Part 3

4.9K 433 7
                                    


Karlina berdiri tepat di depan pagar hitam yang menjulang tinggi melebihi tinggi tubuhnya. Meneguk saliva kasar, ia memberanikan diri untuk menekan bel yang ada di sebelah kiri pagar.

Menarik napas panjang, Karlina merasa hatinya berdetak cepat. Siang tadi ia di hubungi oleh ibu Dana agar segera datang ke alamat yang tertera di kertas yang sebelumnya di berikan oleh Ibu Dana.

Menunggu beberapa saat, Karlina mengejang kaget saat mendengar suara klakson mobil yang berbunyi tepat di belakang nya.

Menoleh ke arah belakang, kedua matanya melebar terkejut saat melihat sebuah mobil Porsche Cayman berwarna biru metalik berada tepat di belakang nya.

Masyaallah.. Ini beneran mobil yang sering di omongin sama temen-temen di sekolah dulu? Tanya Karlina dalam hati.

Suara klakson kembali terdengar, membuat Karlina terkejut lalu pergi menyingkir agar mobil mahal itu masuk kedalam kawasan rumah yang terlihat sangat besar dan megah.

Karlina berdecak kagum, bibirnya pun tidak henti melafalkan doa agar kelak ia memiliki rumah sebesar dan semegah ini.

Tanpa sengaja kedua matanya melihat seorang pria keluar dari dalam mobil dengan satpam yang berdiri di dekat mobil mahal itu. Pandangan matanya dengan pria itu tidak sengaja bertemu, namun pria itu lebih dahulu mengalihkan pandangan untuk berbincang dengan satpam.

Karlina bisa melihat dua pria itu berbincang  dengan jari telunjuk pria yang menaiki mobil mahal itu menunjuk kearahnya.

Seorang satpam berlari kearahnya setelah selesai berbincang dengan pria yang saat ini sudah masuk kedalam rumahnya dengan salah satu pembantu yang membawa jas pria itu.

“Permisi mbak, ada yang bisa di bantu?” tanya satpam tadi, membuat Karlina menatap pria yang ia perkirakaan seumuran dengan ayahnya.

“A.. Iya pak, perkenalkan saya Karlina, dari Home Care Ibu Dana,” jelas Karlina dengan senyum hangat membuat satpam itu terdiam sejenak saat melihat senyum nya.

“Saya Pak Naryo, satpam di rumah ini.”

“Tadi saya sudah pencet bel sebelumnya,”  terdiam sebentar, Karlina melihat pria yang mengendarai mobil tadi kembali ke mobilnya mengambil sesuatu, lalu menengok kearahnya saat ini dengan sudut bibir yang tertarik mengulas senyum.

“O..iya, maaf mbak, tadi saya sedang ke kamar mandi sewaktu mbak tekan belnya,”

“Iya pak, nggak apa pak,”

“Oiya.., Mbak Karlina mau cari siapa?”

“Saya mau cari pak....” Karlina kembali membaca kertas yang sebelumnya ia genggam. “Saya cari Pak Farabi Zafir Al-Ikhsan, apa benar ini rumah beliau?”

“Benar mbak, ada keperluan apa ya ketemu Pak Zafir?”

“Tadi saya di telepon oleh pemilik Home Care tempat saya bekerja katanya pak Zafir mencari satu orang untuk mengurus ibu beliau,”

“Ternyata mbak toh! Masuk mbak, sudah di tunggu pak Zafir di dalam, kebetulan bapak baru pulang.”

Karlina masuk kedalam lingkungan rumah itu dengan kaki kanan yang melangkah masuk terlebih dahulu, bibirnya mengucapkan Bissmillah agar pekerjaanya di rumah besar dan megah ini berjalan dengan mudah, tidak terdapat rintangan yang terlalu berat.

“Mari mbak, biar saya antar ke dalam..”

“Iya Pak,”

Pak Naryo berjalan terlebih dahulu dari Karlina setelah menutup dan mengunci pintu gerbang yang ternyata memiliki dua gerbang, satu gerbang hitam utama, dan di delakangnya terdapat gerbang kayu seukuran pundak pak Naryo.

Ketika Hati MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang