Part 4

4.1K 385 14
                                    


Part ini ditulis oleh cewek cantik siswi SMK keperawatan Asean26 , ada ilmu kesehatan yang bisa kalian dapat!

***

Bohong jika detak jantung Lina saat ini tidak berdetak lebih cepat dari biasanya. Meskipun ia sudah menemui banyak pasien, tetapi Lina selalu takut tak mampu memenuhi tugasnya dengan benar.

"Saya bayar kamu mahal. Jangan sampai uang yang saya keluarkan jadi sia-sia." Zafir berdiri di samping Lina yang terdiam memperhatikan. Kedua tangannya berada di saku.

Lina mengangguk. Matanya tidak lepas dari sosok wanita yang tengah duduk di kursi roda dekat jendela. Menatap kosong keluar seolah semangat hidupnya di cabut paksa.

Kamar bercat putih dengan interior yang di dominasi warna emas itu terasa suram meski gordeng di buka lebar membiarkan cahaya matahari masuk. Ranjang yang tampak rapi seolah memberitahu tak di sentuh sedikitpun oleh pemiliknya. Di samping ranjang, sebuah foto bertengger di atas nakas.

Foto Zafir dan ibunya yang sama-sama tengah tersenyum lebar. Senyum yang menunjukkan sebuah kebahagiaan. Namun saat ini, semua senyum dan rona bahagia itu tenggelam di antara duka yang di renggut oleh sebuah penyakit.

Stroke merupakan penyakit yang di sebabkan terganggunya pasokan darah ke otak, membuat otak kekurangan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian otak akan mati.

Stroke dapat di golongkan menjadi dua, stroke iskemik dan stroke hemoragik.

Stroke iskemik adalah stroke yang di sebabkan tersumbatnya pembuluh darah, sedangkan stroke hemoragik adalah stroke karena pecahnya pembuluh darah. Dan Nyonya Misha terkena stroke iskemik.

Zafir menghela napas panjang. "Kamu kerja yang bener. Jangan sampai saya denger ada kesalahan dari kamu. Mommy satu-satunya yang saya punya."

"Baik, Pak."

"Sebelumnya Mommy belum pernah kena stroke, gejalanya juga nggak ada. Cuma Mommy saya punya riwayat penyakit darah tinggi dan beberapa bulan terakhir kolesterolnya tinggi."

Bibir Lina terbuka lalu tertutup, sedikit ragu untuk bicara. "Hipertensi dan kolesterol memang meningkatkan resiko terkena stroke. Stroke terjadi akibat terganggunya pasokan darah akibat pembuluh darah yang tersumbat ataupun pecah."

Zafir terdiam. Matanya tak lepas dari wanita yang telah melahirkannya itu. Ada perasaan sedih dan tak rela, tetapi ia tak bisa apa-apa, membuatnya menghela napas berat.

Zafir melangkahkan kaki, mendekati sang ibu yang tampak diam tak merespon. Kedua kakinya di tekuk, berjongkok di samping kursi roda. Sejenak ia terdiam, melihat ke arah lain lalu menyentuh tangan sang ibu. "Mom,"

Wanita bernama Misha itu tidak menoleh. Tetap diam menatap keluar dengan tatapan kosong tak bergairah.

"You will be healthy again, Mom." Zafir meraih tangan Misha, mengecup punggung tangan wanita itu dengan takzim.

Pemandangan itu tak luput dari tatapan Lina. Hawa sedih sangat terasa ketika ia melihatnya. Pria tampan yang sebelumnya mencibirnya dengan tajam itu terlihat begitu menyayangi ibunya. Terbukti betapa sedihnya ia ketika melihat keadaan ibunya.

Kedua mata Lina berkaca-kaca, seandainya ibunya masih ada.

Zafir bangkit berdiri, mengecup pelipis sang ibu sebelum berbalik. Kedua alisnya mencuram ketika mendapati Lina yang tengah menatapnya iba. Ia sedikit tak suka, tetapi ia tahan dengan mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Saya titip Mommy. Jangan sampai ada kesalahan." Ungkap Zafir memperingati.

Lina sontak menunduk ketika ia mengerjap sadar. "Ba-baik, Pak."

Zafir mengangguk pelan. Sekilas, matanya bergulir melirik sang ibu dari sudut mata. Penyakit itu benar-benar merengut ibunya. Zafir hanya bisa berharap, wanita berjilbab itu dapat membantu ibunya pulih kembali.

Setelah kepergian Zafir, ia memberanikan diri untuk mendekat kearah Misha, ibu dari Zafir yang saat ini masih tetap setiap menatap keluar jendela.

Berjalan ke sisi kanan kursi roda, Lina menekuk kakinya, berjongkok lalu memperkenalkan diri agar ia dan Misha bisa dekat sebelum melakukan tahap implementasi rencana perawatan.

“Pagi Bu... Lina buka jendela nya ya, biar udaranya masuk kedalam kamar.” ucap Lina sopan, namun masih belum mendapatkan tanggapan dari yang bersangkutan.

Berdiri tegap, Lina membuka jendela yang ada di kamar ini lalu kembali ke sisi kanan kursi roda dengan posisi yang sama.

“Mulai hari ini dan seterusnya, nanti Lina akan berusaha sekuat mungkin untuk bantu ibu biar cepat sembuh."

Lina terus berbicara walaupun tidak ada respon, berusaha mendekatkan diri, itu kunci pertama yang akan Lina lakukan.

“Nama saya Lina Bu, Karlina Eka Putri. Ibu harus semangat juga ya, kata bapak Lina, jika kita mensugesti diri sendiri untuk sembuh maka akan cepat sembuh.”

Lina terdiam saat melihat Misha menoleh kearahnya dengan tangan yang berusaha menyentuh wajahnya. Sorot mata itu menatapnya tajam, tapi terlihat sendu di sisi lain.

'Ini respon pertama ibu, suatu kemajuan, Alhamdulillah..' batin Lina senang.

“Ibu... Lina yakin, suatu saat ibu pasti bisa sehat seperti sedia kala,” tersenyum lembut, Lina memberanikan diri untuk menyentuh punggung tangan Misha lalu mengusap nya lembut. “Kita berjuang bersama ya Bu, Inshaallah.., Allah berikan kesembuhan.”

Misha hanya diam, menatap tangannya yang di beri sentuhan. Sedikit kerutan muncul di keningnya, membuat kedua alisnya mencuram. Misha tidak suka orang lain menyentuhnya seenaknya, terlebih lagi perempuan yang seakan sudah mengenalnya lama.

Dari luar kamar Zafir memperhatikan Lina yang sejak tadi terus mengajak Misha berbicara, sudut bibirnya tertarik mengulas senyum tipis.

Melihat Lina sama seperti melihat Misha saat masih sehat, selalu mengajaknya berbicara walaupun terkadang Zafir mengabaikannya dan selalu ada untuknya meskipun dalam keadaan sulit.

Di dalam kamar, hanya suara Lina yang terdengar di antara keheningan lainnya di kamar Misha. Jika ia bisa bicara dengan lancar, tentu Misha sudah mengusirnya. Dan kenapa putranya malah meninggalkannya? Apakah karena ia sudah sakit dan merepotkan membuat putranya itu pergi?

Di kegundahan hati Misha yang menggumpal, Zafir tengah mengagumi Lina yang ia rasa pantas merawat ibunya

***

Ada yang saudara atau orang tuanya mengalami stroke?

Alm ibu saya pernah stroke. Yang pertama pembuluh darah di otak pecah dan hilang ingatan dan yang kedua koma dan akhirnya wafat

Ketika Hati MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang