Chapter 13

12 1 0
                                    

STELLA!

Sepeninggal Niken dan Luisa, Aku buru-buru bergegas ke kamar---enggan bertemu Rimba kalo masih stay di pantry. Niken dan lulu saja sepertinya memang sengaja pamit lebih cepat---Merasa sama sepertiku---Rimba malah lebih menakutkan seperti sekarang ini.

Aku melempar malas tubuhku ke kasur. Aku tutup wajahku dengan bantal sembari menghela nafas kesal.

Bahkan saking kesalku, Sesekali menggerutu sendirian dalam selimut!

Dan Selang beberapa menit, ketika aku baru ingin terlelap, tiba-tiba suara ketukan pintu, ku dengar samar-samar---sontak saja mataku langsung melek dan aku memasang lebar telinga hendak memastikan kalo benar pintu kamar ku yang sedang diketuk.

Toktoktok!

Suara ketukan itu kembali terdengar jelas. Dan suara Rimba ku denger dari balik pintu.

"Cha..." panggilnya dari balik Pintu sembari terus menggedor-gedor pintu.

Aku hanya diam dan secepatnya beranjak dari tempat tidur, hendak mengintip dari sela jendela. Dan benar ada Rimba mengetuk pintu kamar sekali lagi dan itu buat ku semakin cemas. Aku bingung antara bukain pintu atau membiarkannya saja.

"Chaaa... bukain dong" panggilnya lagi dengan suara sedikit lebih lembut.

Dan aku  yang melihat ekspresi wajahnya yang masem buat ku sedikit ibah---yang akhirnya membuat ku ingin membukakan pintu. "Iya gue bukain" jawabku sembari membuka kunci pintu.

Glek!

aku membuka sedikit pintu dan mengeluarkan setengah badanku dari balik pintu.

"Ada apa?" Tanyaku dengan badan masih dalam posisi mengintip.

Rimba mendengus sembari geleng-geleng kepala, mungkin dia heran akan ulahku saat ini  "Gue laper" ucapnya terlihat memelas.

" Eh*?"

"Eh eh apa, Gue laper---Buatin makan gih!" Pintanya Lagi buatku setengah mati bengong.

"Ih enak aja nyuruh-nyuruh Ogah." dengan perasaan aneh aku menarik keras gagang pintu. namun tertahan oleh tangan kekar Rimba.

"Bentar sinis." Ucapnya dengan menguatkan pegangannya pada gagang pintu.

"Apasih lepasin!" Gue melotot ke Rimba sambil menggigit bibirku gemas.

" Chaaaa... serius laper nih "Eluh Rimba

"Gue seharian belom makan" lanjutnya lalu melepas gagang pintu kamarku.

Aku terdiam sejenak "Heh, Kenapa belom makan.?" Tanyaku kemudian seiring dengan aku yang membiarkan tanganku ikut lepas dari gagang pintu.

Rimba yang melihat pintu kamar sudah terbuka lebar (bebas) membuatnya melangkah pelan-pelan namun pasti menerobos masuk kedalam kamar. "Gue kan anterin tuan Putri seharian ini"

Dan gue hanya bisa menatapnya diam membiarkan dirinya masuk "Lah dikasih waktu empat jam bebas kenapa gak dipakek buat cari makan!" Tanyaku lagi.

"Gue gak bawa dompet. Ketinggalan dijok motor. "

"Yaelah gak punya duit---Ngomong dong woy. Wakeup." Gue meniup wajahnya sebal.

"Busuk Cha" Cerocos Rimba setelah merasakan hembusan Nafas dari mulutku.

Aku terkekeh dan mendorongnya keluar  "Udah sana-sana keluar, Tungguin diluar gue mau gantian!" ucapku lalu menarik gagang pintu kamar agar tertutup.

"Jangan lama !" Teriaknya dari balik pintu ketika aku sudah berhasil menutup pintu.

"Iya bawel-anak jalanan manja." Gumamku entah dia dengar atau gak. Kemudian aku bergegas masuk ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajah dan menggosok gigi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Triangel (PINDAH KE WEBNOVEL!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang