Kresna kembali memasuki rumahnya setelah tadi keluar untuk menemui Bima yang mencari Ayi. Entah kenapa rasa bersalah menghampirinya. Tadi pagi, setelah Ayi selesai packing untuk acara makrabnya, ia menawarkan untuk mengantar adiknya itu ke kampus.
"Mau gue anterin dek?"
"Nggak bang makasih, udah ada yang jemput kok" tolaknya sembari memanggul tas besarnya yang kontras dengan tubuh mungil Ayi.
"Siapa? Bima? Bukannya kata lo dia lagi sibuk nugas?"
"Iya emang bukan Bima"
"Terus?" Ayi tidak lagi menjawab. Gadis itu sibuk dengan ponselnya.
"Ada lah, pamit dulu ya bang. Kak Jae udah dateng" setelah berpamitan dengannya dan orang tua mereka lantas Ayi bergegas keluar menuju sebuah motor yang berhenti di depan rumah mereka. Kresna menyipitkan matanya demi melihat sosok di balik kaca helm itu, dan terlihat jelas ketika laki-laki itu melepas helmnya dan turun dari motor untuk menyalaminya.
"Kakaknya Ayi?" tanya pria jangkung berkacamata itu. Ah Kresna ingat, dia orang yang pernah mengantar Ayi beberapa waktu lalu.
"Gue Jeremi, panggil aja Jae. Kakak tingkatnya Ayi. Ayi bilang kita seangkatan, mungkin bisa temenan kalo lo mau"
Jae menyodorkan tangannya, senyum laki-laki itu seakan menjadi magnet dan menarik Kresna agar membalas jabatan tangannya. Dan setelah perbincangan singkat Kresna bisa menyimpulkan, Jae adalah orang yang ramah dan memiliki kemampuan komunikasi yang bagus. Kepribadiannya juga sepertinya cocok menjadi lingkar pertemanan Kresna.
"Ati-ati lo, jagain adek gue" pesan Kresna sebelum Jae dan Ayi pergi.
"Siap, gue jagain sampai ke pelaminan deh"
setelahnya Kresna mendengar Jae mengaduh akibat di pukul oleh Ayi. Keduanya tertawa tapi tidak dengan Kresna. Kelakar Jae barusan entah kenapa tidak terdengar lucu sama sekali. Karena tentu saja, Ayi sudah memiliki kekasih, bahkan teman Kresna sendiri. Walaupun ia tau itu hanya candaan. Bahkan Jae membantu Ayi mengaitkan helmnya, dan dapat Kresna tangkap semu merah dari pipi Ayi. Jika Bima yang melihat itu, apa yang akan ia lakukan?
Deja vu, ingatan Kresna kembali pada satu tahun yang lalu. Mantan pacarnya pernah selingkuh dengan kakak tingkatnya. Hampir mirip dengan Ayi, mantan pacarnya juga ikut himpunan dan menjadi dekat dengan seniornya itu.
Kala itu Kresna ikut ukm matrapala juga fotografi yang ia geluti hingga kini. Karena prodi mereka berbeda dan keduanya sibuk, mereka jarang menghabiskan waktu berdua tetapi komunikasi mereka berjalan lancar dan mantannya pun tidak pernah mengeluh.
Hubungan mereka baik-baik saja, setidaknya begitu yang dipikirkan Kresna. Sampai suatu hari, Kresna tidak sengaja melihat mantannya dan seniornya itu berciuman di depan matanya. Tanpa pikir panjang Kresna menghampiri mereka lalu memukul seniornya itu. Tapi yang lebih menyakitkan, mantan pacarnya lebih memilih menolong seniornya dan mengusir Kresna dari sana. Sejak itu, Kresna memilih untuk tidak menjalin hubungan dengan siapapun.
Apa yang dialaminya dulu membuatnya teringat posisi Bima yang sangat mirip dengannya. Walaupun Kresna yakin adiknya itu tidak mungkin berselingkuh tapi jika keadaan mendukung, tidak ada yang tidak mungkin bukan?
"Apa harusnya tadi Ayi gue larang aja ya?" Berbagai pikiran berkecamuk, tapi rasanya ia terlalu ikut campur.
"Yaudalah, itu masalah mereka. Biar mereka yang selesaiin sendiri"
⚘⚘⚘
"Ngapain Yi? Nggak tidur?" Ayi menoleh dan mendapati Jae sudah berdiri dibelakangnya. Ayi menurunkan ponselnya yang sejak tadi ia angkat demi mendapat sinyal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Temu ✔
FanfictionSiapa sangka takdir mempertemukan mereka kembali seperti saat ini? Meskipun hanya Tuhan dan Bima yang tahu.