"Xiao Zhan maafkan aku." ucap Qi lan Sahabat laki-laki Xiao Zhan yang menggaruk lehernya tak enak."aku tak bermaksud berkata begitu. Aku hanya mencoba jujur." Qi lan melirik Yibo yang tengah berdiri di samping Denglu dengan menunduk. "aku serius memang menyukai Yibo. Sejak pertama ia masuk disini. Tapi tapi aku hanya suka. Tidak lebih. Tidak ada niat menghancurkan hubunganmu."
Xiao Zhan terdiam. Ia bingung harus bersikap bagaimana. Mengingat, posisi Qi lan sama sepertinya dulu. Langsung jatuh hati saat melihat Yibo.
"tidak apa-apa Qi lan." jawab Xiao Zhan. "lagian dia telah jadi milikku."Qi lan menganguk walau disadari ia sedikit kecewa. Mungkin dia akan berpikir. Andai saja dia terlebih dulu bertemu Yibo, pasti tidak begini. Setidaknya biarkan ia berjuang. kalau begini, Belum berjuang ia sudah kalah. Sial! "kalau begitu aku pulang dulu Xiao Zhan."
Setelah kepergian Qi lan. Kini di cafe itu meninggalkan Denglu Aqin Xiao Zhan dan Yibo. Masih sama, hanya Denglu lah yang bersuara sejak tadi mengambil perhatian Aqin. Sedangkan baik Aqin dan Xiao Zhan masih bungkam dengan pemikiranya masing-masing.
"Ayo sayang. Kita pulang."ajak Xiao Zhan kepada Yibo meraih tanganya.
"Xiao Zhan bukankah tadi kau berjanji untuk mengantarku."Aqin berucap pelan, membuat Xiao Zhan dan Yibo menoleh kompak. Dan mengeryitkan dahi.
"Aqin, maaf. Kau bisa meminta antar sama Denglu." Xiao Zhan menarik Yibo lalu menenggelam kepalanya didada. "aku tak mau membuat dia marah samaku."
"Tapi Xiao Zhan.."
"Aqin kau harusnya tahu posisi kita. Jangan berlebihan."potong Xiao Zhan cepat, tidak ingin memberi harapan apapun ke Aqin, lalu melirik Denglu yang diam sejak tadi. "Denglu, aku serahkan padamu. Dan aku pulang. Terima kasih."
****
Hening!!
Itulah yang terjadi di mobil bewarna hitam itu. Tak ada yang memulai percakapan. Hanya alunan lagu clasik menggiringi malam yang semakin larut. Xiao Zhan sejak tadi menoleh kesamping memperhatikan Yibo yang diam menatap jendela.
Ini sudah 30 menit berlalu atas insiden tak terduga di cafe, tapi Yibo masih saja tetap mendiamkannya.
"Sayang," panggil Xiao Zhan pelan. Namun masih sama Yibo memilih bungkam seribu bahasa. Mau tak mau Xiao Zhan memberhentikan mobilnya secara mendadak. Tak pelak decitan rem tersebut membuat tubuh Yibo bergerak maju. Tapi masih tahap aman. Xiao Zhan masih punya otak jika ingin melukai Yibo.
"Zhan Ge. Kalau menyetir yang benar. Kalau tadi kenapa-kenapa bagaimana?" teriak Yibo emosi. Sedangkan Xiao Zhan hanya menatap lembut. Dan sesekali tersenyum.
"Maaf?"ucap Xiao Zhan. "kalau Gege tidak melakukan itu, Didi akan terus bungkam."
"Menyebalkan."
Xiao Zhan memajukan tubuhnya. Lalu memeluk tubuh Yibo dengan lembut."Sudah marahnya?" Yibo tak menjawab. "Jangan marah lagi, maafkan Gege kalau Yibo tak suka Gege dekat-dekat sama Aqin. Gege akan menjauh. Tapi percayalah. Hanya Yibo yang Gege cintai."
Yibo masih bungkam. Tak membalas pelukan atau ucapan Xiao Zhan.
"jadi, jangan cemburu ya sayang." lanjut Xiao zhan dengan senyum seringai. Ia tahu kali ini Yibo tidak akan lagi diam.
"Percaya diri sekali!" decak Yibo kesal, benarkan! tebakan Xiao Zhan! Dan itu malah membuatnya tertawa. Menatap gemas wajah Yibonya. "kamu tu lucu kalo lagi cemburu begini " Xiao Zhan mencubit gemas pipi Yibo. Tapi Yibo langsung mengelak. " Gege tidak boleh sentuh aku, Ciuman sana sama sahabat kecil Gege." Yibo membuang muka lalu menghempas tangan Xiao zhan yang sempat ia tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]The little husband•√
Fiksi Penggemarcerita klise tentang pernikahan perjodohan yang awalnya tidak tahu tidak paham tidak mau tahu menjadi kata kita sehati. tetapi bukan cerita tentang awal pernikahan pertengkaran hingga berakhir jatuh cinta. ini kisah tentang Seorang Xiao Zhan, pria...