1.

10 2 0
                                    


Gadis itu sekarang berada di sebrang ku, sekarang kami sedang mendengarkan arahan untuk menjelajah alam pagi ini, entah sihir apa yang ia bawa sampai pandangan ku terfokus pada nya, melihat wajah yang berseri itu membuat hatiku tak habis-habisnya mengoceh, hmm ingin rasanya aku tertawa, karena dengan bodohnya aku tidak mencoba berkenalan dengan nya.

Masing-masing regu kami pun bergegas untuk menjelajah alam ini, teriknya matahari tak melunturkan semangat kami untuk meencapai puncak yang indah di atas sana, kami pun memulai perjalanan yang masih terdengar ringan, bernyayi menikmati seruan angin dan daun" pohon yang bersenggolan, seperti dunia kami saja hehe.

Entah apa yang mendorong ku agar aku berjalan tepat di paling belakang, yang jelas-jelas didepan ku gadis sederhana yang memikat ku tadi, mungkin aku ingin berkenalaan hmm apa-apaan? Ini kenapa aku merasa gugup, hanya bilang aku ingin kenalan saja rasanya lidah ku kelu, aku menatap terus pergerakan nya mengawasinya agar ia tak terjatuh, tapi setelah setengah puncak di hampir sajaa terpeleset karna pijakan batu yang terpental.

" Eh, kamu gpp, ati" semakin ke atas semakin curam". Ucap ku dengan nada yang begitu khawatir, bagaimana tidak mungkin kalau aku tidak ada di sana tadi dia sudah terjatuh, gadia itu tersenyum pada ku, sepertinya jantung ini benar" ingin melompat segera dari tempatnya, benar-benar manis.

Sambil memegang sambutan tangan ku untuk bangun dia berkata
" makasih ya bang km udh nolong aku, ga tau deh kalo ga ada kamu, mungkin aku sudah jatuh". Ucapnya tulus benar" tulus, matanya ya aku suka matanya.

Dengan menyembunyikan rasa gugup ku yang mendalam ini aku  membalasnya dengan menggagukan kepala, kami melanjutkan perjalanan, tak lama kami pun istirahat sebentar, saat aku berjalan menuju pohon di pojokan dia lun mengikuti ku, batin ku senang dan bimbang takut saja kalau aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri.

" Bang nama kamu siapa?" Tanpa kata" yang rumit gadis itu menanyakan nama ku duluaan, dengan menetralkan suara ku aku menjawab nya.

"Arsyah,  kalo kamu". Tanya ku balik

" Namaku radela harahap tapi aku biasa dipanggil ara, entahlah". Ucapnya

" oh hai ara, kamu masih sekolah?".

" iya bang masih, aku kelas 3 smk". Jawabnya

" kamu suka alam?". Tanya ku

" iya, memang kenapa bang?".

" biasanya jarang sekali perempuan yang mau berinteraksi dengan alam seperti ini, mungkin mereka lebih memilih pergi ketempat" yang ramai seperti kafe atau pun tempat tongkrongan". Ucap ku panjang lebar tapi ara malah tertawa.

" Aku nggak termasuk bang, aku suka alam, bebas, sempurna, disini ga ada kepalsuan, semua indah, real, nyata, km bisa mengekspresikan diri tanpa batas, sejuk tanpa polusi, pokoknya best bang". Ucapnya, dalam hati aku pun bahagia, ternyata dia memiliki perasaan yang sama tentang alam.

Aku dan dia larut dalam obrolan kami, sampai tak terasa separuh perjalanan terlewati, tidak sabar rupanya aku mencapaai puncak, ingin sekali membawa kan sebuah lagu untuknya, sisa perjalanan kami, kami hanya bernyayi bersama tertawa, dengan segala kejadian lucu di perjalanan ini.

*Hai readers part ini segini aja kali yah biar mata kalian ga perih enjoy dont forget buaat vote dan komen aku butuh bgttt saran kalian ILY*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Malaikat Dipuncak GunungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang