Chapter 18: Suffer

26.2K 2.3K 447
                                    

__________________

Hidung mungil Jihan menghirup udara pagi dengan begitu tenang, tangannya ia rentangkan seraya melihat pemandangan di depan yang nampak banyaknya sayuran yang sudah siap untuk dipanen.

Memakai pakaian ala petani dipadu dengan topi anyaman yang melingkar di kepalanya tak lupa sepatu boot yang agak kebesaran di kedua kakinya. Jihan terlihat lucu sekali memakainya, hingga membuat Jungkook yang ikut untuk membantu memanen itu membawa ponselnya dan sempat-sempatnya memotret Jihan saat gadis itu kebetulan terdiam.

Tapi tak berselang lama Jihan kembali kesal ketika kebahagiaannya direnggut oleh sesosok perempuan kecil bermata sipit itu. Sesampainya di tempat perkebunan, lelakinya dibawa pergi untuk mengikuti kemana perempuan kecil itu pergi.

Kesal sekali. Tapi Jihan tahan. Lagipula kalau selalu bersama Jungkook nenek dan yang lain mungkin curiga dan bertanya. Jadi Jihan berikan saja Jungkook-nya bersama Miyoo beberapa waktu.

Jihan yang dalam posisi berjongkok dengan tangan dilapisi selop itu sedang mencabut kubis dengan hati-hati tapi dengan sedikit melirik ke depan ke arah Jungkook dan Miyoo berada. Meski ditutupi topi, ekspresi Jihan terlihat jelas tidak suka melihat bagaimana Jungkook dan perempuan itu berdua mengumpulkan kubis-kubis yang sudah dicabut itu.

Seharusnya dia yang berada di sana. Dan lihat Jungkook, bahagia sekali ternyata di dekat Miyoo. Paginya dibangunkan oleh Jungkook dengan cara yang manis dengan beberapa kecupan di bibir, sedikit menghilangkan kekesalannya kemarin malam akibat Miyoo.

Dan setelah nenek memberitahu kegiatan yang akan dilakukan adalah berkebun, Jihan tak dapat menghilangkan rasa senangnya. Ia suka berkebun jadi kesempatan ini tak ia lewatkan. Dan ketika sudah sampai, Jihan bimbang dan ingin balik saja ke rumah ketika melihat kedua pasangan itu asik sekali. Jungkook bahkan tidak meliriknya sama sekali setelah Miyoo sudah ada di sini.

Jihan mengangkat tangannya untuk mengelap sedikit keringat yang mengalir di dahinya dengan punggung tangan. Sedikit lagi, iya sedikit lagi perjuangannya untuk menyelesaikan urusannya dengan kubis-kubis ini. Melirik kembali ke depan, Jihan mengibaskan tangannya berharap agar ia mendapatkan udara segar. Huh, rasanya bukan cuaca hari ini yang membuatnya gerah dan panas.

Perempuan itu akhirnya melanjutkan kegiatannya memotong lalu mencabut sayuran hijau itu, ia ingin ini cepat selesai lalu mandi. Sudah hanya itu saja.

"Jungkook Oppa, bisa bantu dorong?"

Rungu Jihan sedikit mendengar suara Miyoo yang mengalun rendah memanggil Jungkook yang sedang memotong batang kubis. Bibirnya mengerucut kesal ketika lelaki itu langsung sigap mendorong keranjang berisi kubis itu. Jihan langsung berjongkok lebih dalam bersembunyi disekitar rimbunan sayuran agar dirinya tidak dilihat Jungkook sedang mengintip kegiatan mereka.

Perempuan itu menghembuskan nafasnya kelewat keras, hingga tak sadar mamanya memanggilnya.

"Jihan, kubisnya bisa hancur kalau kau remas begitu."

***

Segar. Itu yang saat ini Jihan rasakan ketika duduk di atas batu dengan kedua kaki yang ia rendam di air sungai. Tak lupa ditemani Jungkook, jadi dia merasa senang.

Setelah selesai memanen nenek menyuruh mereka bertiga untuk pergi ke sungai untuk merendam kaki karena mereka terlihat kelelahan setelah membantunya. Jihan sekarang duduk di samping Jungkook, dan di sebelah lelaki itu ada Miyoo yang ikut merendam kaki. Jungkook juga sempat mengelus-elus tangan Jihan di sampingnya dan sedikit bermain kaki di dalam air dan yang pasti tanpa diketahui Miyoo.

Aphrodisiac ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang