Brondong Nyebelin 3

484 24 1
                                    

Vira sedang lahap menyantap makan siangnya. Dia tak menyia-nyiakan ajakan sang Boss junior yang sedang baik hati mengajaknya makan siang. Bukan tanpa adanya alasan.

Ya.. Apalagi kalau bukan karena sahabatku yang sedang duduk di kursi seberang yang hanya sibuk dengan ponsel dari tadi tanpa menyentuh makanan yang sejak tadi sudah terhidang di depannya.

Kenapa lagi sih tuh anak. Batin Vira.

“Eh manyun...”
seketika Fiza menoleh, menusuk tajam mata Vira dengan tatapannya. Lalu sibuk kembali dengan ponselnya.

Vira hanya terkekeh. Dia tahu benar kalau Fiza tidak pernah suka dipanggil manyun, yang sebenarnya cocok dengannya karena keseringan manyun tidak jelas.

“kenapa lagi sih lu?”
Vira menghentikan acara makannya lalu fokus pada Fiza.

Seketika Fiza menaruh ponselnya kasar di atas meja.
“Gue sebel. Gue gak dapet antrian beli tas yang gue pengen.”
Vira hanya menganga tak percaya. Ajaib memang sahabatnya ini. Segala tas pula disebelin. Vira tertawa.

“ya ampun, Za. Lu tuh ye. Apa coba yang gak lu sebelin. Apa-apa bikin lu sebel. Segala tas juga coba. Isssh..”
Vira mengejek. Fiza hanya manyun tanpa membalas ejekan sahabatnya itu.

“Udahlah.”
“gue udah pengen dari kapan tau tuh tas mau di launcing, Ra. Jadi gue sebel gak bisa dapetin tuh tas.”

“ya amsyong. Plis deh, Za. Kan masih ada semi KW nya. Gak usah khawatir deh lu.”
“sejak kapan ya, Ra, tas gue KW. Meskipun cuman pegawai biasa begini gue gak mau beli tas KW.”
“idih. Sombong lu. Awas kena azab lu.”
Fiza seketika mengetuk-ngetukkan meja dengan tanganya tanda “amit-amit”.

Tiba-tiba ada tangan besar yang menghentikan kegiatannya itu. Lalu duduk di kursi sebelahnya tanpa melepas tangannya yang tergenggam.

“aku jadi takut sama kamu. Akhir-akhir ini kamu sering ngelukain tubuhmu sendiri, kemarin kaki sekarang tangan. Kamu gak niat bunuh diri juga kan.”

Bugh.. 
Awwwww... Teriak orang itu.

Fiza memukul lengan orang yang masih menggenggam tangannya itu dengan tangan kanannya yang bebas, yang lain dan tak bukan Ferzho lah orangnya.

“sekarang kamu mulai berani ngelukain orang lain.”
Ezo masih meringis kesakitan atas pukulan Fiza itu. Fiza kembali memajukan bibirnya beberapa centi. Tambah kesel dia.

“Heh.. Kenapa ini temen lu?” tanya Ezo pada Vira yang kini sibuk menyantap makanannya kembali.
“Gara-gara tas.”
Vira menyahut tanpa melihat pada yang bertanya.

“Hah... Tas. Kenapa dengan tas?”
Ezo bertanya pada Fiza tapi tidak ditanggapi walhasil dia menanyakannya pada Vira.

“Tas branded yang dia pengen gak bisa dia dapetin soalnya yang antri beli udah bejibun.”
Kali ini Ezo yang menganga tak percaya sambil menatap Fiza yang masih tak menganggapnya ada.

Melihat Fiza yang begitu, selalu saja membuat Ezo senang. Lucu menurutnya. Dia tersenyum.

“Tas yang mana, hemm?” tanya Ezo lembut.
Fiza tak menjawab tapi seketika dia mengotak atik ponselnya lalu memperlihatkannya pada Ezo.

Ezo mengamatinya dengan seksama lalu kembali tersenyum. Ya.. Kalau Fiza ratunya Manyun. Kalau Ezo rajanya Senyum.

Vira hanya geleng-geleng kepala melihat interaksi antar keduanya.
“Ehem...”
Vira berdeham yang dikuti oleh Fiza dan Ezo melihat ke arahnya.

“kesel sih kesel atuh, neng. Tapi betah banget kayanya tuh tangan digenggam gitu. Nyaman ya, neng. Kaya ada manis-manisnya gitu ya.”
Seketika Fiza menarik tangannya dengan semburat warna pink di pipinya.

Vira tertawa ngakak. Ezo hanya tersenyum.
Tak lama Ezo berdiri.
“mau kemana? Baru juga dateng. Kamu belum makan loh.” Tanya Fiza khawatir.
Lagi-lagi Ezo tersenyum.

“udah kenyang liat bibir kamu manyun.”
Ezo terkekeh sambil mengacak puncak rambut Fiza halus lalu pergi setelahnya.

Deg.. Selalu.. Selalu.. Jantungku kenapa selalu begini sih. Batin Fiza.

“Issssh... Nye... Be... Lin..” teriaknya

“Nyebelin gitu lu kangen kalo doi gak ada.”

Lap meja bersih melayang seketika ke wajah Vira. Hahahahah...

TBC.
************F.T.W*******

Udah chap 3 ajah.
Semoga tetep suka, dan lanjut baca ya, guys.
Maturnuwun.

Brondong Nyebelin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang