Meet him

202 38 1
                                    






Hi!

Hi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Apaan sih, pa! Ngapain pake ngajak ketemuan sama orang lain, tadi papa cuma bilang ngajak ke suatu tempat. Kenapa sekarang malah pake ngajak ketemu sama orang yang nggak aku kenal. Aku nggak mau mending aku pulang naik ojol aja!"

Ya makanya kenalan atuh neng.

Jujur, Yeji itu paling nggak suka ketemuan sama orang yang belum dia kenal sebelumnya apa lagi kali ini papanya yang ngajak. Yeji kira papanya mau ngajak ke suatu tempat itu mau family time karena sebenci-bencinya dia sama papanya masih ada rasa sayang walau sedikit gimanapun dia tetep papanya. Baru Yeji mau buka aplikasi ojol di ponselnya, papanya langsung mencegah.

"Ikut atau papa sita semua fasilitas kamu."

Shit. Ini yang Yeji benci dari papanya, keras kepala dan suka mengancam. Sebenernya nggak beda jauh juga dari sifatnya. Memang benar kata pepatah 'Buah jatuh tak jauh dari pohonnya'.

"Sita aja terserah papa!"

"Oh gitu, yaudah kalo gitu Hongsam papa jual!"

What the hell. Oke Yeji akui naluri keibuannya tidak mungkin tega jika anjing kesayangannya dijual.

"Fine."

Tuan Hwang tersenyum penuh kemenangan. Mereka pun masuk ke restoran tadi. Bisa dilihat dari ornamen restoran ini megah dan elegan tentunya tidak mungkin jika yang ditemui Yeji bukanlah orang penting.

Mereka masuk ke salah satu ruangan yang bertuliskan VVIP room. Di sana sudah ada laki-laki berusia lanjut dengan laki-laki manis disampingnya. Mungkin anaknya? Batin Yeji.

Tuan Hwang menghampiri laki-laki tadi dan mengajak berpelukan seperti teman lama yang akhirnya bisa bertemu. Yeji hanya diam di tempat tanpa berniat mengeluarkan suara.

"Lama tidak berjumpa. Apa kabar, Kim?"

Mereka berdua memutuskan untuk duduk di kursi yang tersedia.

"Tentu baik, Hwang. Jadi apakah gadis cantik di sampingmu itu Yeji?"

Yeji hanya menautkan alisnya bingung bagaimana pak tua itu bisa tahu namanya.

"Oh iya. Ini anakku yang aku ceritakan. Yeji, kenalkan ini paman Kim rekan bisnis papa."

Yeji hanya tersenyum tipis, yah setidaknya ia sedikit sopan bukan?

"Lalu apakah itu anakmu?"

"Iya, perkenalkan ini Kim Seungmin calon suami Hwang Yeji."

Yeji membolakkan matanya, ia sangat terkejut. Omong kosong apa ini?! Calon suami katanya?!

"Hah?! Apa maksudnya?!"

Intonasi bicara Yeji meninggi. Ia sangat terkejut dan tidak mempercayai semua itu.

"Yeji, pelankan suaramu. Kamu ini ada di depan calonmu kenapa tidak bisa sedikit anggun?"

"Terserah papa! Pokoknya aku nggak mau, aku mau pulang!"

Yeji langsung lari dari restoran tadi, jelas perjodohan adalah hal yang konyol. Kita tidak hidup di zaman Siti Nurbaya, kenapa harus dijodohkan? Tuan Hwang dan tuan Kim pun terkejut sekaligus bingung dengan situasi ini.

"Seungmin tolong kejar Yeji ya. Dia memang sedikit pembangkang tapi tenang saja, lama-lama ia juga akan menurut."

Titah tuan Hwang yang dibalas anggukan cepat dari Seungmin.


[OBEY]


"YEJI TUNGGU!"

Di parkiran Seungmin berlari sambil memanggil Yeji. Yeji justru semakin kencang berlari, namun Seungmin tidak kalah cepat. Ia langsung menarik lengan Yeji dan otomatis badannya menubruk dada bidang Seungmin. Blush. Wajah Yeji memerah menahan malu dan marah. Ia mendongak dan melepaskan cengkraman Seungmin.

"APA-APAAN SIH LO PEGANG PEGANG! NGAPAIN JUGA NGIKUTIN GUE! LO ITU BUKAN SIAPA-SIAPA GUE YA!"

Huh.

"Kamu Yeji, kan? Sekarang tenang dulu ya. Kita bicarain ini, hm?"

"Hih apaan lo sok manis banget. Gue mau pergi dan gue nggak mau nerima perjodohan konyol ini!"

Yeji meninggalkan Seungmin yang terdiam akibat ucapan Yeji tadi, sebegitu bencinya ya Yeji dengan perjodohan?

Yeji akui kalau Seungmin itu tampan, tapi ia bisa melihat kalau Seungmin itu terlalu lembut dan penurut. Berbeda dengan dia, jelas baginya Seungmin itu jauh dari tipenya.

+628xxx
Ji, kamu terima ya perjodohan ini? Perusahaan papa sedang dalam keadaan berbahaya. Kita bisa bangkrut dan cuma keluarga Kim yang bisa membantu kita.

Emosi Yeji semakin memuncak. Bisa-bisanya papanya menjual kebahagiaan anaknya cuma demi uang. Ia harus lari dari perjodohan ini.

"Bangsat! Rasanya masalah dalam hidup gue nggak ada habis-habisnya. Club ae lah biar nggak suntuk."


Meet him.

Obey | ChanJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang