2

18 2 0
                                    

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Kayla langsung keluar dari kelasnya untuk segera menemui Martin. Kayla dengan Martin beda kelas, Kayla di kelas 12 IPS A sedangkan Martin di kelas IPS B.

Kayla menunggu di depan pintu kelas Martin dengan wajah sumringah. Tidak lama kemudian, Martin keluar kelas namun Martin keluar kelas tidak sendirian, Martin keluar kelas bersama Kania yang asik mengobrol berdua hingga tertawa terbahak-bahak.

Raut wajah Kayla langsung berubah sedih dalam seketika. Martin pun baru menyadari bahwa Kayla sudah menunggu dirinya di depan kelas.
"Kayla?" panggil Martin.

Kayla langsung pergi meninggalkan Martin, Martin pun menyusul Kayla secepat mungkin hingga Martin menahan lengan Kayla untuk berhenti menghindar dari Martin.
"Kay? Kamu kenapa?" tanya Martin serius.

Kayla memejamkan kedua matanya, menarik napas pelan.
"Emm gapapa."

"Kalo gapapa kenapa harus lari menghindar?" tanya Martin mengernyitkan dahinya.

"A-aku tadi lagi buru-buru, mau ke toilet." Kayla terpaksa berbohong.

"Ikut aku dulu ya, sebentar!" ajak Martin langsung menarik lengan kanan Kayla pelan.

Martin mengajak Kayla ke depan kelas Martin untuk bertemu Kania, rasanya Kayla sangat malas sekali bertemu Kania.
"Kania?" panggil Martin.

"Eh iya Martin, kenapa?" Kania merasa terpanggil langsung melihat ke arah Martin yang memanggilnya.

"Kerja kelompoknya dirumah lo kan?" tanya Martin memastikan.

"Iya, kenapa emangnya?" Kania berbalik bertanya.

"Nanti gue nyusul ya, bilang ke anak-anak kelompokan juga." jawab Martin santai.

"Oh okey, Martin."

"Thanks ya." ucap Martin dibalas Kania dengan senyuman. Kayla melihat sekilas ke arah Kania dengan sinis, lalu Martin dan Kayla pergi meninggalkan Kania.

"Kamu jadi ke toilet?" tanya Martin sambil melewati anak tangga bersama Kayla.

"Enggak. Dirumah aja nanti. Lagian juga gak terlalu kebelet banget." jawab Kayla jutek. Martin mengernyitkan dahinya bingung.

"Kamu kenapa enggak langsung ke rumah Kania aja?" tanya Kayla penasaran.

"Aku mau anterin kamu pulang dulu." jawab Martin dengan senyuman manisnya.

Sungguh, Kayla tidak bisa berlama-lama jutek dengan Martin. Senyuman manisnya Martin membuat hati Kayla meleleh seperti cokelat yang dipanaskan, bahkan Kayla merasa pipinya panas dan memerah seketika.

Namun, Kayla tetap mencoba jutek dengan Martin.
"Aku bisa pulang sendiri." ucap Kayla masih dengan nada juteknya.

"Semua orang juga tau, Kay. Lagian juga ini kemauan aku nganterin kamu." jelas Martin.

Mendengar perkataan Martin, pipi Kayla semakin memerah.
"Eh tunggu-tunggu, pipi kamu kenapa merah?" ucap Martin lagi sambil sekilas melihat ke arah Kayla yang sedang menunduk lalu memegang kedua pipinya yang memerah itu.

"Ah eng-enggak gapapa." jawab Kayla gugup dan tersipu malu.

"Martin, aku mau ikut kamu kerja kelompok ya." ucap Kayla mengalihkan.

"Kamu seriusan?" tanya Martin serius. Kayla membalas dengan anggukkan dan mengeluarkan jurus puppy eyes-nya.

"Iya boleh kok." ucap Martin dengan senyuman manisnya.

"Tapi kamu pulang dulu ya, izin dulu sama orang tua kamu." lanjut Martin. Kayla membalas dengan anggukkan kepala.

*****

*ThanksForReading*
Sebelum, Next reading.
#Jangan lupa untuk,
'Votment(Vote and Comment)'
dulu ya guys!!♡♡
Thank U:)
#DwayDiaryi

Percaya Aku. ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang