1

14 0 0
                                    

_Aku akan berusaha melunakkan hatimu walau itu susah_
Arin ___

Arin tertegun saat sampai di sebuah rumah yang cukup besar itu, dia tertegun tidak tau harus berbuat apa ketika sudah satu rumah dengan laki-laki yang bahkan ia baru tahu namanya beberapa hari yang lalu.

"Masuk! "Perintah Raden padanya, ia tidak betah sebenarnya karena Raden sejak bertemu ia pertama kali tempo hari, melihatnya sinis seakan-akan Arin adalah musuh besarnya

Laki-laki berhidung mancung dengan bibir tipis itu terlihat sangat membenci Arin

Arin masuk mengikuti langkah suaminya

"Asalamualaikum! "

"Waalaikumsalam! Bi Inah!"Jawab Raden tanpa menoleh dan langsung memanggil asisten rumah tangganya

" Ya tuan ada apa? " tanya Bi Inah sambil melirik ke arah Arin dengan penuh tanda tanya.

" Bibi antarkan wanita ini ke kamar tamu dan bantu dia membereskan barang-barangnya! "Perintah Raden

"baiklah tuan!!"

"Dan kau ikutlah bersamanya!! "

"Baiklah Mas! " jawabnya pelan

Raden hampir saja muntah karena mendengar panggilan mas dari Arin.

Setelah selesai beres-beres Arin duduk di sova depan TV, dia duduk dan sambil melamun,

'Apaapan ini dia pisah kamar dengan suaminya! '

'Belum juga sehari tinggal di sini gue udah ngerasa nggak betah, bahkan dia udah berani ngomong kasar ke gue, aduh belum apa-apa udah stres gue!! ' pikir Arin sambil melamun

Tak lama kemudian Raden memanggilnya

"Arin! Sini dulu kamu! "

"Ya ada apa " jawab Arin sambil melenggang ke arah Raden

"Aku mau ngomong, kita nikah ini bukan atas dasar cintakan, ini semua karena orang tua kita"

"Lalu? " Tanya Arin bingung

"Gue cuma mau bilang, kalau gue nggak akan nyentuh lo, nggak akan ngerecokin lo, dan lo bebas mau ngapain termasuk lo mau pacaran sama cowok lain gue juga nggak akan perduli, jadi lo juga harus gitu ke gue "

"Tapi.... "

" Nggak ada tapi-tapian, satu lagi didepan orang tua kita, kita harus menjadi seperti sepasang suami istri dan lo boleh manggil gue mas, tapi kalau nggak ada mereka berdua jangan manggil gue kayak gitu "

" Emang harus ya? "

" Harus, karena pernikahan ini tudak akan bertahan lama mungkin paling lama satu tahun, karena setelah gue bercerai sama lo gue bakal nikah sama Anisa "

Lalu Raden pergi ke kamarnya, meninggalkan Arin yang hanya menatap meja.

Arin sedih meratapi nasibnya yang harus merelakan masa muda dan masa depannya hanya untuk menikah dengan Raden laki-laki pilihan orang tuanya, bahkan umurnya baru 22 tahun tetpaut jauh dengan usia Raden yang sudah menginjak usia 29 tahun.

"Ok kalau itu mau Lo! Siapa takut, biadab! " Dumel Arin sambil memukul meja

Flashback

Tok.. Tok.. Tok..
Bunda mengetuk kamarnya
"Arin kamu sudah siap nak?"

"Iya bun sebentar lagi Arin keluar"jawab Arin dari dalam kamarnya

Bunda memamg sudah bilang tadi saat dia baru saja pulang dari kantor tadi siang bahwa malam ini bunda mengajak makan malam di restoran milik Bundanya sendiri.

wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang