Gisa mendorong tubuh Abi hingga lelaki itu terbaring di atas ranjang. Kemudian Gisa duduk di atas pinggang Abi, tergesa-gesa melepaskan pakaiannya sendiri tanpa memedulikan tatapan nakal yang Abi layangkan padanya.
Ketika tubuh bagian atas Gisa telah telanjang sempurna, Abi meletakkan satu telapak tangannya di atas dada Gisa, meremasnya pelan hingga Gisa mendesis dan menyipitkan kedua mata menatapnya.
Abi mengedipkan sebelah matanya lalu menyeringai kecil. "Gue tanya sekali lagi, lo yakin?"
Gisa hanya diam menatapnya.
"Gue nggak suka drama, Gisa, dan kalau setelah ini lo-"
Secepat kilat, Gisa menurunkan tubuhnya, mencium Abi dengan ciuman kasar yang penuh tuntutan. Ketika dia melepaskan ciumannya lagi, Gisa melayangkan tatapan malasnya yang khas. "Bisa nggak, kali ini lo berhenti cerewet?" satu alis Abi terangkat ke atas sebagai respon. "just do it, Abi. Gue nggak peduli dengan hal lainnya selain kejantanan lo, ada di dalam tubuh gue sekarang. Ngerti?"
Abi semakin menyeringai lebar. Namun setelah itu bergerak cepat hingga Gisa terpekik ketika kini tubuhnya berada dalam kuasa lelaki itu. Abi menjilat bibir Gisa hingga wanita itu merinding.
"As you wish, honey." Bisik Abi.
Untuk lelaki yang sudah tidak bisa mengingat sebanyak apa dia meniduri wanita, Abi tidak membutuhkan waktu lama menelanjangi Gisa dan membuat wanita itu mendesah hebat setiap kali dia menyentuhnya.
Abi menyukainya.
Desahan Gisa yang tidak terdengar malu-malu namun tidak juga terdengar jalang di telinganya membuat Abi semakin bergairah.
Abi mencumbu sekujur tubuh Gisa. Bahkan wanita itu sengaja melebarkan kedua kakinya ketika wajah Abi semakin turun ke bawah, menjamah inti tubuhnya yang sudah basah dengan sempurna.
Abi menyeringai kecil menyadari sisi liar Gisa yang memang sudah bisa dia tebak sejak awal. Dia yakin, Gisa dan dirinya tidak jauh berbeda.
"Sshh.. mmhh...yeah... terus..." racau Gisa. Tangannya menekan kepala Abi agar tidak meninggalkan tempat itu. Membuat Abi semakin bernafsu menjilat dan menyecap apa saja yang dijangkau oleh mulut dan lidahnya.
Gisa hampir mencapai orgasmenya namun dengan sialannya Abi malah menghentikan kegiatannya. Kedua mata Gisa yang tadinya terpejam menahan nikmat, seketika terbuka hingga menatap Abi dengan tajam.
Abi terkekeh menyebalkan. Tangan nakalnya dengan sengaja memutar lembut puting Gisa yang menegang.
"Itu terlalu biasa, baby. Gue bisa buat lo merasakan nikmat dua kali lipat dari biasanya." Bisik Abi lalu setelahnya mengecup sudut bibir Gisa yang cemberut.
"Oh ya?" cibir Gisa.
Abi mengangguk, melepaskan pakaiannya dengan cara yang teramat seksi di mata Gisa. Bahkan saat Gisa menemukan otot perut Abi yang menawan di matanya, kedua tangan wanita itu tanpa tahu malu meraba perut Abi yang terasa keras.
"Lo suka?" tanya Abi dengan nada suara penuh bangga.
Gisa mengangguk, "Dibandingkan mulut sialan lo, gue lebih suka perut lo kayanya." Jawab Gisa menyebalkan.
Abi hanya tertawa parau penuh gairah. Dia melepaskan ikat pinggang, menurunkan resleting celananya lalu menurunkan celananya hingga ke lutut. Abi meraih satu telapak tangan Gisa, menuntunnya untuk menyentuh miliknya yang telah menegang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tikus Dan Kucing Jatuh Cinta
General FictionSebagian cerita sudah di hapus "Lo alergi sama cewek perawan? Belum pernah dapat perawan ya lo, makanya sampai senorak ini?" "Apa?" "Gue kira lo memang sehebat itu di ranjang sampai-sampai dijuluki penjahat kelamin. Ternyata, nyali lo nggak sebesar...