Gisa menyetir dengan wajah berkerut kesal. Iya, dia benar-benar kesal entah pada siapa karena kemarin, tiba-tiba saja Leo berada di ruko dan dengan bodohnya Gisa malah menemui Leo dengan penampilan yang sampai saat ini membuat Gisa tidak mau bertatap muka dengan Leo. Gisa benar-benar merasa luar biasa malu saat ini. Bayangkan saja, selama ini dia selalu mencibir Leo, memandangi hina Leo dan segala sikap tidak baiknya pada Leo karena Gisa memang masih saja sulit mengenyahkan perasaan kesalnya pada sikap sialan Leo terhadap Rere. tapi kemarin, Gisa yakin, Leo benar-benar akan mengulitinya dengan semua cibirannya karena mengetahui jika Gisa dan Abi memiliki sebuah hubungan.
Ya, sekalipun Gisa dan Abi bukan sepasang kekasih, tetapi Gisa yakin kalau Leo akan mengetahui semua hal mengenai Gisa dan Abi hanya dengan satu pertanyaan yang dia layangkan pada sahabatnya itu.
Sialan! Gisa lupa kalau di antara Leo dan Abi tidak akan pernah bisa ada rahasia.
Dan sekarang, rasa kesal Gisa itu berimbas pada Abi.
Sejak kemarin, sejak Gisa keluar dari ruko, Gisa mengabaikan Abi. Dia bahkan memblokir nomer Abi demi ingin menenangkan diri dan mencari jalan keluar untuk menyelamatkan dirinya dari Leo dan juga Rere. Iya, Rere. Cibiran atau cemoohan Leo bukan sesuatu yang sulit Gisa hadapi, dia hanya butuh membalas ucapan tajam Leo dengan cara yang sama bahkan lebih sadis dari itu.
Tapi, jika Rere mengetahuinya, Gisa yakin Rere pasti akan membuat kepala Gisa pusing dengan omelannya. Belum lagi kalau Rere mengatakan hal itu pada keluarganya, tamat sudah hidup Gisa. Gadis masih tidak menyukai Abi sekalipun menantu kesayangannya itu adalah sahabat Abi. Kalau Adrian, sekalipun setiap kali bertemu dengan Abi masih sering menatap Abi dengan tatapan kesal, namun dia masih mau mengajak Abi bicara sekalipun hanya sebuah pembiaraan ringan. Dan jika Gadis sampai mengetahui apa yang Gisa lakukan bersama Abi, bukan tidak mungkin kalau bosnya yang baik hati itu lebih memilih memulangkan Gisa ke kampung dari pada membiarkan Gisa bertemu lagi dengan Abi.
Gadis itu sudah seperti Ibu kedua bagi Gisa. Selama di Jakarta, Gadis merawat Gisa seperti dia merawat Rere. Bahkan Gisa tidak bisa melupakan salah satu wejangan Gadis mengenai pasangan hidup.
Gisa, kalau menikah nanti, harus dengan laki-laki yang baik. Bertanggung jawab, sayang sama kamu dan juga keluarga kamu. Ibu nggak mau kalau Gisa sembarangan pilih pasangan, ya, apa lagi sampai ketemunya sama laki-laki nggak baik. Nggak bakalan Ibu kasih izin. Begini-begini, Gisa kan anak Ibu juga.
Gisa mengusap wajahnya gusar. Perutnya terasa mulas saat ini membayangkan Gadis akan mengomelinya. "Sialan banget sih!" rutuknya. "kenapa harus ketemu sama polisi abal-abal itu? Jadi ribet gini kan urusannya. Pokoknya gue nggak mau tahu, kalau sampai gue di pulangan ke kampung, gue minta ganti rugi sama Abi."
Gisa kembali mencebik karena sebentar lagi mobilnya akan sampai di apartemen Rere. "Abi juga bego, udah tahu gue di sana, kenapa biarin si Polisi abal-abal itu datang? Kenapa nggak di usir aja biar hidup gue tetap aman."
Dan kekesalan Gisa semakin menjadi saat dari kejauhan, dia melihat Rere berdiri meninggunya di tempat biasa bersama Leo yang hari ini tiba-tiba saja mau menemani istrinya. Gisa berdecih kuat, dia sudah tahu alasan Leo mau membuang-buang waktunya menemani Rere. Dasar Polisi abal-abal sialan!
"Pagi, Gisa."
Ingin sekali rasanya Gisa menunju bibirnya yang tersenyum manis itu. Lihatlah, padahal Gisa baru saja keluar dari mobil.
"Tumben kamu mau nyapa Gisa ramah begitu, sayang."
"Aku sama Gisa udah baikan kok sayang. Iya, kan?" Gisa membuang wajahnya dengan dengusan sinis saat Leo sengaja mengerling jahil padanya. "eh ngomong-ngomong, semalem Gisa kenapa lupa jemput kamu, Re?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tikus Dan Kucing Jatuh Cinta
Fiksi UmumSebagian cerita sudah di hapus "Lo alergi sama cewek perawan? Belum pernah dapat perawan ya lo, makanya sampai senorak ini?" "Apa?" "Gue kira lo memang sehebat itu di ranjang sampai-sampai dijuluki penjahat kelamin. Ternyata, nyali lo nggak sebesar...