu percaya sama Via, dia itu satu-satunya perempuan yang pantas menjadi pendamping kakak kamu. Mama kenal sekali bagaimana kehidupan keluarganya."
"Tapi kan belum tentu kak Kenzo berfikir seperti itu."
"Kenzo dan kamu itu anak Mama, jadi Mama udah tau persis sifat kalian berdua sejak kecil. Ikatan ibu dan anak itu kuat Yuna."
"Masa sih Ma?" tanya Yuna penasaran.
"Penasaran?" tanya balik Mamanya dibalas anggukan oleh Yuna.
"Ehm kamu ya. Kamu itu pandai menutupi kesedihan dengan tersenyum, kalau lagi ngambek suka ngomong yang gak pantes diucapin tapi kamu batin semua kan? Kamu gak suka cowok nakal, dan yang satu ini sudah ada saat kamu lahir yaitu kamu orangnya sangat peduli." Mama Rini berkata panjang lebar, Yuna terdiam membenarkan ucapan Mamanya.
"Mama..." Yuna malu.
"Hehe masih banyak lho. Tapi Mama gak ada maksud lain, kalau itu baik buat diri kamu sendiri dan orang lain tanpa merugikan siapapun. Mama bakal seneng banget liat senyum anak-anak Mama, karena senyum kalian sangat berarti buat Mama melebihi apapun."
"Mhh Mama bikin baper. Aku sayang Mama," ucap Yuna terharu lalu mencium pipi Mamanya cukup lama.
"Hehe, Mama juga sayang kamu muahh." Mama Rini mencium kening anaknya.
"Ayo selesain. Kurang apa lagi?" ucap Mamanya kembali fokus ke aktivitas awalnya.
"Tinggal siapin ini aja Ma."
"Oke. Sini Mama bantu."
Tak lama setelah itu Via datang menghampiri mereka berdua.
"P-pagi tante Rini. Pagi Yuna," sapa Via gugup, dia masih malu. Kejadian semalam masih teringat jelas di pikirannya.
"Eh! Via, pagi juga. Gimana tidurnya nyenyak?" tanya Mama Rini.
Via tersenyum malu. "Nyenyak tante."
"Kak Via sini deh cicipin masakan Mama," ajak Yuna.
Dengan sedikit keraguan Via mengiyakan ajakan Yuna.
"Gak usah malu kali kak, sini." Yuna geli melihat calon kakak iparnya yang terlihat malu-malu.
Akhirnya mereka bertiga menyibukan diri di dapur sampai persiapan sarapan selesai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda
Teen Fiction"I Love you my wife," "Love You too," - Saat dua orang pasangan yang dipertemukan oleh perjodohan yang sama sekali belum mengenal cinta... Apakah pernikahan nya akan bertahan lama? Atau malah sebaliknya? - Yuk intip kisah rumah tangga antara Kenzo...