Author POV
Disisi lain, kini Salma tengah jengah mendengarkan guru kimia yang membuat dirinya merasa mengantuk dan lelah.
"Bu" ucap Salma sambil mengangkat tangannya
"Iya, ada apa?" Tanya Bu Nisa dingin
"Saya mau ijin ke kamar mandi" jawab Salma
"Silahkan, saya beri waktu 5 menit"
"Oke Bu, makasih" Salma kini sudah bebas dari pelajaran yang membuat kepalanya pusing tujuh keliling
Salma berjalan santai menuju toilet. Salma sempat berpikir
"Lah bukannya lima menit lagi juga udah bel istirahat? Aneh tuh guru" sungut Salma. Karena Salma dalam keadaan sedikit mengantuk, ia sampai tak sepenuhnya menatap arah jalan.
Sampai akhirnya Salma menubruk tubuh seseorang yang sangat tegap, menurutnya dia cowok, karena badannya yang besar.
"E—eh sorry gue gak senga——" Salma tak sempat melanjutkan ucapannya
"Lo punya mata kan?" Ucap Nathan dingin sambil memasukkan tangannya di saku celana
"Heh! Lagian gue juga gak sengaja!" jawab Salma dengan nada sedikit membentak
"Lah? Kenapa situ jadi sewot?" Kata Nathan membela diri
"Serah lo" ujar Salma lalu melenggang pergi meninggalkan Nathan
°°°
"Kantin kuy" ajak Nadia
"Gaskeunn!" Jawab Jessie
Kantin sangat ramai pagi ini. Hampir semua kursi sudah dipenuhi, alhasil Nadia, Jessie dan juga Salma duduk di meja yang berada tepat ditengah kantin.
"Heh! Awas gue mau duduk disini!" Ucap Tasya sambil menendang kursi yang Salma duduki
"Udah gue pake" jawab Salma enteng tanpa memperdulikan cewek ganas disampingnya
"Lo gak denger?! GUE MAU DUDUK DISINI!" Kata Tasya lagi, dan kali ini sangatlah keras membuat penghuni kantin menatap pertengkaran itu
"Dan lo gak liat?! Tempat ini udah gue dan temen-temen gue pake!" Ujar Salma tak kalah keras, Salma berdiri dan menatap Tasya dingin
"Gue gak mau tau! Pokoknya lo harus pergi dari tempat ini!" Ucap Tasya lalu menyuruh Feni dan Serli teman-teman Tasya untuk mengusir Salma dkk
"Gue gak mau" kata Salma mampu membuat Tasya geram. Lalu Tasya mengambil jus Dari meja samping Salma dan menyiramkan es jus itu ke kepala Salma
"Ini semua belum seberapa, kalau lo masih berani lawan gue. Gue bisa melakukan hal yang lebih keras dari ini" ujar Tasya dengan senyum licik. Khas orang-orang jahat gitu. Hihihi:D
"Gue juga gak akan takut sama Lo!" Ucap Salma
"Udah sal, ayok kita pergi dari sini. Baju lo basah nanti lo bisa masuk angin" ucap Nadia namun Salma sama sekali tidak menggubrisnya
"Lo tuh bener-bener bikin gue kesel!" Tasya sudah mengambil ancang-ancang untuk menampar pipi Salma namun seseorang sudah lebih cepat mencegahnya
"Nathan?!" Tasya yang sudah geram pun takut akan kedatangan Nathan yang memandang Tasya tajam
"Kamu kenapa belain dia sih?!" Tanya Tasya, dengan gelagat yang berbeda. Kali ini dia sangatlah manja, membuat siapapun yang melihatnya sangat jijik
Salma hanya bisa memejamkan matanya mencoba untuk tidak melakukan hal yang diluar batas. Ia sudah berharap kepada Tuhan agar tak terjadi apa-apa. Tak disangka Tuhan mengabulkannya. Tamparan yang seharusnya panas dipipi nya itu tidak jadi membuat bekas lebam.
"Apa-apaan lo? Mau main kasar? Lo udah bikin cewek ini basah dengan siraman lo! Sekarang lo pergi!" Ucapan Nathan mampu membuat Tasya pergi sambil menangis
"Makasih" ucap Salma dengan tatapan sendu lalu wajahnya menunduk
"Ikut gue" Nathan menggandeng tangan Salma lembut. Entah akan membawanya kemana
"Mau kemana?" tanya Salma tapi ia tetap saja menuruti ajakan Nathan
"Mau kemana tuh?" Tanya Jessie kepada Nadia
"Udah mendingan kita tunggu Salma dikelas aja" ucap Nadia lalu pergi menuju kelas
Selama berjalan menyusuri koridor sekolah banyak sekali tatapan dari siswa-siswi. Dari yang tak suka sampai terkagum-kagum akan ketampanan seorang Nathan
"Kak Nathan oh my God?!"
"Gans parah!"
"Nathan punya gue!"
"Pangeran gue lewat! Gila!"
"Siapa tuh? Enak aja main ambil babang Nathan gue"
"Dasar cewek kegatelan"
"Eh mereka cocok ya"
Begitulah kira-kira ucapan dari para fans fanatiknya Nathan. Ada yang sirik juga, karena Nathan terus menggandeng tangan Salma. Salma juga risih mendengar celotehan siswa-siswi itu. Ingin rasanya ia berteriak
"Udah gak usah didengerin" ucap Nathan dingin
Akhirnya mereka sampai di toilet paling pojok dekat dengan taman belakang. Serem, mungkin itu yang ada dipikiran Salma kali ini. Nathan masuk duluan ke dalam toilet pria
"Nih, pake seragam gue dulu" kata Nathan sambil mengulurkan atasan seragamnya. Dan sekarang ia hanya memakai kaos bewarna putih bertuliskan 'Puma'
"Cepet ambil"
"Iye" Salma menuruti perintah Nathan ia segera memakai baju tersebut
Salma sudah mengganti seragam milik Nathan. Ya, baju itu sangatlah besar ditubuh mungil Salma. Nathan yang melihatnya hanya bisa menahan tawa.
"Gede banget seragam lo" ucap salma sambil terus membenarkan baju itu
"Iyalah, jelas-jelas badan gue gede. Lagian kalau kebesaran jadi lucu" ucap Nathan sambil terkekeh geli
"Ih apaan sih" Salma menyembunyikan wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus itu.
"Ciee blushing, hahaha" kini Nathan benar-benar tertawa terbahak-bahak
"Udah ah serah lo" Salma sangatlah kesal. Ia memutuskan untuk kembali ke kelas
•••
Holla guys
Makasih udah ikutin terus
Kasih bintang ke aku yaaMakasih:))
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boyfriend
Non-FictionSenja mengajarkan kita bahwa sesuatu yang terlihat indah sebagian besar hanya bersifat sementara. Dan mungkin saja tak bertahan lama. -Faradita Assalma