Akhirnya gumilar sampai dirumah sakit dengan keadaan terkapar lemah ia dibawa kesebuah ruangan, bapak supir yang diperintahkan majikannya itu menunggu gumilar diluar ruangan ia sengaja tak langsung pulang untuk menjemput majikannya. Ia juga ikut khawatir akan gumilar wajar jika supir itu sedikit mengkhawatirkan gumilar karena ia diamanahi oleh majikan.
Dengan sabar pak supir itu menunggu gumilar dibalik pintu keluar, sesekali pak supir itu berdiri dari tempat duduknya melihat kondisi gumilar yang masih belum juga sadarkan diri. Ah sudah seperti istrikaan berjalan saja bolak-balik hanya untuk memastikan dia baik-baik saja yang kini sudah menjadi tanggung jawabnya, pak supir itu duduk dengan kepala tertunduk tangannya menjadi tumpuan untuk kepalanya.
Krekkkk
Suara sebuah pintu terbuka manusia berbalut kain putih lengkap dengan alatnya menghampiri pak supir itu, ia mengucapkan bahwa gumilar baik-baik saja, ia hanya butuh dirawat satu sampai dua hari saja jika keadaannya sudah mulai membaik dalam jangka waktu dekat ia dibolehkan untuk pulang. Mendengar perkataan dokter itu pak supir tersenyum dan menjabat tangan pak dokter dengan prasaan tenang, ia memutuskan untuk melihat gumilar terlebih dahulu sebelum akhirnya ia akan meninggalkan gumilar sendirian karena harus menjemput majikannya.
Tangan pak supir mengusap kepala gumilar sambil tersenyum, akhirnya pak supir itu memutuskan untuk menjemput majikannya terlebih dahulu. Pak supir itu sudah berada dalam mobil yang ia bawa tadi, kakinya langsung menancap gas segera bergegas ke tempat tujuannya.
Disisi lain gumilar siuman dari pingsannya matanya sesekali mengedipkan mata untuk memperjelas penglihatannya lehernya ia gerakan kearah mana yang ia mau, gumilar terkejut dengan keberadaannya disebuah ruangan yang berada dirumah sakit seketika itu ia melihat tangannya yang sudah ditempeli tali impus. Tangan gumilar merogoh sesuatu ke dalam sakunya mungkin ia sedang mencari ponselnya namun tak ia tak berhasil menemukannya mungkin ponselnya itu hilang sewaktu kejadian tadi yang menimpanya.
Krekkkk
Sebuah pintu ruangan yang dihuni gumilar kembali terbuka, pintu itu terbuka karena ada dua orang yang masuk ke dalam ruangan tersebut kedua orang itu adalah orang yang menolong gumilar tadi. Gumilar menatap kedua orang itu dengan bingung sedangkan salah satu dari mereka memberi sebuah ponsel kepada gumilar. "Pakai dulu ponsel saya untuk menghubungi keluargamu." Gumilar semakin kebingungan dengan dua orang yang tepat berada didepannya, dengan rasa yang sedikit canggung gumilar meraih ponsel itu dari tangannya apa boleh buat ia membutuhkan ponsel itu untuk menghubungi keluarganya.
Ia tak menelpon siapapun gumilar hanya mengetikan pesan sms kepada anan, sengaja ia tak menelpon keluarganya langsung ia tak mau membuat semuanya khawatir kepadanya. Setelah selesai mengirim pesan gumilar mengembalikan lagi ponselnya, drrtt sebuah getaran dari ponsel cukup terasa anan melihat ada satu pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal berhubung karena nomor itu tak dikenali anan hanya mengabaikannya ia tak melihat sedikitpun sepatah kata dari pesan tersebut.
Satu jam lebih berlalu, anan yang sudah lama menunggu gumilar yang tak kunjung datang kesabarannya pun kian habis. Ia mulai penasaran dengan isi pesan yang tadi masuk kedalam ponselnya itu, anan memeriksa isi pesan dari nomor yang tak dikenalinya itu ia terkejut setelah membaca semuanya isi pesan tersebut. Tanpa aba-aba ia langsung bergegas mengajak ria untuk pergi dari tempat ini ria kebingungan dengan sikap anan yang tiba-tiba mengajaknya dan langsung menarik pergelangan tangannya begitu saja, ria ingat sesuatu makanan yang tadi ia pesan dengan anan belum sempat ia bayar seketika ria menarik anan sampai berhasil membuatnya berhenti. "Ada apa ria?" Tanya anan yang berusaha menariknya kembali untuk berjalan namun ria menolaknya dengan berkata.
"Tunggu sebentar nan, kita belum bayar makanan loh, aku mau bayar dulu." Anan hanya diam, ia melepaskan genggamannya membiarkan ria berjalan ke kasir untuk bayar terlebih dahulu, dengan cepat ria kembali menghampiri anan.
"Nanti besok aku ganti uang kamu." Ria mengerutkan dahinya mendengar ucapan anan.
"Udah enggak usah, kayak kesiapa aja nan. Yuk lanjut jalan, tadi kamu mau ngajak kemana?" Ucap ria sambil bertanya kepada anan, anan kembali melanjutkan jalannya namun sekarang ia tak sambil menarik tangannya ria ia membiarkan ria mengikutinya dari belakang.
Hhe, jangan lupa tersenyum. Iya kamu, yang lagi baca.
Jika ada kritik ada saran silahkan sampaikan
Bantu gue dengan cara vote dan share cerita gue ketemen-temen kalian ya😊
Temukan gue disosial media
Follow instagram gue di gumilar_gemintang97😊
Cek juga halaman facebook gue di Sekedar_Kisah😁
Subcribe chanel youtube gue di Gumilar Gemintang😍
Liat juga wattpad quote gue di
Gumilar Gemintang😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Dalam Selimut
Novela JuvenilTidak pantaskah bukan seorang musuh adalah teman sekolahanmu sendiri? Seorang musuh yang merampas kebahagianmu harus dibalas dengan setimpal. Teruntuk engkau, kau sebenarnya siapa? Berani merusak pertahananku. Kau membawaku kedalam alur ceritamu. Me...