Pukul 21.10 am.
Kurang Lebih dua Jam perjalanan dari Jakarta ke Tangerang, padahal harus-nya untuk waktu normal saat melewati rute Jl. Tol Merak, mereka bisa menempuh-nya dalam waktu hanya sekitar satu Jam lima Menit.
Namun, karena Rimba banyak mampirnya, jadilah perjalanannya semolor itu. Menyebalkan memang si Rimba, coba saja kalau itu Stella pasti Dia sudah mengemol kek buibu kontrakan!
jadilah karena kesal yang menggunung, Stella sepanjang perjalanan, Ia memilih memejamkan mata, pura-pura tertidur. Meski sebenarnya Stella memang berusaha tidur, namun tetap tidak bisa terlelap, entah kenapa? tapi bagi Stella tentu itu jauh lebih baik, daripada bingung harus ngapain saat hanya berdua dengan Rimba!
****
Sekarang Stella berada di tengah-tengah rumah Mrs. Tania, rumah yang sepertinya sengaja di desain khusus---walopun tidak semegah dan seluas rumah Stella di Jakarta---rumah ini sangat menenangkan hati.
Damai seketika yang Stella rasakan. Rumah ini selalu ramai. Tak pernah ada kesan sunyi. Pantas saja kalo Pak Kiiley lebih memilih pindah ke Tangerang, daripada mengajak istri barunya ikut ke Jakarta.
Killey menyambut kedatangan Stella dan Rimba. Dan ada Mrs. Tania juga disebelahnya. Keduanya memberi Stella senyum sapa yang hangat. Mereka terlihat sangat bahagia.
Stella yang menyaksikan rona wajah Ayah dan Ibu tirinya hanya menyeringai 'Tentu saja toh pengantin baru.' Batin Stella, lalu Ia secepat mungkin memalingkan pandangannya agar tak lagi menatap pada kedua Insan yang sedang dimabuk Asmara itu.
Dua puluh Menit kedatangan Stella dirumah---dengan jamuan makan malam yang meskipun sudah terlalu larut---mengurangi velue makanannya.
Namun, Keluarga Mrs. Tania masih kompak menyambut Stella hingga selarut itu.
Entah itu sungguh benar dengan tulus menyambut atau basa-basi, sekedar menyenangkan Hati Pak Killey!
Beberapa menit kemudian---Stella sebisa mungkin berpura-pura ikut menikmati sajian makan malam bersama keluarga baru Killey.
Meskipun sedaritadi, Ia sudah merasakan sesuatu yang sangat mengganjal dipenglihatannya. Hanya ada canda tawa dari sang Papah, dan sesekali Mrs. Tania coba membantu agar suasana tetap nyaman. Namun, kenyataan tetaplah kenyataan, selain keduanya, tak satu pun terlihat bersahabat dengan Stella. Terutama Rimba, Ia yang paling terlihat culas dimeja makan.
Hingga akhirnya, Stella meminta untuk di antarkan ke kamar. Ia tak ingin kalau kehadirannya dimeja makan membuat semua anggota keluarga Mrs. Tania mati kelaparan.
lagipula Stella butuh istrahat sejak tadi dan yang terpenting, Ia ingin segera pergi jauh dari semua keriuhan itu. Stella merasa berada ditempat yang salah. Stella merasa asing dirumah itu.
' Ini bukan rumah gue. Ini juga bukan kebahagian yang gue inginkan!' Batin Stella menggerutu.
****
Stella Pov!
Tok!
tok!
tok!Suara ketukan pintu yang membuyarkan lamunanku---muncul dari balik pintu wanita paruh baya yang tadi mengantarku juga ke kamar ini. Gue menatapnya tanpa berkata apapun.
"Mungkin wanita paruh baya ini Asisten rumah tangga disini." Pikirku.
"Kalo butuh apa-apa bilang aja nanti bibi siapkan non." Ujar wanita paruh baya itu padaku, yang sekarang kuberi sebutan bibi---ohya bibi itu juga membawakan segelas susu hangat untukku. Lalu aku meraihnya sembari berucap "Iya. Makasih bi." Gue juga gak lupa memberikan senyum simpul padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangel (PINDAH KE WEBNOVEL!)
Teen FictionHigh rank 🤗 #1 on properti 🎖 (15 juli 2019) #3 on pecundang 🎖(26 Des 2019) #4 on pengecut 🎖 ( 29 oct 2019) #7 on stepmom 🎖 (11 juli 2019) #5 on pecundang 🎖(30 juli 2019) Ini kisah tentang tiga dara Cantik : Cast 1 : Stella Fredericha...