8

13 1 0
                                    

Kayla mulai melangkah lebih cepat dari sebelumnya. Dengan setiap langkah Kayla melewati setiap koridor sekolah, Kayla merasa ada yang aneh. Aneh karena tidak ada seorang pun yang Kayla temukan setiap perjalanan menuju lantai empat.

Dengan perlahan Kayla melawati anak tangga menuju lantai empat, sesampainya di lantai empat Kayla lalu mencari keberadaan Martin.

Mata Kayla pun tertuju pada Martin yang sedang merenung dengan mata lurus memandang ke depan.
"Martin?" panggil Kayla. Martin yang merasa terpanggil, ia langsung menghadapkan tubuhnya ke arah Kayla.

"Apa yang kamu tunggu hari ini?" tanya Martin pada Kayla. Kayla terdiam mengernyitkan dahinya sambil berpikir.

"Gak usah dijawab, aku udah tau semuanya." lanjut Martin. Kayla semakin bingung dengan perkataan Martin.

"Kay, kamu gak perlu jadi orang berbeda hanya buat aku bahagia. Aku tau kamu mau kita bahagia. Dan kamu boleh curiga tapi jangan sampai kecurigaan kamu jadi bikin pikiran kamu yang negatif tentang aku. Kalau kamu percaya aku, gak seharusnya kamu curiga yang berlebihan sama aku." jelas Martin. Kayla mencoba memahami.

"Maksud kamu aku salah?" celetuk Kayla.

"Aku gak bilang begitu." jawab Martin santai.

"Tapi dengan omongan kamu barusan itu kayak kamu nyalahin aku banget. Apa aku salah cemburu sama pacarnya sendiri karena dekat sama cewek lain?" Kayla kesal.

"Kenapa baru sekarang kamu bilang kalau kamu cemburu?" tanya Martin datar.

"Ya ampun, Martin. Seharusnya kamu itu tau, mana cewek yang lagi cemburu sama pacarnya sendiri." jawab Kayla kesal dengan nada sedikit meninggi.

"Cuma karena kamu cemburu, masalah ini jadi kamu perpanjang?" tanya Martin semakin membuat kesal Kayla.

"Bukan aku yang perpanjang, tapi kamu." jawab Kayla kesal, kedua mata Kayla mulai berbinar.

"Kamu sadar gak sih, kamu itu udah bikin aku kecewa banget sama kamu. Aku gak nyangka seorang Martin Syahnando bisa selicik ini." jelas Kayla dengan menekankan kalimatnya. Kedua mata Kayla mulai meneteskan air mata yang dari tadi ia bendung.

Lanjut Kayla lagi.
"Sumpah kalo emang dari awal aku tau kamu kayak gini, mungkin aku gak akan mau sama kamu."

"Berarti kamu gak mau terima apa adanya dong?" tanya Martin menaikkan alis kanannya.

Kayla melongo mendengar perkataan Martin.
"Nyebelin banget sih. Udah ah males, aku capek berdebat sama kamu gak ada habisnya." ucap Kayla sambil menyeka air matanya.

"Oh jadi kamu udah males sama aku?" tanya Martin. Lagi-lagi pertanyaan Martin membuat kesal Kayla.

"Iih tau ah." ucap Kayla hendak pergi dari Martin.

Namun, Martin menahan Kayla pergi dengan menarik lengan kanan Kayla.
"Tunggu dong Kay!"

"Apalagi? Mau ajak berdebat lagi? Apa kamu mau minta kita.." oceh Kayla yang masih kesal dengan Martin.

Namun, ocehan Kayla terpotong karena dikejutkan dengan suara ledakan balon serta suara petasan semprotan kertas.
"Lihat ke langit Kay!" perintah Martin menyuruh Kayla menengadahkan kepalanya ke langit untuk melihat sebuah spanduk berisikan tulisan

"Happy Birthday Kayla"
I Love U, Kay.
-Martin Syahnando-

Semua murid langsung bersorak gembira dengan menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untuk Kayla. Dan beberapa murid berteriak dengan berkata 'cie' terus-menerus ke Kayla.

Kayla sangat terharu dengan kejutan hari ini, dirinya sangat tidak menyangka kalau Martin akan membuat kejutan se-romantis ini padanya.

"Aahh.. Martin, ih nyebelin banget sih." Kayla teriak lalu menyubit perut Martin karena terharu.

Martin merintih kesakitan.
"Aww, dikasih kejutan kok malah nyubit sih."

"Bodo, abis nyebelin wle." ucap Kayla menjulurkan lidah.

"Gimana suka?" tanya Martin dengan senyuman manisnya.

"Suka banget lah, pake ditanya."

"Tapi kayak masih ada yang kurang deh." ucap Martin melirikkan kedua matanya ke kanan dan ke kiri.

"Hah apalagi, Martin?" tanya Kayla penasaran. Martin langsung menjentikkan jarinya beberapa kali.

*****

*ThanksForReading*
Sebelum, Next reading.
#Jangan lupa untuk,
'Votment(Vote and Comment)'
dulu ya guys!!♡♡
Thank U:)
#DwayDiaryi

Percaya Aku. ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang