Sasya & Rakan: Bagian 5

850 16 3
                                    

Selamat membaca😊

____________________________________

"Perhatian yang diberikan seseorang pada  kita bisa membuat kita jatuh hati."

-------------------------------------------------------------

    

"Sasya!"

Sasya mendongkak saat namanya dipanggil. Dan saat tahu siapa yang memanggilnya, tangisnya pun pecah. Cowo itu langsung gelalapan. Rakan, cowo yang menghampiri sasya itu langsung berjongkok dihadapan sasya.

"Rakan.. hikss.. hikss.. huaa!" Tangis sasya pun makin jadi dan itu membuat diri rakan bingung.

"Loh, lo kenapa nangis hah?" tanya rakan kebingungan.

Sasya menatap rakan dengan berlinang air mata. "Sakit.. hikss.." matanya mengarah pada luka gores di kakinya. Mata rakan pun mengikuti arah pandang sasya. Dan disana ia bisa lihat, ada luka goresan di lutut saya dengan darah yang mulai mengering.

Padahal itu luka kecil, kenapa harus sehisteris itu?

Hei kau lupa kalau sasya cengeng?

Tiba-tiba ide mencari kesempatan dalam kesempitan terlintas diotak pintar rakan. Diam-diam senyum devil terlukis dibibirnya.

"Yaudah kita obatin yuk!" ajak rakan pada sasya yang senantiasa sesenggukan.

Sasya mengangguk cepat. "Tapi sasya hikss.. gak bisa jalan, gimana dong.. hikss?"

Senyum misterius terkulum dibibirnya antara geli melihat wajah sasya yang memerah sehabis menangis dan antara ini adalah kesempatan yang bagus untukknya.

Hahaha!

"Gue gendong, mau?" tawar rakan menatap sasya lembut.

Sasya tampak berpikir. Jika ia tidak menerima tawaran rakan, lalu bagaimana ia pulang? tapi jika ia menerima tawaran rakan, bisa saja ia akan di culik dan diperlakukan tidak baik?

Otak sasya mulai berkontraksi yang negatif-negatif gaess!

"Jadi?"

Sasya menatap rakan dalam, memastikan kalau tidak ada rencana jahat yang ia bisa baca dari matanya. Tapi nihil tidak ada apa-apa.

Senyum geli muncul dibibir rakan. Ia tahu isi otak sasya sasya ini.

"Lo tenang aja, gue gak akan ngapain-ngalain lo." ucap rakan tiba-tiba.

Terkejut! itulah yang dirasakan sasya. Bagaimana rakan bisa tahu pikirannya? jangan-jangan dia cenayang?

"Gue bukan cenayang. Tenang aja!"

Dan boom! sasya dibuat terkejut lagi!

"Ayo! lo kebanyakan mikir tau gak."

Sasya cemberut. Wajar sajakan kalo ia curiga. Ia kan baru kenal dengannya.

Rakan sudah berjongkok didepan sasya. Menunggu sasya yang tak kunjung menaiki punggungnya. Sedangkan sasya masih terdiam, masih menimang-nimang.

Sasya & RakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang