Aku lihat bagaimana senyum mu bergetar tatkala semangatmu memudar. Mungkin pula aku saksi bagaimana raut wajahmu perlahan mengusut seiring jejak hidupmu mengkisut.
Di ambang batas runtuh, aku lihat binar matamu merapuh. Menjelma pendar sedih yang berpencar seraya merintih.
Untuk sejenak aku terperanjak. Tersadar pada fakta yang selama ini kuanggap fana: sedihmu nyata. Bahagiamu tak berarti selamanya. Perihmu bagaikan luka yang tiada obatnya, sedang senyum dan raut bahagia ialah tameng terbaik yang kau gunakan untuk menyembunyikannya.
Berawal dari sejenak, perlahan aku mulai enggan beranjak. Asyik menyelami laut dirimu yang tanpa titik temu, terombang-ambing ombak yang menyeruak.
Kau entah bagaimana caranya berhasil menyeretku pada labirin ceritamu. Untuk itu, bolehkah aku, untuk sekadar menetap dalam harimu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekedar Ungkapan
PoetryIni dibuat hanya untuk mengutarakan apa yang sebenarnya author rasakan🤗 Oiya author updatenya kalau lagi ada waktu senggang aja ya, dikarenakan sibuk😊 Semoga kalian juga ikut merasakan, apa yang author rasakan😂